4

41 8 2
                                    

Udah selesai ujian semua kan???
Baca ini di senin pagi anggap aja ujian susulan ya wkwkwkwk 😂😂😂.

Jangan lupa vote dan komennya.
Happy reading 💜💜

---------------------------------------------------------

Sekitar 10 menit mereka didalam tetapi tak ada tanda-tanda perintah atau soal selanjutnya dari Sang Master. Namjoon yang merasa sudah tak kuat akan debu berteriak kepada Sang Master.

"Kau ingin membunuh kami hah? Mana soal selanjutnya?"

Bukan hanya Namjoon yang sesak. Nana juga merasakan hal yang sama. Sepertinya Sang Master sengaja membiarkan kamar nomor 2 tak ada ventilasi agar mereka tak bisa berpikir normal karena sesak yang mereka rasa.

"Hahaha sabar Tuan Detektif. Memang itu tujuanku, ingin membunuh kalian berdua. Ups hanya bercanda. Baiklah sekarang aku berikan soal ketiga" ujar Sang Master dengan nada mengejek. Sementara Namjoon dan Nana sudah terbatuk-batuk sedari tadi.

"Soal ketiga, kalian lihat gambar di layar sebelah kanan. Dan jawablah. Kalau kalian tak bisa menjawab hukumannya sangat mudah, kalian akan kehabisan nafas diruangan ini. Waktu kalian masih sama, 7 menit dari sekarang"
Mereka menoleh ke layar dan terdapat gambar Namsan Tower disana.

Masih memproses apa maksud gambar tersebut. Nana membisikkan ke Namjoon.
"Apa tahun berdirinya Menara itu?"
Namjoon menoleh ke Nana seperti mendapat kisi-kisi jawaban.

"Majulah Nana, kau keluar duluan lagi. Tunggu aku di depan" bisik Namjoon kepada wanita itu. Seketika dibalas gelengan oleh Nana.

"Tidak, kau duluan. Kau sudah membantuku tadi. Kali ini kau yang harus percaya padaku" ucap Nana keras kepala.
Namjoon semakin tak mengerti dengan wanita di sampingnya ini. Jelas-jelas ia sudah tak kuat di ruangan ini. Kenapa malah menyuruhnya keluar duluan.

"Na, keluarlah. Aku janji akan menyusul" ucap Namjoon dengan tenang. Sementara Nana menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Antara takut meninggalkan Namjoon dan takut akan situasi sekarang.
Nana seperti mendapat keyakinan dari Namjoon, melangkah perlahan kearah tombol kemudian ia menekan angka 1971. Seperti biasa, pintu langsung terbuka otomatis. Nana berjalan keluar dan langsung menghirup udara sebanyak yang ia bisa karena ia hampir mati didalam sana.
Sementara Namjoon di dalam masih menahan sesak nafasnya menunggu soal berikutnya.

Layar monitor menampilkan gambar dengan huruf hangeul
"(넷.사) (넷.사)".
Namjoon membulatkan matanya yang kecil mencoba mencari tahu apa maksud tulisan tersebut.
Ia berpikir arti tulisan tersebut adalah empat. Dan ada 4 suku kata disana. Dipikirannya ada dua jawaban. Pertama 4444 karena ada 4 suku kata yang artinya angka empat atau 1616 karena setiap angka didalam kurung jika di kali 4x4 =16.
Ia melihat waktunya tersisa 2 menit lagi. Otaknya terus berpikir diantara kedua jawaban itu.
Jika jawabannya 4444 itu terlalu mudah, dan tidak mungkin Sang Master memberikan soal semudah itu. Dan jika di ingat-ingat angka 4 dalam pelafalan bahasa China adalah "shi" yang artinya kematian. Dan dalam bahasa Jepang, empat bermakna kesedihan. Jika Namjoon memilih 4444 sama saja ia memilih mati. Ia terus berpikir hingga waktunya tersisa 1 menit.
Tiba-tiba ia teringat akan pelajaran matematika dimana tanda titik bisa di jadikan dengan perkalian. Dan disetiap angka 4 itu ada tanda titik berarti jawabannya adalah 1616.

Namjoon melangkah cepat dan menekan angka 1616. Ia sempat ragu jika salah. Ternyata pintu terbuka dan ia langsung keluar.
Nana yang melihat Namjoon berhasil keluar, langsung bangun dari duduknya dan menepuk pelan punggung Namjoon karena pria itu terbatuk.

"Wah hebat sekali ternyata kedua orang ini. Salut aku, salut sekali dengan kalian. Oh iya, kalian sesak ya? Diatas meja itu ada minuman. Minum lah dulu sebelum masuk ke kamar nomor 3"

Namjoon dan Nana menatap meja itu penuh curiga. Jika dilihat, air minum di dalam gelas itu terlihat biasa dan bersih. Tetapi mereka tak mempercayai begitu saja. Siapa tahu minuman itu akan berefek saat mereka memasuki kamar nomor 3.
Namjoon dan Nana memilih mengabaikan minuman itu dan langsung memasuki kamar nomor 3.

