E M P A T

860 126 19
                                    

Jimin.

Manusia tampan, sekarang memiliki tato temporer di bagian lengan dan leher yang menambah kesan keren serta 6 tindikan di telinga. Terkesan bad boy, tapi tampan dan juga penuh dengan perilaku sopan.

Yoongi terakhir kali melihat pemuda itu sekitar dua minggu lalu di apartemen Taehyung dan sekarang dia bertemu lagi secara tidak sengaja saat mengerjakan tugas di sebuah cafe. Demi Neptunus temannya Merkurius. Yoongi berusaha menghindari Jimin bahkan dengan tega memaksa Taehyung agar tak memberikan nomor ponselnya ke Jimin.

"Kebetulan sekali ya," Jimin memulai percakapan, menyesap minumannya santai sementara kaki Yoongi bergoyang risih di bawa sana. "Aku mencoba meminta nomormu tapi Taehyung tak memberikan."

"Oh,  hahaha,  aku sedang sibuk dan jarang membalas pesan." Yoongi menelan ludah gugup saat Jimin menatapnya.

Jimin bukan manusia bodoh, Yoongi juga tau.

"Menghindariku karena pembicaraan kita kemarin ya?"

UHUK.

Yoongi tersenyum kaku, mengangguk dengan bodohnya karena dia memang tidak gampang berbohong. Kalau kata Taehyung, Yoongi akan sulit selingkuh karena selalu menjawab semua pertanyaan dengan polosnya.

Yoongi juga tidak ada niatan selingkuh.

Dia tidak mau menghancurkan pandangan perasaan seseorang karena kepercayaannya dia permainkan.

"Kenapa?"

Yoongi melihat Jimin ragu lalu memberanikan dirinya untuk bicara.

"Sebenarnya aku suka kamu, Jim."

Sialan.

Jimin kali ini tersedak, menatap Yoongi yang mengungkapkan perasaannya secara ringan.

"Apa?"

"Iya, aku suka kamu." Yoongi memerah. "Tapi aku tidak bisa berhubungan dengan kamu."

"Errr Yoongi maaf,  tapi kenapa yakin sekali jika kita bisa berhubungan?"

DUARRRR.

Eh iya,  benar juga.

Yoongi makin memerah. "Y-ya kan siapa tau kamu juga suka aku kalau kemarin aku jadi PDKT."

Mengangguk mengerti, Jimin tampak berpikir.

"Memang kenapa kalau berhubungan denganku?"

"Aku mau punya hubungan yang tidak mengutamakan nafsu. Aku ingin hubungan yang jujur, yang saling mengisi dan juga mendukung. Aku ingin hubungan yang memperbaiki bukan cuma sekedar nafsu saja. Kalau cuma nafsu yang menjadi tujuan utama, hubungannya akan rusak kan?"

Terkekeh, Jimin memajukan wajah dan tangannya, mengusak rambut Yoongi sekilas dan sukses membuat Yoongi salah tingkah.

"Nafsu kan bagian dari manusia Yoon. Aku membutuhkan urusan ranjang bukan berarti aku tidak memperlakukan kekasihku dengan baik. Bukan berarti aku hanya membutuhkannya untuk memenuhi hormonku, bukan begitu maksudnya. Semua hubungan bisa berjalan lancar kalau dua manusia di dalamnya itu saling melengkapi dan memperbaiki. Jika ada yang salah, segera di bicarakan karena komunikasi itu penting bukan malah bertengkar tidak jelas lalu mengganti. Itu konsep yang salah."

"Tapi kan,"

"Jangan memotong, ok?" Yoongi mengangguk patuh. "Semua hubungan bisa lancar dengan atau tanpa sex. Hanya saja beberapa orang memang memiliki gaya berhubungan yang berbeda. Sekali pun aku menginginkannya dari Jungkook dan dia mau memberikannya tetap saja kan aku menolak?  Tetap saja itu bukan alasan utama kami berpisah. Tetap saja itu bukan alasan kenapa aku harus bersikap buruk atau selingkuh. Buktinya aku menjaga Jungkook dengan baik walau harus berakhir."

Benar.

Sekarang Yoongi mengerti.

"Aku harus pergi. Pikirkan apa yang ku katakan tadi ya Yoon. Tanya ke Taehyung nomorku kalau memang kamu berubah pikiran."

"Berubah pikiran?"

Jimin tersenyum, berdiri dari duduknya dan merapikan jaketnya. Terlihat keren sekali apalagi dia tadi menyisir rambut hitamnya ke belakang.

Astaga.

Yoongi jadi ingin khilaf.

"Kamu itu tipe ku, jadi tidak salah kalau aku berharap kamu berubah pikiran dan mau dekat denganku kan? Aku tunggu ya. Duluan Yoon."

Sialan.

Sialan.

Sialan.

Iman Yoongi lemah.


-TBC-

[MinYoon] Oh Yeah, Handsome! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang