7. Meet Again

186 36 7
                                    

"Halo..." suara yang sangat dirindukan Chaca itu akhirnya ia dengar.

Pagi ini, Chaca menelpon sang kekasih sambil mempersiapkan tas beserta perkakas kampusnya yang perlu ia bawa.

"Halo, Kak Satya.."

"Kenapa pagi2 udah telepon, Cha? Kangen aku ya?"

Selama sesaat Chaca tersenyum mendengarnya, namun senyumannya seketika luntur saat mengingat hal yang baru ia sadari tadi malam.

Sadar bahwa sudah 2 hari Satya tidak menghubunginya sama sekali.

Dan akhirnya ia berpikir.

Apakah Satya tidak akan menghubunginya lagi bila pagi ini dia tidak menelponnya duluan?

"Kakak bisa anter aku ke kampus nggak? Motor aku masih dipake mama nih"

Chaca susah selesai berberes, dia mendudukkan dirinya pada ranjangnya sambil meneruskan panggilan tepelon itu.

"Kelasnya jam ?"

"Sepuluh"

"Emm, gimana ya Cha..."

"Nggak bisa ya?"

Lalu bisa Chaca dengar suara deheman dari seberang sana.

"Maaf banget, Cha. Ini aku harus nganterin Yuna dulu ke klinik"

"Loh... Yuna sakit?"

"Iya, dari kemaren badannya dia panas banget"

"Yaudah, Kakak nganterin Yuna aja, biar aku naik ojol"

"Nanti biar aku yang anter kamu pulang yaa, selesainya jam dua belas kan?"

***

Butuh waktu lebih lama untuk Satya agar dapat sampai ke fakultasnya. Saat tengah hari seperti ini jalanan yang menjadi rutenya menuju kesana sedang ramai-ramainya.

Jadi Chaca sempat menunggu Satya cukup lama, meskipun tidak sampai satu jam. Untung saja Sakura setia menemaninya sampai Satya datang.

"Yuna gimana, Kak?" tanya Chaca yang baru saja duduk di jok mobil Satya.

"Sekarang dia udah mendingan kok, cuma perlu istirahat total. Jadi dia sekarang dirawat inap, besok atau lusa kayaknya juga udah boleh pulang"

"Emangnya dia sakit apa sih?"

"Kata dokter dia kecapekan, kemaren lusa dia juga kehujanan, makanya dia sampe panas tinggi gitu"

"Oh.."

Ini adalah kali pertama mereka berdua, dimana suasana mobil disepanjang perjalanan benar-benar sepi.

Sunyi senyap.

Saat ini jauh lebih sepi dari saat mereka berdua pulang dari rumah Satya tempo hari.

Sebenarnya Chaca sudah ingin membuka pembicaraan, namun Satya benar-benar sedang tidak bisa diganggu.

Tangan kirinya memang ia gunakan untuk memegang setir mobil dengan santai, namun tangan kanannya ia gunakan untuk bermain ponsel.

Entah apa yang saat ini Satya lakukan, namun dia benar-benar fokus menatap layar ponselnya, sambil tetap melihat jalanan karena dia juga menyetir.

Setelah cukup lama Chaca amati, dia menyimpulkan bahwa lelakinya itu sedang bertukar pesan dengan seseorang, jarinya sibuk mengetuk-ngetuk huruf yang terpampang pada layar ponsel Satya.

"Kak, ditaruh dulu gih hpnya. Bahaya tau, kalo main hp sambil nyetir"

"Iya bentar..."

Namun Satya masih asyik dengan dunia mayanya itu.

PERFECT [Cho Seungyoun and Lee Chaeyeon] ✔ | 2nd of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang