Truth (1)

2.9K 304 8
                                    


Ting Tong...

Ting Tong...

Cklek..drrrt. Pintu terbuka menampilkan sosok wanita berumur yang masih sangat cantik. Rose yang masih belum terbiasa akan keajaiban paras wanita yang didepannya, tersentak ketika namanya dipanggil berulang kali,

"Rose.. Rose", ucap wanita itu

"Ah ahjuma! Ani ani ani imo? Ani aku dan lisa tidak ada hubungan keluarga", rose sibuk menganggukkan kepalanya, mencari panggilan yang tepat untuk wanita dihadapannya.

"Eomma, teman Alice adalah anakku juga", rose menghentikan tingkahnya dan seketika senyum manis gadis itu merekah.

"Tentu eomma, ah aku mencari lisa kita akan ..."

"Sudah eomma tau, Alice dikamar rose seperti biasa, masuklah", ucap eomma lisa mempersilahkan rose untuk masuk.

Rose memasuki kediaman Kim. Wahh...Kagum, terpana, itulah gambaran ekspresi rose saat ini. Mau sesering apapun dia mengunjungi tempat ini tetap saja tak bisa menghilangkan kekagumannya. Rose menaiki lantai tangga satu persatu. Eomma lisa? Setelah menutup pintu, eomma lisa bilang akan menyusul nanti dan memisahkan diri menuju kedapur. Cklek. Rose membuka pintu kamar lisa, pemandangan didepannya membuat rose menghela nafas.

Aku memang menyuruhnya tidur, tapi tidak begini juga, batin rose. Dilangkahkan kaki itu menuju ranjang sahabatnya. Tunggu, rose menghentikan langkahnya menatap lisa, ada yang salah. Raut wajah rose sedikit memucat, membalikkan badannya dan segera berjalan keluar, rose yang kini berada diujung anak tangga berteriak, masa bodo dengan etika bertamu saat ini

"Eomma ! Eomma Lisa ! Eommaaa", teriak rose dengan nafas yang tidak teratur

"Ada apa rose?" Shin min Ah keluar dari dapur, berjalan menuju rose, langkahnya belum sampai ke gadis itu

"Lisa, eomma! Lisa!", melihat wajah rose yang ketakutan dan panik, merubah arah langkahnya menuju kekamar lisa, tidak berjalan tapi berlari, rose mengekori Shin min ah yang terlihat panik melebihinya.

"Lisa, eomma! Lisa!", melihat wajah rose yang ketakutan dan panik, merubah arah langkahnya menuju kekamar lisa, tidak berjalan tapi berlari, rose mengekori Shin min ah yang terlihat panik melebihinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ALICE!", Shin min ah tidak percaya apa yang dilihatnya, bagi orang lain gadis kecilnya terlihat tidur, tapi tidak untuk Shin min ah. Dia melihatnya,

"Apa yang kau lakukan?! Kau ingin mengambil Alice dariku ?!" Teriak Shin min ah

Sosok itu menatapnya tajam, ber smirk. Sosok yang tidak dapat dilihat orang biasa. Bahkan rose kebingungan eomma lisa sedang berbicara dengan siapa. Duduk dikursi yang berada disebelah lisa.

"Hanya menyapanya", memalingkan wajahnya menatap Alicenya yang tertidur,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanya menyapanya", memalingkan wajahnya menatap Alicenya yang tertidur,

"Selamat datang kembali my wife", tersenyum

Shin min ah geram melangkah mendekati sosok itu, baru satu langkah, wuusss, entah dari mana muncul angin tersebut. Menghilangkan sosok yg menyebabkan putrinya seperti ini.

Dilihatnya kembali sosok putrinya yang masih tertidur, keringat yang menempel sudah tidak sebanyak tadi namun tetap saja terus mengalir,

"Bangun Alice, bangun", Shin min ah mengguncang badan lisa, tidak ada respon. Menghentikan guncangan itu, Shin min ah duduk pinggir kasur lisa menggengam erat tangan putrinya

"Kembalilah Alice eomma mohon", ucapnya mencium punggung tangan lisa

Rose mendekati kedua orang itu, berjongkok menghadap samping kepala lisa, tangannya terulur menangkup salah satu pipi lisa.

"Lisa bangunlah, lisa bangun"

"Alice kembali sayang, Alice bangun Alice"

"Eomma, rose?", suara lisa memecah suasana

Shin min ah memeluk tubuh lisa. Badannya bergetar, batin lisa.

"Eomma? Ada apa?"

Shin min ah melepaskan pelukannya, tangannya menggenggam kembali kedua tangan lisa.

"Alice kau tak apa?"

Lisa bingung, tak mengerti ucapan eommanya. Digerakannya tangan yang digenggam eommanya,

"Aww, aakkh. Eomma sakit", aku hanya tidur sebelumnya tak melakukan apapun, batin lisa

"Alice tenang jangan terlalu gerakan tubuhmu sebentar eomma ambilkan air panas dan salep pereda nyeri", Shin min ah membalikkan badan menemui sosok rose yang memandangi mereka sedari tadi.

"Rose tolong jaga lisa", ucapnya sebelum beranjak pergi.

Rose mendekat, duduk ditempat yang Shin min ah duduki tadi. Menatap lisa yang sedang melamun. Shock, mungkin itu yang dirasakan temannya, rose mengerti.

"Hei kenapa kau melamun, eh hai kenapa kau menyentuh bibirmu, wah Alice sekarang kau mengacuhkan ku dan tersenyum sendiri. Temanku benar-benar tidak waras", rose kira temannya memang benar-benar tak waras.

Shin min ah datang membawa air panas dan salep. Diletakannya baskom itu di nakas dekat tempat tidur Alicenya. Shin min ah heran dengan ekspresi    Alice yang dilihatnya, apa yang dilihat rose itu juga yang dilihatnya.

"Rose ada apa dengan Alice ?"

"Aku tak tau eomma coba eomma panggil", ucap rose

"Alice sayang", Shin min ah mendekat mengelus rambut lisa. Lisa berhenti akan lamunannya, lisa tersenyum

"Eomma, aku ingin bertanya"

"Tanya lah Alice", ucap Shin min ah menyiapkan kompres air panas untuk menyeka keringat dan rasa sakit di badan lisa

"Victory"

Deg

"Eomma mengenal victory?"

"Eomma mengenal victory?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

When She Become Mine [TAELICE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang