S E B E L A S

1K 120 20
                                    

Terimakasih untuk pembaca Setia 💙 terimakasih untuk yang sudah vote dan menyempatkan diri untuk komen. Vote dan komen kalian sangat membantu 💙💙 I appreciate that so much 💙



.


.


.


Bruuukkk...

Yoongi menjatuhkan diri di atas ranjang.

Iya benar, ranjang Jimin. Huehuehue.

Mohon maaf, tapi jangan iri.

Apartemen Jimin sedikit lebih besar dari punya Taehyung. Atau punya Jimin di bawah juga lebih besar ya? Ah tidak mungkin sih, secara dari segi hidung saja sudah lebih besar Taehyung kemana-mana.

Kamarnya memang satu, tapi lumayan besar dan rapi. Ada beberapa boneka bebek di rak, tersusun rapi dan menggemaskan. Boneka bebek yang pakai kacamata itu di hias Jimin dengan baju-baju cantik. Yoongi jadi tertawa sendiri memikirkan Jimin yang main boneka sendirian.

Kalau memainkan Yoongi pasti bukan di pasangkan baju, hehe.

Hari ini, Yoongi pindah sendirian. Barang-barangnya sudah di antar kemarin, baru sempat ia susun hari ini setelah menenangkan Irene yang menangis manja karena merasa bersalah dan merasa tidak tega pisah jauh-jauh dari Yoongi. Lagi pula Yoongi takut kalau masih satu rumah, kalau suami Irene malah dia embat bagaimana?

Jimin sendiri masih kerja sampingan. Yoongi sih belum tau banyak tentang pria itu. Dia tadi ketemu Jimin sebentar, di beri kunci cadangan, di titipkan apartemen untuk di jaga lalu berlalu begitu saja. Sepertinya Jimin sedikit telat, soalnya dia buru-buru sampai tidak sempat sarapan.

"Harum Jimin, hehe." Tersenyum sedikit mesum, Yoongi memeluk guling Jimin.

Harum Jimin, menenangkan dan lembut sekali. Seperti hujan dan permen kapas di sore hari.

Saking nyamannya, Yoongi tertidur.

Pulas.

Ngorok.

.


.



.

"Aku pulang!"

Tidak ada sahutan.

Jimin mengernyit, sedikit asing dengan beberapa benda tambahan di ruang tengah sebelum beranjak ke dapur, membuka kulkas dan meneguk air dingin. Hari ini dia lembur habis-habisan, sadar kalau menghidupi anak orang itu berat.

Terlebih Yoongi, yang kalau makan daging suka lupa diri.

Beranjak ke kamar, Jimin tersenyum saat melihat Yoongi tertidur memeluk gulingnya erat. Kamarnya jadi sedikit berantakan dengan koper Yoongi yang masih terbuka, belum selesai betul menyusun pakaian ke dalam lemari. Yoongi sendiri tampaknya belum mandi, tertidur lelah karena habis pindahan.

"Yoon," Jemari Jimin mengelus surai Yoongi pelan. Untungnya Yoongi merupakan manusia peka sentuhan, dia di elus sedikit saja sudah langsung menoleh.

"Sudah pulang?"

"Iya, sudah mandi belum?"

"Belum, maaf." Yoongi langsung mendudukkan diri, mengucek matanya pelan. "Mau ku buatkan makan malam dulu?"

"Boleh, habis itu mandi. Nanti kita makannya sama-sama."

Yoongi mengangguk lalu berjalan keluar kamar.

Seperti ada yang lupa, tapi apa ya?

.

.


.

.

"Selesai!" Yoongi tersenyum bangga. Dia sudah selesai mencuci piring, sengaja memaksa Jimin agar dia saja yang mencuci. Dia menoleh, tidak menemukan Jimin di ruang tengah, sepertinya sudah ke kamar.

Menyusul, Yoongi akhirnya menemukan Jimin sedang menonton TV di kamar tapi matanya terfokus ke layar ponsel.

Jadi tidak bisa di katakan menonton TV ya?

"Jimin, biasanya tidur jam berapa?"

"Hum?" Jimin menoleh, menatap Yoongi yang mendekat dan ikut duduk di sampingnya.

Di atas kasur.

Berdua.

Adem.

"Biasa larut atau tidak?"

"Tergantung. Kalau lembur seperti sekarang biasanya jam sembilan sudah tidur. Kapan mataku mengantuk saja sih."

"Lampunya di matikan kan?"

"Pasti." Jimin tersenyum. "Sudah cuci piringnya?  Sudah mau tidur belum?"

"Belum mau tidur, kan tadi sudah tidur lumayan lama. Aku mau menonton dulu."

Jimin mengangguk.

Yoongi akhirnya sibuk dengan acara TV, Jimin akhirnya sibuk sendiri dengan ponselnya. Kamar Jimin hanya di huni suara TV sesekali di ikuti suara Yoongi yang berbicara sendiri. Jimin sendiri tidak ambil pusing, setidaknya hari ini dia tidak kesepian seperti yang sudah-sudah.

Hoooamm....

Menguap, Jimin akhirnya menaruh ponsel di atas meja nakas, merenggangkan tubuh lalu menoleh.

"Aku tidur duluan ya?"

"Oh yasudah," Yoongi mengecilkan suara TV. "Sudah pasang alarm?"

"Aku morning person, bukan kerbau person sepertimu."

"Menyebalkan." Yoongi mencebik. "Sudah sana tidur."

Jimin mengangguk, membenarkan bantal sementara Yoongi sudah terfokus kembali dengan tontonannya.

"Hmm, Yoon?"

"Iya?" Yoongi menoleh.
























Chu~























"Selamat tidur."




Click.

Lampu di matikan.













'AAAAAAAAAAAAAA SIAL SIAL SIAL KENAPA CUMA DI PIPI KENAPA TIDAK DI BIBIR?' -Yoongi, kaget tapi mau lebih.

-TBC-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[MinYoon] Oh Yeah, Handsome! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang