6

43 7 3
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen..
Don't be a silent readers.

Happy reading 💜💜

---------------------------------------------------------

"Banyak ide juga Tuan Detektif ini. Hahhahaha aku masih ingin melihat seberapa tahan dan kuat kalian disini. Ngomong-ngomong kalian pemain terlama. Kalian bisa menyelesaikan permainan di kamar nomor 4. Biasanya pemain lain akan meregang nyawanya dikamar itu hahahhaha"

Mereka masih mendengarkan dalam diam semua ucapan Sang Master.

"Baiklah Nona Model dan Tuan Detektif. Sekarang kalian bisa masuk ke kamar nomor 5 untuk mengikuti permainan selanjutnya"

Namjoon dan Nana kemudian masuk ke dalam kamar nomor 5. Mereka melihat kamar seperti kondisi ruang keluarga. Terdapat sofa yang nyaman dan televisi disana.
Mereka kemudian memilih duduk disofa, menunggu instruksi dari Sang Master.

"Na, bertahanlah. Sisa 2 kamar lagi" ucap Namjoon sambil menoleh ke wanita yang sibuk menunduk memainkan jemarinya. Terlihat sekali jika Nana tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir dan takutnya.

Namjoon kemudian mengeluarkan foto dan kertas surat yang diberikan Nana saat di kamar nomor 4.
Ia menderetkan semua itu lalu memandanginya satu-satu. Tiba-tiba matanya menangkap hal yang sama dari setiap foto dan gambar.
Ada satu logo yang tidak asing dimatanya.

Logo yang terlihat seperti huruf M atas bawah dimata orang awam yang melihatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Logo yang terlihat seperti huruf M atas bawah dimata orang awam yang melihatnya. Tetapi tidak dengan Namjoon yang sudah paham akan hal-hal seperti ini.
Logo kematian.
Sebelum sampai dirumah ini, Namjoon sempat mampir ke salah satu tempat orang bisa membaca kartu tarot atau semacamnya. Dari sanalah Namjoon mengetahui arti dari logo itu.
Ia masih terus berpikir hingga suara dari Sang Master mengalihkan atensinya dari logo tersebut.

"Sebenarnya aku kagum sekali pada kalian. Kalian bisa menyelesaikan permainan ini tanpa ada masalah dan kendala lain. Tetapi karena aku baik, aku izinkan kalian beristirahat dulu 30 menit dikamar ini. Disana ada lemari pendingin. Tenang saja minumannya aman. Tidak ada racun seperti sebelum-sebelumnya. Dalam waktu 30 menit itu aku akan kembali lagi"

Nana menghela nafasnya lega. Ia segera ke arah lemari pendingin untuk mengambil minuman. Tak lupa ia membawakan untuk Namjoon juga.
Nana memperhatikan Namjoon yang masih sibuk dengan foto dan kertas surat yang ia berikan.

"Joon, minum dulu" Nana menaruh minuman di dekat Namjoon.

"Na, boleh aku bertanya?"

"Apa?" Tanya Nana balik.

"Apa kau ada kenalan dekat dengan orang berinisial M. Selain sosok anak kecil di mimpimu itu?"

"Mmm sebentar ku ingat-ingat. Ada tapi tak terlalu dekat. Kenapa?"

"Ini lihatlah Nana. Logo huruf M atas bawah ini. Kau tau logo apa ini?" Tanya Namjoon sambil menggeser duduknya agar Nana duduk disampingnya memperhatikan foto dan kertas tersebut.
Nana menggeleng tidak tahu.

"Ini logo kematian, jika kau sering menonton film horror atau buku bergenre tentang ramalan seperti ini pasti tidak akan asing. Yang masih jadi pertanyaanku adalah siapa sosok M ini"

Nana juga ikut berpikir. Memang tak ada kenalan dekatnya dengan inisial dengan nama M. Hingga indra penciumannya mencium sesuatu yang aneh.
Ia sempat mendongak ke arah langit-langit kamar dan melihat seperti ada asap dari ventilasi disana.

"Joon,lihat diatas" ucap Nana sambil menutup hidung dan mulutnya menggunakan telapak tangannya.

Namjoon menoleh ke arah atas dan asapnya sudah begitu banyak.
"Sial, gas beracun. Tutup terus hidung dan mulutmu Nana"
Hingga Namjoon membawa Nana untuk menunduk ke bawah meja. Tetapi tetap saja. Bagaimanapun mereka mencoba melindungi diri, kapasitas asap tersebut sudah memenuhi kamar.
Tak berapa lama kesadaran Namjoon dan Nana telah hilang.

