Twenty Four

317 34 20
                                    

"Pergi dan jangan kembali lagi dalam hidupku."

Taeyong menatap Sehun intens begitu juga sebaliknya.

"Hyung, kau sangat tahu jika aku membencimu, jadi pergilah. aku muak dengan dirimu.", Ucap Taeyong lalu berbalik meninggalkan Sehun yang termenung di tempatnya.

Tubuhnya lemas dan akhirnya ia jatuh terduduk sambil menyandarkan badannya pada dinding.

Sedangkan Taeyong, keadaannya tak jauh berbeda dengan Sehun, saat ini ia menyandarkan tubuhnya pada pintu yang mengarahkan dengan atap. Matanya menerawang ke arah langit-langit, tangannya terkepal dan deru nafasnya terdengar tidak beraturan.

"Jangan lakukan apapun lagi untukku. Sudah cukup segala yang kau lakukan untukku.", gumam Taeyong, ia memejamkan matanya erat menahan sesak di dadanya menyesali segala situasi yang terjadi padanya.

~

Taeyeon menatap iba sahabatnya yang terus-menerus melamunkan sesuatu yang tidak diketahuinya, tapi ia tidak ingin memaksa Yuri untuk menceritakannya. Keadaan gadis itu cukup menyedihkan dengan sesekali air mata keluar dari matanya lalu ia akan melamun lagi dan seterusnya.

"Taeyeon-ah.."

"Hm?"

"Kau tahu, aku tidak pernah bisa menjawab pertanyaan mudah seperti mana yang kau pilih antara ayah dan ibumu, tapi kenapa aku harus dihadapi pertanyaan yang serupa tapi tak sama itu?"

"Maka jangan memilih.", Jawab Taeyeon tegas. Yuri menatap Taeyeon sejenak lalu menghembuskan nafasnya pelan.

"Yuri-ya, biar takdir yang memilih, bukan salah satu tapi mungkin saja takdir malah membawa keduanya untukmu."

"Jadi, aku hanya harus menunggu, begitu?", Taeyeon mengangguk sebagai jawaban akan pertanyaan Yuri.

"Tidak ada yang tahu bagaimana masa depan akan terjadi Yuri-ya. Bukan berarti kita hanya duduk menunggu semuanya terjadi pada kita, tapi percayalah semuanya tak akan ada artinya selama kau berusaha menerima semuanya dengan hati yang lapang."

Yuri meneteskan air matanya sekali lagi lalu berhambur ke dalam pelukan Taeyeon.

~

Sehun masuk ke dalam kelasnya dan mendapati Yuri yang meletakan kepalanya di atas meja dan menatap ke luar jendela.

"Kau bagaikan tubuh tanpa nyawa.", sindir Sehun yang sekarang sudah duduk di sebelah Yuri dan bisa melihat wajah gadis itu dan ia sangat terkejut melihat betapa kacaunya gadis itu, matanya sembab dan bibirnya pucat.

"Salahkan perbuatan seseorang yang seperti menarik paksa nyawa gadis ini.", jawab Yuri lemah.

"Yuri-ya, suatu perjanjian tidak mungkin dibatalkan begitu saja hanya karena alasan kecil."

"Jika kau ingin pergi secepat ini, seharusnya kau tidak pernah datang ke hadapanku. Kau itu sengaja ingin menyiksaku kan?!", Ucap Yuri dengan suara yang meninggi membuat beberapa orang yang mendengarnya menoleh ke arah mereka. Nafas Yuri berderu karena baru saja meluapkan semua emosinya.

Sehun menarik tangan Yuri untuk berbicara berdua dengannya. Di koridor mereka berpapasan dengan Taeyong yang juga terlihat cukup berantakan.

"Taeyong-ah.", Panggil Yuri lalu berjalan menghampiri lelaki itu.

"Sepertinya ada yang ingin kalian bicarakan. Lanjutkan, aku hanya ingin lewat.", Ucap Taeyong, awalnya ia hendak melewati mereka namun langkahnya terhenti karena rasa sakit di dadanya.

"Taeyong-ah.", sekarang giliran Sehun yang memanggilnya karena merasa aneh dengan gerak gerik Taeyong.

Taeyong tak bergeming sedikit pun, ia masih menahan rasa sakit yang dirasakannya. Tiba-tiba kakinya melemas dan akhirnya ia terjatuh. Sehun dan Yuri langsung mendekat ke arah Taeyong yang terus memegangi dadanya.

Done for Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang