Cuaca kurang bersahabat hari ini.
Arabell menatap langit yang mulai menggelap menandakan akan datangnya Hujan.
Sejak saat dimana Bintang dan Cheryn ketahuan sedang----. Bintang tiba tiba menjauhi Arabell dan Arabell hanya bisa menerima kenyataan bahwa Bintang pasti sudah berpaling kepada salah satu sahabatnya tersebut.
Sebentar,memangnya Cheryn pantas dipanggil sahabat? Arabell mendecih."Doorr!!..Heh ngelamun terus Lo ga bosen apa." Serius ya emang Kezia itu anaknya kampret banget.
"Apasi Za ih gajelas banget." Ya gini lah Arabell kalau udah badmood.
"Tauga Bel,ada berita bagus!!"
Arabell malas sebenarny,tapi Ia menghargai Kezia yang akan bercerita.
"Ada apa emang?" Arabell berbicara setenang mungkin.
"Kelas kita bakal kedantangan murid baru dan Lo tauga siapa?Sebenernya Gue juga gatau tapi katanya yang pindahan itu dari Kanada. Gila sih pasti dia gantengg aaaaa." Biasa ya gini kalau liat yang macem begituan langsung darahnya pada disko.
"Emang dia bakal sekelas sama kita?"
"Katanya sih iyaa."
"Za, Bintang menghindar setelah kejadian kemarin." Ucap Arabell sembari melihat kelantai dan memasang muka seperti orang yang malas hidup.
"Gini ya Bel,Sebesar apapun Lo sayang ke Bintang dan seberusaha apapun Cheryn ngambil Bintang dari Lo tapi kalau takdir mempersatukan kalian, Cheryn bisa apa? Emang bangsat ya di lonte itu." Ucap Kezia sebenarnya ada benarnya juga.
"Za,Gue bimbang, hati Gue terlalu sakit buat nerima ini tapi sakitnya ketutup sama rasa sayang Gue."
"Lo tau orang bego?Itu Lo. Plis ya Bel, jangan mau dibodoh-bodohin karena cinta. Buktinya apa?Lo sekarang ga keliatan bahagia sama sekali dan penampilan lo acak kadut banget kaya orang yang gapunya semangat hidup. Bel,please open your mind. Hidup ga selalu tentang Bintang dan Lo masih muda,Lo musti kejar keinginan Lo.Masa mau Lo ngedown gini. Mana Abel yang ceria hah?" Panjang lebar Kanza ngomong gini tapi Arabell cuma diem ga nanggepin dan dia beranjak.
Arabell balik ke kelas.Nelungkupin wajahnya ditas terus dia nangis dalam diam.
"Gue bisa duduk disini?"
Arabell menoleh.Dilihatnya Seorang Cowok berperawakan tinggi.
"Ya." Sesingkat Arabell menjawab
"Kenalin Gue Rafid" Ucapnya sembari mengulurkan tangan.
Arabell hanya menoleh lagi. Ia mengabaikan uluran tadi dan memilih untuk tidur.
•••
Rafid masih berpikiri kenapa Cewek itu begitu dingin tak tersentuh. Sudah lah Ia tak peduli lebih baik Ia bermain Pubg saja.
Arabell sedang berjalan diantara kerumunan orang,Ia memasuki daerah kantin bersama Kezia,Kanza dan Shera.
"Udah lah ditempat biasa aja gausa muter-muter." Ucap Shara sedikit berteriak karena bisingnya kantin.
Arabell melihat Bintang sedang bersama dengan Cheryn.Mereka tampak bahagia, Bintang tertawa karena Cheryn dan bukan karena dirinya.
Ia masih takut untuk berbicara dengan Bintang karena pasti Bintang akan mengacuhkannya,itu pikirnya."Sekiranya itu nyakitin Lo gausah diliat Bel." Ucap Kezia sembari memegang pundaknya dan membawa kepelukannya.
Setelah mereka selesai makan,Kanza dan Shara berniat untuk pergi ke WC.
Didepan mereka terlihat Bintang merangkul Cheryn dengan mesra."Sahabat ko kelakuannya kaya anjing. Emang gatau malu ya harga diri sebagai cewek gada,Jabl*y susah emang sukanya rebut sana sini." Sarkas Kezia langsung melalui mereka berdua serta menarik Arabell.
Bintang dan Cheryn yang mendengarnya hanya saling pandang dan akhirnya...
"Maksud Lo apa ngomong gitu?" Ucap Cheryn rada menyentak.
"Loh loh,Lo ngerasa b*tch?Gue ngomong banyak orangyang lalu ko Lo tiba-tiba sewot sih perasaan Gue gaada ngajak ngomong orang kaya Lo deh dari tadi." Balas Kezia bersidakep dan menaikan satu alisnya.
"Gaada Gue ngomong sama Lo."
"Perasaan Gue ga ngajak Lo ngomong deh,dasar aneh. Eh Bintang Lo ati-ati ya keikutan goblok kaya dia. Mentang-mentang tampang Lo oke seenaknya banget cih." Damn, Kezia meludahi muka Cheryn dan kemudian mereka pergi ke kelas.
---
Bell pulang sekolah terdengar se seantero gedung sekolah, Seluruh siswa berhamburan keluar kelas dan langsung pulang ke rumahnya masing-masing dan ada juga yang memilih berdiam diri disekolah entah tujuannya apa. Arabell duduk dipinggir lapangan basket bersama Shara, Ia tidak tahu mau melakukan apa dan biasannya setelah pulang sekolah Ia dan Bintang pergi menggunakan motor vespa sekedar mencari angin atau membeli es krim Mang Nana. Sekelibat memori itu terputar dalam otaknya.
Arabell memejamkan matanya dan menghirup udara sedalam-dalamnya. Shara yang melihat itu hanya mengusap pundak sahabatnya itu sambil mengatakan "Lo kuat bel,Gue yakin dia bakal nyesel." Bahkan Arabell tidak pernah berpikiran bahwa Bintang akan menyesal atau bagaimana. Saat Arabell menunduk Ia melihat sepasang sepatu milik Bintang, Ia mendongkak dan ternyata benar,Ia Bintang.
"Ntar malem Gua tunggu di Taman Dandelion." Setelah mengatakan itu Bintang melenggang pergi tanpa mengatakan sepatah katapun lagi. Bahkan tadinya cara berbicaranya Aku-Kamu menjadi Gue-Lo. Arabell tersenyum. Ia harus mempersiapkan hatinya jatuh berkeping-keping lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Or Leave
Teen FictionSaat keadaan hati tidak sinkron dengan pikiran,Saat semuanya hancur dan tidak ada satupun pertahanan, Namun rasa sayang yang terlanjur tidak tertampung itu berada diambang,bertahan atau tinggalkan?