~

Namjoon terbangun dan merasa tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali. Kepalanya terasa pening. Ia bisa merasakan jika tubuhnya di ikat. Setelah kesadarannya penuh, ia melihat kesamping dan Nana juga dalam kondisi yang sama. Wanita itu belum sadar.
Namjoon melihat ke sekeliling ruangan. Ruangan ini seperti ruangan bawah tanah, bukan seperti tetapi memang ruang bawah tanah. Ia hanya melihat ada papan di depannya yang sudah menempel foto dan kertas surat. Foto dan kertas surat yang Namjoon dan Nana bawa.
"Sial, seseorang ada dirumah ini. Pasti orang tersebut yang menyebut dirinya Sang Master" batin Namjoon.

Tak lama ia menyadari perlahan Nana mulai sadar dari pingsannya. Wanita itu juga tak bisa bergerak. Ia menoleh lemah ke arah Namjoon. Bibirnya terasa kaku walau hanya ingin menyebut nama Namjoon.
Hingga pintu ruangan terbuka kencang, lebih seperti dobrakan karena dibuka dengan cara ditendang. Muncul sosok laki-laki yang sangat tidak asing di kehidupan Nana.

"Sudah sadar rupanya kalian? Bagaimana permainannya? Menyenangkan bukan?" Tanya laki-laki itu dengan nada mengejek.

"Siapa kau bajingan?" Ucap Namjoon dengan nada emosi.

"Wow... Tenang dulu Tuan Detektif. Kau bahkan tak bisa bergerak dari kursimu"

"Ma..mana..manager...apa yang kau lakukan?" Lirih Nana dengan nada bergetar.
Ya manager yang selalu menemani Nana selama bekerja menjadi model yang ada di depannya saat ini.
Namjoon yang mendengar menoleh kaget ke Nana.

"Hai Nana, bagaimana? Menyenangkan bukan? Kau tidak pernah kan merasakan permainan seperti ini? Selalu hidup glamour dan bergelimang harta. Hanya itu yang selalu Nana seorang model top papan atas rasakan"

Nana mulai merasakan sesak pada dadanya. Ia sesak akan banyak hal, terutama orang di depannya ini yang ternyata orang yang ingin membunuhnya.

"Kalian memang keparat. Pertama kau Nana, ayahmu yang membuat ibuku mati. Mati karena ibuku selalu dijadikan budak seks oleh ayahmu itu. Ia memilih mengakhiri hidupnya karena tak mau mengandung anak dari pria brengsek seperti ayahmu. Hingga 19 tahun lalu, ayahku pergi kerumah ini. Pergi kerumah yang notabenenya adalah adik dari ayahmu. Membunuh semua orang yang ada dirumah ini dengan cara mengenaskan. Lihat kan foto-foto dipapan itu. Sebenarnya ayahku ingin membunuh ayahmu kala itu, tetapi ayahmu malah kabur ke Jepang dan menikahi wanita yang sekarang menjadi ibumu" perkataan Manager Nana berhenti sejenak karena ia menahan air matanya.

"Dan kau Namjoon, hanya sekedar title bagi Tuan Kim menjadi ahli hukum. Nyatanya ia tak kalah brengsek dari siapapun. Ayahmu yang membuat ayahku ditangkap karena kasus yang seharusnya tak ia ungkap ke muka umum dan mati dipenjara karena selalu dipukuli oleh napi lainnya. Karena kelicikan ayahmu maka ayahku bernasib mengenaskan juga.  Padahal kala itu ayahmu sudah mendapatkan uang suap berupa semua harta benda yang ayahku miliki. Keparat bukan? Ia hanya menginginkan uangnya"

"Kalian tau apa arti M disetiap foto dan M yang ada dikertas? Yang difoto adalah marga ayahku Moon dan M dikertas, untuk mengelabuhi Nana karena pasti si bodoh ini terpicu karena mimpi konyolnya itu. Kau pikir benar Molly yang mengirim ini hah? M itu singkatan untuk pekerjaanku Nana. Sebagai Managermu. Aku tahu Namjoon lumayan pintar. Tapi aku tak kalah pintar karena jawaban dari Nana pun ia tak punya kenalan dekat dengan inisial M kan. Dan satu hal, mungkin Nana akan bingung padahal margaku bukan Moon. Ya memang bukan, aku meminta marga pamanku agar tak dicurigai. Bagaimana? Sudah jelas semuanya sekarang?
Aku ingin menggemparkan Korea bahkan dunia dengan berita seorang model dan dektektif mati mengenaskan dirumah yang penuh misteri"

by : dikook0901

Trapped (✓)Where stories live. Discover now