☾
D-10
"Lalice"
"Lalice kembalilah, bangun"
Kedua kelopak mata lisa terbuka. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya. Menangkap kilau cahaya lampu yang memasuki matanya. Pikirannya melayang menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan kembali apa yang baru saja dia mimpikan.
Entah mengapa. Meskipun belum ada hubungannya, lisa merasa ini berhubungan. Tentang dia yang melupakan kejadian hari itu dan mimpi-mimpi ini.
Bukan lisa tidak mempercayai keluarganya. Hanya saja curiga itu perlu. Dia tau ada yang disembunyikan darinya. Lisa menutup rapat apa yang dia dapat. Dia ingin mencari tau sendiri apa yang terjadi.
Lisa bangkit, mengambil handphone diatas nakas. Menyalakan layar kunci dibenda kotak itu. Lisa membuka aplikasi Notes dan menuliskan mimpi yang dia dapat. Catatan lisa penuh dengan teori-teori yang dia dapat baik dari mimpi atau kejadian janggal didunia nyata yang ia alami.
Lisa mengingat kembali kejadian siang ini. Setelah menulis catatan lisa membuka galeri foto hasil karya-karyanya. Menatap gambaran wajah pria yang selalu digambarnya. Pria dimimpinya.
"Aku yakin itu dia. Who are you?", lisa mengadahkan kepala keatas menutup mata lalu menarik nafas dalam.
"Lisa", lisa membuka mata, menatap gadis yang memanggilnya
"Ah rose ada apa?"
Rose melangkah mendekati lisa, mendudukkan tubuhnya disebelah lisa. Menatap lisa, hingga matanya beralih menatap sinar sedikit redup yang tertutup kaos di bahu lisa.
Lisa mengikuti arah pandangan rose saat ini. Ah, batin lisa dengan senyuman miring tipis menatap sendu gadis disampingnya.
"Kenapa kau kemari?", lisa memecah keheningan.
Rose seperti tertangkap basah. Berperilaku aneh, gugup. "Ahh anii lisa. Ehh hai a-ap aku hanya boleh kesini kalau ada tugas saja hah?! Aa-aku juga anak eomma tau, saudaramu"
"Mengaku-ngaku dasar", Lisa mengembangkan senyumnya.
"Rose boleh aku bertanya?"
"Tentu, tanya saja lisa"
"Kau menganggapku saudara kan?"
"Bukankah baru saja ku bilang kalau aku juga anak eomma mu"
"Tidak ada kebohongan dalam keluarga kan?"
Deg
Jantung rose berdetak cepat. Rose menatap lisa dalam.
"T-Tentu saja lisa. Aku tidak pernah membohongimu"
"Hei tenanglah rose aku hanya bertanya. Aku bukan sedang menembakmu tak perlu gugup haha", lisa tertawa. Tidak dengan rose yang tetap diam menatap sahabatnya.
"Alice, rose", lisa menoleh mendapati eomma berada didepan pintu.
"Ayo makan"
"Baik eomma", ucap lisa. Melihat eomma meninggalkan ruangan lisa menggenggam tangan rose.
"Ayo rose, kenapa diam aish biasanya ada makanan kau semangat. Kajja", lisa menarik tangan rose, melangkahkan kaki menuju ruang makan.
Ruang makan
Beginilah suasana makan keluarga besar Kim. Tidak ada percakapan. Dentingan sendok garpu diatas piring dan sesekali suara gelas yang berbenturan dengan meja makan.
Tidak perlu lama kegiatan membosankan itu selesai. Baru saja lisa ingin berdiri tapi diurungkan, eomma memanggilnya sehingga semua mata kini tertuju padanya.
"Alice"
"Ya eomma?", lisa tidak suka situasi ini.
"Chanyeol sudah menceritakannya. Apa kau sakit?"
Lisa tidak suka semua mata tertuju padanya, dan sekarang ditambah mereka hampir melotot menatap lisa. Apa aku berbuat salah. Hentikan, batin lisa.
"Apa maksud eomma? Aku sehat"
"Kau berteriak merintih kesakitan dan menyentuh bah-"
"Lily?! Apa itu.."
"Alice?!"
Baiklah lisa suka diperhatikan. Tapi tidak dengan situasi seperti ini. Sungguh menyebalkan. Dia tidak melakukan kesalahan tapi kenapa seperti diintrogasi seakan dia penjahat.
Lisa memotong semua tidak ingin terlalu larut.
"Hanya capek eomma terlalu banyak menulis hari ini", lisa tidak berbohong memang hari ini dia merangkum tugas.
"Alice"
"Tanya saja pada rose. Bu yoona menyuruh kami merangkum 2bab dalam 1jam"
"Apa itu benar rose?", kini semua mata menuju ke rose mencari kebenaran
"Nee eomma", ucap rose
Shin min ah tau Alice sedang menutupinya. Apa Alicenya kini sudah mengetahuinya? Tidak. Jika Alice mengetahuinya tidak mungkin Alice masih disini dan tetap memanggilnya eomma.
"Eomma, appa, haraboeji", ucap lisa memecah keheningan. Semua kembali menatapnya.
"Ada apa Alice?"
"Victory", ucap lisa.
Semua tubuh baik Shin min ah, Kim woo bin, Kim won hae, rose dan para keluarga lain membeku. Nama yang sudah hampir 6bulan ini tidak ada yang menyebutnya. Tidak. Bukan karna mereka melupakannya. Kejadian malam itu, menyebabkan semua tidak berani mengucapkan nama itu kembali.
Pyarr
Kim won hae, memecahkan keheningan. Gelas terjatuh dari tangannya. Tidak hanya itu.
Braaakk
Pintu utama rumah tersebut terbuka keras seperti ada yang mendobraknya dari luar. Bahkan suaranya terdengar hingga ke ruang makan. Lisa merasa kejanggalan, dia menoleh menatap kearah datangnya suara. Baru saja lisa berdiri ingin menghampiri, tangganya di cegat oleh rose.
"Lisa jangan", ucap rose
"Nyonya, Tuan!", semua menoleh menatap Chanyeol datang dengan kondisi yang bahkan tidak terlalu baik. Wajahnya terluka. Kehabisan nafas. Ada apa dengannya? Apa dia habis olahraga?, batin lisa.
"Ada apa chanyeol?" Ucap Shin min ah
"He's back"
Sungguh lisa tak mengerti kenapa dia tersenyum mendengar itu.
☾
. . .Hi ku kembali 💃🏻
Maaf untuk tidak up minggu lalu.
Semoga kalian suka part ini.Spoiler for you, next chap salah satu dari pertanyaan kalian akan mulai terjawab.
Kusuka liat kalian penasaran
. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
When She Become Mine [TAELICE]
RomanceTakdir Alice sudah terbentuk sejak ia lahir. Kemanapun lalice pergi, dia tak akan bisa menghindarinya. "Kamu tidak akan bisa kemana-mana" "Perjanjian tetap perjanjian" ⚠️🔞 Start: 081119 End: -