Kamar nomor tiga terlihat sedikit kotor karena cat di dinding yang mulai pudar. Mereka melihat banyak jenis topeng yang tergantung di dinding.

"Baiklah, di permainan selanjutnya kalian tidak akan menjawab soal lagi. Permainan kali ini, kalian lihat ada dua kunci yang tergantung di tengah-tengah pajangan topeng itu? Tugas kalian adalah mengambil kunci itu dan membuka pintunya. Ingat hanya satu orang per satu kunci yang bisa keluar. Jika tidak, lihatlah topeng-topeng itu mulai terbakar begitu juga kalian nanti. Waktu kalian hanya 4 menit"

Namjoon dan Nana mulai mendekat ke arah kunci-kunci itu. Ternyata kunci tersebut tidak hanya digantung biasa. Seperti dililit atau apalah itu namanya. Nana merasa sudah hilang harapan lebih dulu.

"Ada trik cincin dibalik kunci itu. Kau harus tenang Na. Jangan panik" bisik Namjoon ke Nana.

Ruangan mulai terasa panas karena percikan api mulai menjalar. Namjoon menghirup aroma yang tidak asing saat ruangan mulai terbakar. Seperti aroma air minuman di gelas yang tadi ditawarkan Sang Master untuk mereka minum diluar.
"Sial, ternyata minuman di depan itu cairan yang mudah terbakar. Untung tadi kita tak meminumnya Na" ucap Namjoon.
Mereka mulai fokus membuka trik cincin dikunci tersebut.
Perasaan Nana campur aduk, jika ia gagal maka dirinya akan ikut terbakar dikamar ini.
Namjoon sudah berhasil mendapatkan kuncinya. Itu justru membuat Nana semakin panik.

"Tenang Na, aku akan menunggumu. Kau harus tenang. Setelah ini kau keluar duluan. Aku dibelakangmu" ucap Namjoon seraya menenangkan wanita di hadapannya ini. Pasalnya sekarang tangan Nana nampak bergetar. Sangat kentara jika ia panik.
Setelah mendapatkan kuncinya Namjoon mendorong Nana pelan ke arah pintu supaya wanita itu langsung keluar.
Sialnya Namjoon sempat tersandung dan membuat kuncinya terlempar di dekat topeng yang sedang terbakar. Nana yang sudah membuka pintu pintu menoleh kebelakang. Ia ingin mundur menolong Namjoon tetapi langsung ditahan pria itu.

"Keluarlah. Tutup pintunya cepat. Aku akan menyusulmu"

Saat menutup pintu Nana tak berhenti menangis mengkhawatirkan Namjoon. Ia sangat takut jika Namjoon gagal. Sementara di sisa menit terakhir walaupun terasa panas, Namjoon tetap mengambil kunci tersebut dan membuka pintunya. Tangannya sedikit melepuh dibeberapa bagian karena memegang kunci yang sudah terkena api itu.

Namjoon berhasil keluar dari ruangan itu. Tangannya memiliki banyak luka akibat memegang kunci alumunium yang terkena panasnya api.
"Namjoon" lirih Nana. Wanita ini langsung mengecek tangan Namjoon. Dan mengambil saputangan dari kantung jaketnya dan ia lilitkan ke tangan Namjoon.
"Setidaknya supaya tidak infeksi" ucap Nana masih terisak.

"Terima kasih"

~

"Wah wah wah.... Hebat sekali kalian. Apa aku salah mengambil pemain ya? Kalian sudah lolos di ketiga kamar. Masih ada empat kamar lagi yang tersisa. Kuharap kalian beruntung sampai dikamar terakhir ya hahahahahha"

"Sekarang masuk ke kamar nomor 4 dan tutup kembali pintunya"
Ucap Sang Master memerintah mereka berdua.

Nana dan Namjoon langsung masuk ke kamar itu. Kali ini kamar nomor 4 seperti dapur beserta meja makan kecil disana.

"Sebelumnya ku ucapkan selamat untuk kalian berdua. Sebelum memasuki di permainan selanjutnya. Kalian bisa beristirahat dulu. Kami sudah menyediakan makanan dan minuman ringan untuk kalian. Didalam sana juga ada toilet jika kalian ingin buang air atau semacamnya"

Nana memilih duduk di bangku untuk mengistirahatkan dirinya.
"Na, boleh aku tanya sesuatu?" Tanya Namjoon ke Nana karena merasa ada yang aneh dari wanita ini.

"Apa?"

"Apa alasan sebenarnya kau datang ke rumah ini?"

Vote dan komennya ya.
dikook0901

Trapped (✓)Where stories live. Discover now