9. Gapapa

10 0 0
                                    

Arabell sedang berjalan dikoridor bersama Arthur pagi ini. Sepanjang koridor ciwi-ciwi pada nyapa Arthur sedangkan Arabell? didelekin cuy.

Dari kejauhan Bintang yang liat itu ga rela,terbesit dimatanya kalau dia butuh Arabell saat ini tapi juga gimana dan akhirnya dia memutuskan buat naik ke rooftop.

Jangan tanya,Arabell liat Bintang juga.

"Thur duluan aja kekelas gue mau kekantin dulu." Ujar Arabell pas bentar lagi nyampe kelas.

"Gue ikut la-." Main ngilang aja si bahlul. Arthur bodoamat dia langsung pasang earphone nya dan lanjut tidur.

Arabell lari ke rooftop cuman dia buat langkahnya kecil-kecil supaya ga ketauan.

Arabell liat Bintang lagi mau nyalain rokoknya.

"Dari kapan?" Bintang kaget dan gajadi buat nyalain rokoknya.

"Tang aku nanya,dari kapan?" Ulang Arabell. Dari nadanya Arabell jelas-jelas gak suka.

"Bukan urusan kamu." Bintang kembali menyalakan rokoknya.

Arabell mendekat lalu duduk disamping Bintang yang padahal dia gak suka kalau ada orang yang lagi ngeroko biasanya dia ngejauh.

"Jangan disini aku gamau repot gendong kamu ke uks." Arabell selemah itu sama asep rokok,asma nya pasti kambuh.

Arabell kekeuh gamau pindah dan ga balik kekelas padahal lima menit lagi bel masuk.

Bintang gajadi nyalain rokok.
Dia cuman ngelamun selama tadi karena memang gaada percakapan diantara mereka,padahal mereka udah bareng disana kurang lebih 30 menit.

Arabell juga sama,sama sama ngelamun.
Untungnya cuaca hari ini ga panas dan ga hujan.Pas.
Bintang diam diam memalingkan wajahnya,matanya berkaca-kaca. Sesayang itu sama Arabell sampe gabisa kalau liat Arabell sakit.
Padahal dirinya sadar,dia jelas jelas udah buat hati Arabell sakit. Dia punya alasan.

Arabell gatau apa yang ada di otaknya sampe sampe bolos pelajaran demi nyamperin Bintang yang sama sekali gaada percakapan diantara mereka.
Otak Arabell blank.

Arabell menyenderkan tubuhnya ke sofa lalu menghembuskan napas berat.

Ddrrttt drrttt drttt

Arabell mengecek handphone nya dan tertera nama Arthur disana.

Arthur : Dimana lo? Ini Bu Bella malah   
                 marahin gue gara gara lo bolos.

Arabell :
Bilangin gue izin di uks sakit perut.
Haid.

Arthur : Ye deh ye
Read.

"Kenapa ga balik ke kelas?" Suara Bintang memecah keheningan yang menyelimuti mereka.

"Pertanyaan aku belum dijawab." Jawab Arabell tanpa melihat kearah Bintang.

"Aku cape Bel,Aku gatau harus ngeluh kemana." Dari nada suaranya Bintang yang parau Arabell mengerti kenapa Ia begini.

"Aku cape harus ikutin permainannya Cheryn,aku butuh kamu tapi aku gabisa." Arabell mah b aja ga kaget ga apa.

"Kita udah man-..tan kan bukan berarti kita ga temenan."

"Akses aku buat ketemu kamu ga segampang itu."

"Kenapa kamu jadi takut sama Cheryn? Mana Bintang yang gatakut sama apapun?"

"Aku cuma mau kamu aman Bel." Bintang berbalik ke arah Arabell,menatap letak kedua bola mata yang sudah Bintang rindukan.

Bintang membawa Arabell mendekat kearahnya. Arabell tersentak.
Bintang mengalungkan kedua tangannya keleher Arabell,Bintang memeluknya.

"Biarin kaya gini sebentar aja."

Arabell ga ngerti harus gimana karena posisi nya emanb lagi duduk jadi rada susah lah gitu.

Bintang akhirnya mengeratkan pelukannya kepada gadis didepannya. Ia hanya rindu.

**

"Kampret bener astaga kemana si bocah tengil itu." Arthur udah misuh misuh karena ini udah jam ketiga dan Arabell belum balik.

Arthur mah tau Arabell ngebohong,orang tadi Arabell ke arah kantin dan tadi pagi dia solat subuh masa tiba tiba haid dengan waktu yang sangat singkat. Ya bisa aja si sebenernya tapi Arthur tau kalau dia ga bener-bener ke kantin melainkan belok ke kiri,rooftop.

Berhubung 15 menit lagi bakal istirahat akhirnya Arthur ijin ke kamar mandi,akal-akalannya doang.

Arthur pergi ke rooftop juga.

Arthur bisa ngeliat Arabell sama Bintang dari sini,mereka lagi sama sama nundukin kepalanya,gatau ngapain.

Yang kedngeran sama Arthur ada isak tangis kecil dari Bintang. Kok cengeng kata Arthur dalem hati.

Arthur ngikutin semua pergerakan dari Bintang sampe akhirnya dia liat Bintang ngedekat dan megang wajah Arabell,ngehapus air mata Arabell.

Bintang bangkit sambil bawa tas nya,Arthur yang liat langsung sembunyi dibelakang pintu.

"Gausah tangisin cowok brengsek." Kata Arthur yang sekarang udah ada didepan Arabell.

Arabell mah cuma diem aja.

"Thur ternyata Bintang ga kaya gitu."

"Lo diapain sampe bilang kaya gitu hah?!" Suara Arthur naik satu oktaf padahal gaada yang mancing emosinya.

"Thur.." Arthur ikut duduk disamping Arabell.

"Bel,Semuanya bakalan gapapa ko. Maafin gue mungkin karena Gue gasuka ada yang nyakitin Lo,tapi jangan gini ya,jelek soalnya Lo kalau kaya gini."

"Thur gue harus nunggu sampe kapan?"

Pertanyaan Arabell mengakhiri tanpa berniat dibalas oleh Arthur.

Stay Or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang