First (Victory)

3.4K 341 6
                                    

V side..

"Lalice"

Tak ada jawaban.

"Angkat kepalamu lice"

Dia masih diam. Apa dia takut?

"ada apa denganku kenapa aku tak berani, ah bagaimana jika dia menyakitiku", batin lalice

"aku tak akan menyakitimu, tak usah takut"

"aku tak akan menyakitimu, tak usah takut"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana kau ta.. tau", Lucu. Sedetik yang lalu dia takut padaku, sekarang dia justru mengedipkan matanya, dan sedetik kemudian dia menjadi gugup

"tampan", ucap lalice
Tentu saja aku tampan, gadis kecilku.

"Sexy", Desiran aneh menjalar disekujur tubuhku. Julukan itu sering kudapatkan. Bahkan kata itu sering ku dengar dari pikiranmu saat membaca majalah pria. Aku tidak menyangka, mendengarnya langsung darimu. Tatapan mu. Jangan lice..

Aku menginginkanmu, lalice.

"Aku harus pergi, temanku akan datang aku harus bangun. Selamat tinggal"

Dia pergi. Tidak. 16tahun aku menunggu.

Grep

Sungguh menggemaskan, dia menegang saat aku memeluknya. Aroma lily, aromanya begitu samar. Aroma ini, aku menyukainya. Bukti perjanjian.

Pelukan terlepas

Ku langkahkan kakiku kearah nya, dia mengikuti dengan berjalan mundur, gadis pintar. Posisi lalice benar-benar terhimpit, tak ada lagi jarak.

"Disini lah, sebentar"

Ku tatap sekali lagi wajah gadis kecilku. Mata bulat, hidung mancungnya, pipinya yang tembam, dan lihat bibir plumnya sangat menggoda. Aku ingin menciumnya.

Cup

Deg..

Deg..

Bibir lalice lembut. Tidak bisa dikatakan ciuman, lalice hanya menempelkan bibir ranumnya, tidak ada lumatan.

Aku tersenyum. Gadis kecilku...Tidak. Pengantinku, kau membangunkan hastratku yg tertidur.

Tidak ada tanda lalice menolak, ku lumat lembut bibir bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada tanda lalice menolak, ku lumat lembut bibir bawahnya. Lalice membalas dengan lumatan kecil tak beraturan. Manis. Bibir lalice manis, aku menyukainya. Sangat menggemaskan, dia hanya belum berpengalaman tapi itu membuatnya sangat lucu.

Gadisku memang belum pandai berciuman tapi rasanya jauh berbeda dari mereka yang menawarkan tubuh mereka di setiap malamku. Lalice ku terbaik. Hanya dengan lumatan singkat, rasanya begitu luar biasa. Dimimpi saja rasanya begitu hebat, bagaimana di kenyataan. Ah sial! Jika tau rasanya begini, aku tidak akan menyetujui janji itu.

Tak lama ciuman berakhir, lalice kehabisan nafas, jika saja tak mengingat bahwa lalice masih manusia, ciuman ini mungkin berakhir lebih lama. Bibirnya akan menjadi favoritku.

"Aww", lalice meringis kesakitan.

Tanda yang tadinya transparan, mulai terlihat. Meski hanya tipis. ☾ ☀ Cantik.

V side end..

Lisa mengatur nafasnya dan detak jantungnya yang tak beratur. Gila, bagaimana mungkin rasanya seperti nyata. Tapi lihat kenapa hanya aku saja yang kehabisan nafas sedangkan dia baik-baik saja bahkan mukanya tetap dingin, kemana muka hangatnya tadi. Menyebalkan!, batin lisa.

"V, ah tidak. Kau bisa memanggilku victory, lalice"

Lisa menatap pria yang dihadapannya, heran. Apa pria itu berbicara dengannya? Tapi tidak ada siapapun disini selain ..

"Ya", ucap pria itu

"Huh?", blankface Lisa muncul, dia heran dia belum menjawab pernyataan pria didepannya, lalu kenapa pria itu..

"Aku bisa membaca"

"Membaca?", tanya lisa

"Pikiranmu", ucap pria itu, seketika tubuh lisa kembali menegang. Jangan bilang..

"Iya, aku membacanya", satu kalimat itu membuat rasa percaya diri seorang lisa menciut, bagaimana tidak?! Sedari tadi pikirannya mengatai pria itu, bahkan berpikiran mesum dia juga membacanya? Dan apa yang kupikirkan sekarang.. Lisa menghentikan pikirannya, menatap pria didepannya menunggu jawaban

"Itu juga. Bicara saja. Tak usah disimpan"

"Baiklah tuan V"

"Victory", tegasnya

"Bukan kah tadi kau bilang", belum selesai dengan kalimatnya, V memotong pembicaraan lisa

"Victory"

Lisa menghela nafas. Sungguh dia heran, pria dingin ini sangat kekanakan sekali, bukankah V atau Victory sama saja tuan?, lisa sadar bahwa mau menggerutu bagaimanapun pria itu akan membaca pikirannya.

"Beda", ucap V. Lihat baru ku membatin dia sudah membalas, batin lisa

"Bagaimana kau tau namaku?"

"Maaf lalice", lisa mengerutkan dahi, suara dingin pria itu berubah, dari suara saja sudah terbaca begitu banyak kesedihan dan penyesalan.

"Keluargamu, begitu karnaku. Tunggulah sebentar lagi. Jangan bersedih. Jangan menangis. Mereka akan menjelaskannya, bertahap, hingga aku datang", ucap V

Entah mengapa Lisa mengangguk. Siapa dia lisa tidak mengetahuinya. Hanya saja, diri Lisa mempercayai perkataan pria didepannya.

Deg. Jantung lisa tak baik lagi, dasar Victory salah kan dia yang mendekatkan wajahnya tiba-tiba. V mengambil liontin dari kalung yang dikenakan Lisa, mengecupnya sekilas. Lisa hanya memandang apa yang dilakukan pria itu, jantung nya benar-benar menjadi tidak sehat, sebangun dari ini mungkin Alice akan dikenai penyakit serangan jantung usia dini.

V dengan posisi yang sama, mengangkat wajahnya menghadap Lisa, jarak sangat dekat. Hingga, cup. V mengecup singkat bibir lisa

"Kembalilah lalice, semua menunggumu", suara V semakin samar hingga

"Alice bangun" "Alice Alice ", suara eomma, tunggu ada suara rose. Mataku perlahan terbuka, ah aku kembali.

☾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When She Become Mine [TAELICE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang