4. B(r)eaker Glass

201 32 0
                                    

"Kira2 siapa ya tuh cewek? Kok Bang Satya sampe kayak gitu?"

"Nggak tau deh gua, pokoknya gua denger Bang Satria manggil 'Lin' gitu"

Mendengarnya, napas Chaca terasa sesak, pikirannya pun telah kemana-mana.

"Masa Bang Satya datengin cewek itu dan ninggalin Chaca yang bantuin penelitiannya dia?'

"Nggak tau deh, tapi kalo emang iya, kebangetan tuh Bang Satya"

"Namanya Erlin" celetuk Chaca yang membuat dua gadis julid itu terkejut sambil bermain mata, seakan melayangkan pertanyaan dari sorot matanya. Seperti 'sejak kapan Chaca ada disitu?'  atau 'Berarti dia dengerin kita julid dong?'.

"Kak Erlin itu temen satu UKM Dance-nya Bang Satya, kayaknya ada keperluan mendadak di UKM nya" setelah itu mahasiswa julid tadi hanya membulatkan bibir mereka sambil mengangguk paham.

Entah apa yang membuat Chaca mengatakan hal itu. Dia hanya merasa tidak ingin orang lain memiliki pandangan yang buruk pada Satya. Dan untung saja dia memiliki alibi yang cukup kuat tentang gadis yang dipanggil dengan sebutan 'Lin' saat Satya telepon.

Sejujurnya Chaca sendiri juga tidak tau apa itu urusan mendadak yang didatangi Satya. Dia juga tidak tahu siapa gadis yang Satya telepon. Dan bila mengingat-ingat kenalan Chaca dan Satya yang memiliki nama dengan embel-embel 'Lin', hanya ada dua nama. 

Pertama, Erlin yang tadi Chaca bilang. Dia memang teman satu UKM dengan Satya dan juga kakak kelas Chaca waktu SMP. Tapi Chaca ingat bahwa hari ini Erlin mendapat shift kerja mulai pagi sampai menjelang sore. Jadi sepertinya tidak mungkin kalau gadis itu adalah Erlin.

Tapi dari lubuk hati Chaca yang paling dalam, dia tidak mau nama kedua yang dimaksud itu menjadi si gadis penelpon Satya tadi. 

Sangat tidak mau.

Benar-benar tidak mau.

Tapi dia sendiri juga bertanya-tanya dalam hati.

"Kok tumben Kak Satya nggak ngasih tau aku mau ngapain?".

Karena selama mereka berpacaran, keduanya selalu memberi kabar saat akan melakukan sesuatu. Berbuat apa, kapan, dimana, dengan siapa, jarang sekali mereka tidak memberi kabar.

Bukan bermaksud untuk posesif, tapi kalau memang bisa memberi kabar, kenapa tidak?

Dia benar-benar memikirkan hal itu sejak mengantri untuk membuang larutan, lalu memberi bubuk sampel yang berada dalam beaker glass  tadi dengan akuades yang baru, hingga saat ia mengaduk-aduk larutan itu.

Dia benar-benar memikirkan hal itu sejak mengantri untuk membuang larutan, lalu memberi bubuk sampel yang berada dalam beaker glass  tadi dengan akuades yang baru, hingga saat ia mengaduk-aduk larutan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia melakukan hal yang sama seperti beberapa saat yang lalu, mengaduk larutan dengan tempo yang cukup lambat. Dia melamun lagi, pandangannya kosong.

"Cha.." Jeremy menepuk bahu Chaca.

"Hah.."

"Kok lu ngelamun terus sih daritadi? Buruan di cek pH-nya, kayaknya itu udah netral deh"

PERFECT [Cho Seungyoun and Lee Chaeyeon] ✔ | 2nd of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang