Pertahanannya runtuh,
Satu bulir kristal jatuh tanpa permisi,
Tiang penyangga yang sudah Ia buat sekokoh mungkin hancur begitu saja. Hati Arabell sekarang seperti serpihan kaca yang pecah tanpa sebab.
Ia melihat Kekasihnya,Bintang dicium sahabatnya sendiri,Cheryn ditaman sepulang sekolah.
Arabell tau bahwa salah satu sahabatnya pernah memberi tahu Ia bahwa Cheryn tampak mengejar-ngejar Bintang.
Saat itu pikiran Arabell tidak berfungsi dengan baik sehingga Ia hanya bisa melamun menerima kenyataan.Setelah kejadian itu,Arabell pergi ke Bandung mengunakan motor kesayangannya berniat menemui Arthur,Sahabat jauhnya.
•••
"Tok..Tok..Tokkk..." Bunyi pintu terdengar dari luar kamar Arthur.
Siapa yang datang ke rumahnya Sore-sore begini?Mana panas banget lagi, Pikirnya.
"Sebentar sabar berisik banget.."Tutur nya pelan dan segera melangkah ke arah pintu.
Setelah dibukakan,Arthur merasa tubuhnya kelimpungan. Kaget lah tiba tiba ada yang meluk terus gatau lagi siapa.
"Arth..urr..Bi-bin..tang..ja..haatt..HUAAAAAAAA" Ia tahu siapa ini,Sahabatnya yang sekarang tinggal di Ibu kota ini.
"Sini sini duduk dulu cerita sama Gue ada apa,dih Lo mah nih umbelnya jijik." Ucapnya sembari melihat bajunya yang terkena cairan itu.
Arthur segera mengambil teh manis hangat untuk Arabell. Didapatnya Sahabatnya itu sedang melamun.
"Heh jangan kebanyakan ngelamun,kemasukan tau rasa Lo." Gurau Arthur sembari menakut nakuti.
Arthur sudah duduk disofa tersebut dan Arabell tepat disebelahnya.Tanpa aba aba Arabell memeluk pinggang Arthur dan menyimpan kepalanya di dada Arthur.
Mereka sudah biasa saja,Tak lama Arthur mengusap ngusap kepala Arabell lalu mencium pucuk kepalanya. Arabell sudah Ia anggap seperti adik sendiri."Rambut Lo bau anying." Ucap Arthur sembari memasang muka orang yang ingin muntah.
Tapi apa daya Arabell tidak menyahut.Ia masih bermain-main dengan pikirannya.
Arthur dengan sabar menunggu Arabell hingga Ia bercerita.Arabell ternyata tertidur di dada bidang Arthur.
"Dasar bocah kencur! Nyusahin aja si bangke,untung ya Lo orang yang aing sayang." Pelan Arthur.•••
2 jam berlalu dan terlihat mereka sedang nyemil makanan didepan Tv sambil melihat acara kesukaan mereka, Spongebob.
"Thur..Pingin Eskrim." Ucap Arabell mengeluarkan jurus andalannya,Puppy eyes.
Bagaimana Arthur tidak luluh? Muka kecil dengan hidung mancung kecil serta pipi tembem. Yang ada pin Ia terkam.
"Iya dijalan ya belinya sekalian pulang,motor ntar Gue anterin aja kesana sekarang pulang aja dulu oke?" Balas Arthur lembut.
"Gendong hehe." Arabell emang kebiasaan gini mentang mentang tubuhnya tidak terlalu berat dan bisa terbilang kecil Ia selalu meminta Arthir untuk menggendongnya apabila Ia malas untuk berjalan. Dan Arthur? Hanya pasrah.
•••
Semburat jingga perlahan memudar,
Mentari menghilang malu-malu,
Kemudian suara Adzan Magrib berkumandang.Mereka berhenti disebuah mushola dan segera menunaikan ibadah Sholat Magrib tersebut. Es krim yang tadi diminta Arabell sudah ludes habis,padahal Ia membeli 10 jenis Eskrim dan masing masing Ia beli 2. Rontok lama lama ya itu gigi.
"Oh ya Rab,tadi kenapa si Bintang itu?Nyakitin peri kecil Aku hem? Mau Aku timpuk pake apa kalau dia beneran nyakitin kamu? Baja? Batu dari neraka? Atau mobil?" Tumben-tumben banget ngomongnya Aku. Emang beda Arthur tuh yang lain manggilnya Bella,Rara,Abel dia doang yang manggil Arab.
Padahal gada unsur-unsur muka kek Arabnya. Badan aja segede biji cabe."Tadi pulang sekolah rencana Gue kan mau kerkom tuh dirumah Kanza tapi karena macet soalnya abis hujan kita muter kan lewat Jl.Penggaasih nah yang gajauh dari sekolah itu trus disitu kan ada taman kecil gitu. Trus Kanza bilang 'Bel bukannya itu Bintang ya sama Cheryn?' Pas diliat pake gaya mata menyipit eh iya beneran Bintang sama Cheryn. Disitu Gue mencoba untuk positif thingking kan ya siapa tau aja mereka lagi ada tugas atau apa. Trus Kanza nyaut lagi 'Loh?Bukannya Bintang sama Cheryn beda kelas ya?' Damnn, Gue lupa dan pas Gue pantengin terus kan tiba-tiba Cheryn narik kepala Bintang trus mere----"
"Udah kalau gakuat gausah cerita iya Gue tahu kelanjutannya." Potong Arthur dan langsung menarik Arabell kedalam pelukannya.
"Apa Gue harus pindah ke Jakarta juga biar Gue bisa ngejaga Lo?" Tanya Arthur menatap lekat bola mata Arabell.
"Arthur gausah pindah kesini.Arabell bisa jaga diri kok Arthur tenang aja." Balas Arabell meyakinkan.
"Arab,pokonya kalau ada apa-apa telpon Gue ya?Siap Nona?"
"Iya siap Pangeran!!!" Jawab Arabell seperti semangat 45.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Or Leave
أدب المراهقينSaat keadaan hati tidak sinkron dengan pikiran,Saat semuanya hancur dan tidak ada satupun pertahanan, Namun rasa sayang yang terlanjur tidak tertampung itu berada diambang,bertahan atau tinggalkan?