Saat pertama Arthur masuk Ia langsung melihat kearah pemuda yang sedang terduduk dipojokkan,Sebentar..?
"Liatin apasi Thur ih daritadi diajak ngomong juga." Kesal Arabell karena Sahabat satu nya ini malah bengong dan geliat kearah si siapa itu namanya Arabell lupa.
"Itu namanya siapa yang duduk dipojok?" Tanyan Arthur tanpa menoleh kearah Arabell yang sedari tadi sudah mencak-mencak karena dikacangin.
"Mana Gue tau orang dia murid baru,dulu dia sempet minta ke--." Tuh kan,awas saja.
Arthur jalan aja lurus kearah Rafid. Rafid yang merasa ada orang berjalan kearahnya mendongkak.
"AARRTHURRRR????!!!"
"RAAFIDDDD???!!!"
Arabell ga ngerti kenapa cowo dihadapannya kini saling meneriaki nama itu. Abis ini dia pingin minta penjelasan ke Arthur,lagian kenapa mereka bisa kenal gitu kaya temen yang udah lama ga ketemu padahal kan setau Arabell temennya Arthur cuman Farrel sama Hanif aja ko bisa..?
**
"Tuh kan mangkannya jangan lari-lari,kamutuh kalau dibilangin ngeyel terus." Sang empunya hanya menunjukkan wajah cemberut ditambah rona pipi yang merah.
Akhirnya Arabell berakhir digendongan Bintang. Mereka sedang bermain skateboard disalah satu taman dekat rumah Arabell saat itu. Bintang memang pandai bermain skateboard bahkan Arabell saja dijadikkan murid-muridannya.
"Bubu mau es krim ehe."
"Tunggu sebentar tuan putri,pesanan akan segera datang dalam beberapa menit kedepan."
Arabell diam-diam mengikuti Bintang dari belakang,Dilihatnya Bintang sedang menolong anak kecil yang jatuh dari sepeda,Arabell tersenyum melihatnya.
"Pesanan dataaanggg." Raut gembira terpancar diwajah mungil Arabell.
"Ko kamu ga pesen?" Soalnya kalau ga pesen gini alamat Es Krimnya dimakan Bintang juga.
"Kan berdua hehe biar romantis." Arabell tersenyum.
"Bintang,Aku sayang kamu."
"Aku lebih."
"Ya aku lah ih."
"Aku dong ih ga ga ga gabisa."
Arthur ngeliat Arabell senyam-senyum sendiri langsung jitak kepala Arabell, "Jangan suka bengong bego,kesambet siapa yang repot.Lagian lamunin apaan sih siang panas begini bukanna neduh malah senyam senyum dibawah sinar matahari gitu." Tuhkan,bawel banget kaya cewek.
"Ngelamunin Bintang ya?" Arabell jadi menunduk.
"Ngapain ngelamunin cowok brengsek mending ngelamunin Gue yang jelas ketampanannya." Plis siapapun hempaskan Arthur dari Bumi.
"Apasi Lo ah orang Gue lagi lamunin gimana kalau Gue nikah sama Shawn Mendes trus kita punya anak 10 biar dikasih nama grup Gen Mendesah kan bagus gitu lucu.Lo tuh emang sotau banget yeuu."
"Daripada Lo mimpinya ketinggian nikah sama Shawn Mendes,sosoan lagi punya anak 10. Jelek banget Gen Mendesah apaan tuh dipikir film dewasa."
Ya namanya juga Arabell ngarang ngomong gitu mana bisa dia gabut mikirin nama geng buat keluarganya kalau otak dia aja tadi bawa dia flashback sama Bintang.
"Eh iya dah,Ko tadi Lo bisa ak--." Tangan Arthur nutup mulut Arabell pas Arthur nerima telpon dari nomer asing. Arthur menjauh dan ngobrol sama orang ditelpon sampe 15 menitan.
"Siapa itu?"
"A...ah O..o itu tadi si Farrel." Arabell mah tau gelagat Arthur kalau lagi bohong contohnya kaya gini nih tapi Arabell gamau interogasi lebih lanjut karna mungkin itu privasi mereka.
**
"Ya Gue sedih aja si pas Arabell sama sekali ga ngenalin gue wkwk." Rafid narik napas dalem-dalem dan keluarin secara perlahan selesai nyelesaiin kalimat itu.
Arthur yang didepannya aneh,Ko bisa gitu,sedangkan Arabell aja inget sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Or Leave
Teen FictionSaat keadaan hati tidak sinkron dengan pikiran,Saat semuanya hancur dan tidak ada satupun pertahanan, Namun rasa sayang yang terlanjur tidak tertampung itu berada diambang,bertahan atau tinggalkan?