☾
Gelap.
Mimpi indah lisa berubah menjadi gelap seketika. Lisa tak suka kegelapan ini.
Tap
Tap
Tap
Cklek, sreek. Lisa mendengarnya, "suara pintu? Ada orang lain selainku dimimpi ini?", batin lisa.
Tap.
"Suara langkah sepatu", batin lisa.
Tap .. Tap.. Tap.
"Tidak, suaranya makin mendekat", batin lisa
Dalam kegelapan mata lisa terus bergerak kekanan kiri mengawasi. Hening. Suara langkah itu menghilang. Lisa semakin tak tenang, hatinya bergemuruh. Tidak pernah lisa merasakan ini. Lisa menutup matanya dan melihat kebawah menenangkan gelisahnya.
Lisa belum yakin untuk membuka suaranya. Dia pernah belajar dari haraboeji bahwa mimpi tidak sepenuhnya milik kita, perubahan mendadak dalam mimpi bisa saja dari luar. Meski ini dunia mimpi, lisa masih bisa menggunakan akalnya. Bersyukur sekali dia mempelajari hal seperti ini, ternyata ada gunanya.
"Lalice", Deg. Detak jantung lisa seolah berhenti, hanya mendengar suara rendah itu mampu membuat lisa seakan mati membisu.
Lisa side..
"Angkat kepalamu lice", suara itu lagi ah ada apa denganku kenapa aku tak berani, ah bagaimana jika dia menyakitiku, bodohnya aku selalu tertidur setiap pembelajaran haraboeji.
"aku tak akan menyakitimu, tak usah takut" , tunggu bagaimana dia .. rasa keingintahuan ku lebih besar dari pada rasa takutku. Bagaimana dia tau apa yang kupikirkan. Ku buka mataku dan mengadahkannya keatas
"Bagaimana kau ta.. tau", ucapku, ah tidak bagaimana ini kenapa aku menjadi gagap. Jangan menyalahkanku, salah kan dia, ntah siapa dia. Membuat jantungku berhenti untuk kedua kalinya. Laki-laki didepanku.
Bagaimana dia, begitu tampan. Dia bukan laki-laki, dia seorang pria. Ku tatap matanya kemudian turun ke hidungnya, lalu bibirnya
"Sexy". Mukanya yang sedari awal dingin berubah menghangat, menatapku dengan arti yang tak bisa kujelaskan. Ada apa dengannya, kenapa ekspresinya berubah, memangnya aku bicara.. seketika ingatan akan beberapa detik yang lalu muncul. Bodohnya Alice Kim, pantas saja, kau melecehkannya lalice!.
"Maafkan mulutku yang kurang ajar", ucapku. 1detik 2detik.. tidak ada jawaban. Sudah 1 menit dan pria dihadapkan ku ini hanya diam saja. Baiklah ucapkan selamat tinggal dan bangunlah lalice.
"Aku harus pergi, temanku akan datang aku harus bangun. Selamat tinggal" ucapku meninggalkannya.
Baru saja melewatinya. Grep. Tanganku ditarik, sangat cepat. Begitu cepat sehingga aku hampir jatuh menatap tembok. Aku menutup mataku. Kenapa tidak ada rasa sakit. Justru, aku merasakan hangat, bahkan nyaman. Tunggu apa ini? Aku merasakan ada tangan yang melingkar dibahuku, bahkan aku merasakan ada telapak tangan di punggungku. Aku jatuh! Ya aku jatuh kepelukan pria itu.
Tak lama pria itu melepaskan pelukannya. Dalam diam, pria itu berjalan mendekat tanpa melepaskan matanya melihatku, seperti tersihir, aku mengikutinya, hanya saja aku berjalan mundur hingga punggungku menatap tembok. Entahlah auranya begitu dingin atau wajahnya yang tampan, membuatku menurutinya.
Kedua tangannya mengunciku. Deg. Wajahnya terlalu dekat. Deg. Aku bisa merasakan nafasnya.
"Disini lah, sebentar", ku tatap mata pria itu, kemana perginya mata dingin itu? Kenapa mata itu menunjukkan kerinduan. Jangan seperti itu.. kumohon. Aku tidak suka.
Cup
Gila! Ada apa denganmu Alice! Bagaimana bisa kau mencium seorang pria. Bahkan kau tak mengenalnya. Cabul sekali dirimu lalice. Apa 16tahun tanpa satupun pacar membuatmu sebejat ini Alice ? Akh bodo lalice!.
Pria itu tersenyum. Aku merasakannya, ada gerakan di bibirku dan astaga lalice kau masih menciumnya!
Aku yang bergulat dengan pikiranku sendiri tidak sadar bahwa aku masih dengan posisi menciumnya hingga saat ini.
Lisa side end..
☾
KAMU SEDANG MEMBACA
When She Become Mine [TAELICE]
RomanceTakdir Alice sudah terbentuk sejak ia lahir. Kemanapun lalice pergi, dia tak akan bisa menghindarinya. "Kamu tidak akan bisa kemana-mana" "Perjanjian tetap perjanjian" ⚠️🔞 Start: 081119 End: -