4. Namanya Rafid Al-Muzaffhar

28 0 0
                                    

Ingat dengan sosok yang meminta berkenalan kepada Arabell? Murid baru pindahan dari Kanada itu sekarang memandangi sebuah tempat. Tidak ada yang tahu tempat itu selain dirinya bersama---, Rafid mengacak rambutnya prustasi. Sudah 9 tahun,Ia meninggalkan Indonesia dan ternyata dugaannya salah,Ia pikir Dia tidak melupakannya tapi kenyataannya? Sudahlah

Ia melihat Arabell yang memasuki area kantin bersama teman-temannya.

•••

Suasana kantin kali ini tidak ramai seperti biasanya,sepi itulah yang dirasakan Arabell. Semenjak hari itu Bintang mengatakan langsung pada Arabell,sebenarnya hatinya seperti ada tembok besar yang jatuh dan menimpanya. Cheryn, Ia tidak membenci gadis itu,Ia akui kalau dirinya kalah saing dibandingkan Cheryn. Tapi Ia hanya terlalu kaget,sahabat yang selalu kemana-mana bersamanya mengambil pula hak miliknya.

"Bel,Lo aja ya yang ke Mang Basro heheheh pesenin kita-kita." Tanpa aba-aba Arabell langsung beranjak tanpa mengindahkan ucapan Kanza membuat ketiganya itu saling menoleh.

"Dia kenapa dah?" Shera tentu bingung,gadis yang biasanya super duper heboh ga ketulungan malah jadi pendiem dalam waktu sehari. Pasti ada yang tidak beres,pikirnya begitu.

Sepulang dari kantin, Shera dan Kezia langsung mendatangi kelas Bintang.

Tanpa ada permisi atau apapun Mereka langsung menuju meja Bintang, Ia melihat Cheryn bergelayut manja dipundak Bintang. Muak, itu yang Mereka rasakan.

"Heh jalang.Minggir Lo,Gue mau ngomong sama pacar sampah Lo." Begitulah perkataan Kezia. Tentu Cheryn juga sahabatnya,tapi itu dulu. Mana mungkin Ia akan mendukung Cheryn yang jelas-jelas merebut Bintang dari Arabell.

Cheryn yang melihat itu hanya mendengus,Ia langsung beranjak keluar kelas Bintang.

"Plakk.."
Sabar Za astaga..
Itu hadiah dari Kezia untuk Bintang.
Shera yang melihat itu hanya melongo saja tidak bisa berkata lebih.

"Itu hadiah dari Gue untuk Lo dan tolong gausa lagi ganggu kehidupan Arabell." Melihat ada sebotol air yang terbuka langsung diambilnya Ia semburkan.

Shera dan Kezia keluar kelas diselingi tatapan tajam dari Bintang.

•••

"Ko Lo sendiri aja?" Arabell menengok ke arah kanannya. Pria itu lagi.

"Bukan urusan Lo." Jawab Arabell langsung meninggalkan tempat itu.
--

Arabell merasa tidak enak dengan tadi,Ia tahu itu adalah Rafid. Cowok dari Kanada itu terlihat seperti tidak mempunyai teman. Tapi apakah harus begitu kepada Arabell? Ia bukannya kegeeran tapi ia sedikit merasa terusik,belum lagi tatapan menusuk itu.

Hari ini air tuhan kembali turun, sekelilingnya terasa dingin tak tersentuh. Ia melihat ke arah Bintang dan Cheryn, Ia merasakan hati nya tersayat lagi dan lagi.

"Kalau bikin sakit hati tuh gausa diliat ini malah terus ditatap." Sosok itu tiba tiba mengagetkan Arabell, Ya itu Rafid dengan badan tegak berusaha menghalangi celah Arabell melihat mereka lagi.

"Mending kita pulang yuk." Ucap Rafid kemudian mengalungkan tangannya dipundak Arabell. Badan kecil Arabell yang bertolak belakang membuatnya harus sediķit membungkuk.

Arabell dan Rafid berjalan melalui Bintang dan Cheryn. Ekor mata Bintang tidak bohong,Ia tidak rela jika Arabell milik orang lai--.

Rafid berjalan dengan santainya. Ketika sudah berada diparkiran Rafid langsung mengelap motor vespa nya yang sedikit basah. Ternyata selera Rafid sama dengannya, Arabell sedikit mengerjap karena indahnya lukisan dimotor Rafid.

"Ayo naik kok malah bengong." Ucap Rafid tidak jelas karena terhalangi helm bogo yang kacanya tertutup.

Tanpa disadari tangan Arabell memegang pinggang Rafid dan diam diam Rafid pun tersenyum kecil.

•••

Stay Or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang