T U J U H

815 112 5
                                    

"Namanya Jung Hoseok,  anak Gwangju kalau tidak salah. Keluarganya bisa di bilang lebih dari cukup. Kakaknya seorang youtuber yang lumayan terkenal, dia sendiri katanya sekarang sudah punya penghasilan sendiri di samping kegiatan kuliah. Kalau kataku sih ya Jim,  Yoongi masih ada rasa dengan Hoseok."

"Kenapa?"

"Ya coba lihat sendiri lah. Hoseok wajahnya tampan, tinggi juga, terlebih sifat dia itu baik sekali walau kalau sudah marah ya seram. Kalau Hoseok tidak suka sibuk sendiri mungkin mereka juga langgeng sampai sekarang. Aku juga kalau jadi wanita atau bottom pasti mengejar Hoseok."

Jimin terdiam, Taehyung menyeringai jahil.

"Ku beritahu ya Jim,  Hoseok ini memang royal. Bahkan kalau aku menemani Yoongi, dia juga membelikanku makanan. Aku pernah di kasih jam tangan mahal saat ulang tahun dulu. Kalau Yoongi jangan di tanya,  butuh apa-apa juga tidak perlu bilang biasanya sudah ada. Kalau Hoseok sibuk,  tinggal kode sedikit,  wusssh langsung di kabulkan. Coba, siapa yang tidak mau dapat pasangan seperti orang ini. Tampan iya,  ber duit iya, baik iya,  tidak neko-neko, setia, cuma sibuknya saja yang cacat."

"Bacot. Ambil kembaliannya. Aku duluan." Jimin dengan geram menaruh beberapa lembar uang di atas meja sebelum beranjak pergi. Pusing dia mendengar Taehyung yang sekarang tampak bahagia. Taehyung memang sengaja memanas-manasi Jimin karena dia tau,  Jimin tidak suka kalah dan tidak suka di banding-bandingkan.

.




.


.

"Yoon,  astaga." Irene menghela nafas berat melihat kamar sepupunya. Yoongi sendiri terlihat kusut di atas lantai,  rebahan dengan tumpukan kertas berserakan. Matanya berkantung dan pipinya sedikit menirus, kalau kata Irene sih, Yoongi sedang dalam fase Zombie, mengerjakan tugas tanpa henti.

"Bisa buatkan aku jus atau semacamnya tidak?  Sumpah, aku sakit kepala."

"Mau aku pesankan chatime?"

"Strawberry smoothie. Pearl,  es medium, gulanya medium."

Irene mengangguk, mengambil ponsel lalu duduk di samping Yoongi, memesan minuman lewat aplikasi lalu menghela nafas lagi.

Sebenarnya dia sedikit risih jika rumahnya berantakan, tapi apa daya, dia juga tidak tega memaki sepupunya itu terus menerus.

Memang, di lain sisi, Yoongi itu tidak tau diri. Sudah menumpang gratis, benar-benar tidak memodali apa pun tapi bertindak bak tuan rumah. Malas bersih-bersih, kalau tidur susah di bangunkan, kalau sudah makan ya taruh sembarangan dan Irene kadang di buat sakit kepala oleh tingkah Yoongi yang tidak jelas. Marah-marah sendiri kalau sudah pusing dengan tugas, memaki dengan kata kasar kalau dia kepanasan dan banyak hal lain yang jadi pertimbangan untuk di ceritakan.

Tapi, meski begitu, Yoongi bisa di andalkan jika ada sesuatu yang rusak. Dia juga kreatif, bisa membuat rak, box penyimpanan, rak gantung dan sebagainya yang jelas menghemat banyak pengeluaran. Yoongi juga pengertian kalau Irene sudah masuk dalam fase bulan merah. Kalau dia pulang, dia pasti membawakan makanan ringan atau es krim, tidak mengatakan langsung tapi akan menaruh di kulkas dengan sebuah note sederhana yang Irene sering post di sosial medianya.

'Jangan lupa makan nasi dulu sebelum es krim.'

'Kalau tidak suka, chat saja, nanti ku belikan buah yang lain.'

'Obatmu habis, aku taruh yang baru di laci kamar.'

"Jangan melamun," Tegur Yoongi.

"Ibumu menelponku tuh tadi. Dia tanya apa anaknya yang pemalas ini menyusahkan."

"Kau jawab apa?"

"Menyusahkan sekali sampai ingin aku usir."

"Cih," Irene tertawa, mengacak poni Yoongi yang mengeluh dan mengelak.

"Katanya, kapan kau mau cari kerja sambilan? Aku tidak lama lagi mau menikah loh Yoon kalau kau lupa. Kau sendiri kan yang tidak mau tinggal bersama?"

"Aku juga masih mencari. Lihat sendiri tugas kuliahku bagaimana. Kalau ini tidak menumpuk juga pasti aku sudah kerja."

"Tidak mau minta tolong carikan?"

"Siapa?"

"Hoseok," Yoongi terdiam, sedikit menimbang-nimbang jawaban yang harus dia berikan.

Irene memang sudah tau tentang dia yang belok, Irene juga santai menanggapi itu tapi Yoongi juga tau sebenarnya Irene sedikit risih dengan hubungan yang seperti itu. Dia hanya menjaga perasaan Yoongi sebaik mungkin.

"Bisa saja sih, tapi Hoseok itu sudah banyak aku susahkan."

"Coba dulu saja."

"Tidak mau,"

"Kenapa?"

"Move on dari Hoseok itu susah. Hoseok sendiri sebulan kemarin minta kami balikan. Kalau aku minta tolong begini, ya susah." Jelas Yoongi.

"Memang kau sudah tidak ada rasa lagi?"

Yoongi terdiam.

No no no no.

Dia tidak menyimpan perasaan apa-apa lagi kan ke Hoseok?

Buktinya dia sekarang malah suka sama Jimin.

Ah...

Tapi kalau Jimin sendiri bagaimana? 

Memang Jimin juga suka sama dia?

Yoongi mendadak muram.

-TBC-

[MinYoon] Oh Yeah, Handsome! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang