Seven

286 49 12
                                    

"Jadi ini alasanmu membenciku hyung?"

Sehun membuang wajahnya ke arah lain enggan menatap Taeyong yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada sekarang.

Tuan Lee pergi meninggalkan mereka berdua di taman itu. Saat Tuan Lee melewatinya, Taeyong memberikan tatapan tidak sukanya pada appanya sendiri.

"Aku selalu menyangkalnya, tapi ternyata kau orang yang sangat jahat.", Taeyong mengatakannya tepat saat Tuan Lee berjalan disampingnya.

Tuan Lee mengabaikan perkataan Taeyong dan terus melanjutkan jalannya tanpa merasa bersalah.

"Kau tidak apa-apa?", Taeyong menghampiri Sehun dan membantu lelaki itu untuk bangkit berdiri. Tak ada tanda-tanda penolakkan dari lelaki itu. namun, saat ia sudah bisa berdiri dengan tegak, ia menepis tangan Taeyong kasar dan mulai berjalan meninggalkan Taeyong di belakang yang terus melihat ke arahnya.

"Jika kau merasa kasihan padaku, maka hentikanlah pikiran itu sekarang. Aku benci dikasihani.", Ucap Sehun tanpa berbalik namun ia sudah menghentikan langkahnya.

"Apa kemarin malam kau juga dipukul olehnya?", Sehun menggigit bibirnya pelan mendengar pertanyaan Taeyong.

"Ini bukan urusanmu.", Sehun hendak melanjutkan langkahnya sampai suara Taeyong mengiterupsinya.

"Kenapa dia melakukan itu kepadamu? kau tahu semua terjadi pasti bukannya tanpa sebab.", Sehun terdiam mendengar perkataan Taeyong.

"Aku tidak bisa memberitahumu."

~

Yuri berpapasan dengan Sehun saat ia hendak memasuki kampus, ia sangat terkejut melihat lebam di wajah Sehun semakin bertambah dibandingkan kemarin. Sehun mengabaikan tatapan Yuri dan berlalu pergi.

Yuri merasa tidak terima dirinya diabaikan, ia pun langsung menarik lengan Sehun dan menuju ke ruang kesehatan.

Sebelum Sehun sempat menepis tangan Yuri dari lengannya, Yuri berbisik kepadanya.

"Jika kau menepis tanganku sekarang, mungkin aku akan dipermalukan seumur hidupku.", Keadaan saat itu memang cukup ramai karena banyak mahasiswa yang akan masuk ke kelas juga.

~

Yuri langsung membawa Sehun untuk duduk saat sampai di ruang kesehatan sedangkan ia mencoba mencari keberadaan kotak P3K.

"Dimana kotak itu?", gumam Yuri kesal.

"Disini.", Yuri menolehkan kepalanya ke arah Sehun yang masih duduk dengan kotak P3K di tangannya.

"Ahh, jadi itu diletakan di samping tempat tidur.", Dalam hati Yuri merutuki kebodohannya sendiri.

Yuri mendekat ke arah Sehun dan duduk tepat dihadapannya. Ia mulai membuka kotak itu namun ia tak melakukan apapun setelahnya ia hanya menatap isi kotak itu bingung.

"Kau belum pernah menggunakannya?", Sehun yang memperhatikan Yuri pun akhirnya buka suara. Mendengar pertanyaan Sehun, Yuri pun menjawabnya dengan sebuah anggukan kepala pelan.

"Sini berikan padaku.", Sehun mengambil kotak itu sembari terkekeh kecil melihat tingkah gadis yang menurutnya sangat lucu.

"Eohh, kau baru saja tersenyum? akhirnya aku bisa melihatmu tersenyum lagi.", Yuri senang melihat perubahan wajah Sehun saat ini dibandingkan kemarin dan tadi saat ia baru saja sampai di kampus.

Sehun tak menanggapi ocehan Yuri dan mulai fokus menyiapkan obat dan alat untuk lukanya.

"Biarkan aku yang melakukannya.", Yuri mengambil kapas yang berada di tangan Sehun, saat lelaki itu hendak mengusapkan kapas yang sudah dibaluri zat NaCl itu ke lukanya.

Done for Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang