Saat ini Arabell sedang merebahkan tubuhnya dikasur QueenSize nya. Ia menatap langit-langit kamarnya, Ia belum siap dengan segala kenyataan yang pahit, Ia belum siap jika BintangNya harus menjadi milik orang lain, Ia juga belum siap untuk ditinggalkan.
Kedua orang tua Arabell adalah orang sibuk,meskipun begitu hubungan Ia dengan Kedua Orang tuanya baik-baik saja. Ia merasa sempurna dengan sosok Ayah dan Bundanya yang menyayanginya. Ia tentu saja mempunyai Kakak, namanya Arkan Louis. Sama halnya dengan Adik-Kakak pada umumnya tiada hari tanpa bertengkar, entah merebutkan apa atau membuat pertikaian apa. Oleh sebab itu rumah tidak terlihat sepi walau hanya ada mereka berdua.
Sekarang sudah menunjukan pukul 16.00 dan Ia sekarang hanya melamun melihat bingkai potoNya bersama Bintang. Dunia kadang sebercanda itu. Bintang tidak berkata jam berapa Ia harus sampai di Taman itu tetapi Ia berencana pukul 19.00 untuk pergi ke sana. Ia bisa saja menanyakan kepada Bintang lewat Line tapi Ia terlalu takut.
Akhirnya Ia memilih untuk memesan ojek online. Malam Minggu sekarang tampak berbeda,tidak seperti biasanya. Jalanan ini biasanya tampak ramai dan banyak abang-abang yang berjual berbagai makanan. Tidak dengan sekarang,sepi seperti tidak berpenghuni sama seperti suasana hati Arabell saat ini.
Arabell hanya menggunakan celana strip dan bomber, Rambutnya Ia uraikan dan sengaja Ia tidak mengoles wajahnya dengan sedikit make up pun.
Disana terlihat Bintang sedang sendirian dengan tatapan kosong. Arabell dengan santai berjalan ke arahnya.
"Maaf lama Bubu." Sudah jadi kebiasaan sebenarnya. Bubu, panggilan dari Arabell untuk Bintang.
Bintang menoleh. "Gapapa Bel,Aku juga baru datang kok." Balasnya tersenyum. Sebenarnya apa yang telah Semesta rencanakan.
Disitu juga Arabell merasa bahwa Ia adalah sebuah boneka. Dipermainkan begitu saja dan jika sudah tidak lagi berguna Ia dibuang.
"Mau ngomong apa ya?" Arabell memang bawaannya santai.
"Maaf Bel." Ucapnya tulus sembari menunduk. Arabell sudah tau percakapan ini mengarah kemana.
"Maaf untuk apa?" Arabell tersenyum memainkan perannya dengan baik.
"Kemarin aku ditampar sama Kanza dan Aku tanya kenapa trus dia bilang Kamu ngeliat Aku sama Cheryn waktu di taman. Sebenernya itu cuman salah paham aja.
Arabell menunggu Bintang melanjutkan ceritanya. 'Aku ditarik paksa sama Cheryn dan Aku gabisa apa-apa karena Dia ngancam bakal nyelakain Kamu trus waktu Aku dicium itu Dia yang mulai karena Dia tahu disitu ada Kamu Bel. Soal kemarin Aku kaya gitu karena disuruh sama Cheryn,Aku cuman gamau Kamu kenapa-napa Bel."
Arabell tidak bisa mengambil kesimpulan langsung memang saat Ia melihat Bintang dan Cheryn kala itu.Tapi Ia harus mempercayai perkataan Bintang kali ini.
"Kamu percaya sama Aku kan Bel?" Tanya Bintang meyakinkan.
"Iya Bubu Aku percaya." Sudah telak,Ia tidak bisa berbuat apa-apa jiak sudah begini.
Arabell tidak tahu Ia menjawab apa,pikirannya saat ini kacau balau.
"Bel, Maaf ya untuk beberapa hari Aku harus jauhin Kamu dulu kalau Cheryn udah ga beruat apa-apa lagi mending kita pindah aja supaya kamu aman." Jelasnya. Bagaimana jika trnyata Bintang mendusta? Bagaimana jika akhirnya Bintang meninggalkan Ia dengan perasaan yang setiap hari bertambah? Bagaimana jika Bintang akhirnya bersama Cheryn? Banyak pertanyaan yang berada di pikiran Arabell yang membuat dada nya bergemuruh cepat. Sejak dulu Persahabatan antara Arabell dengan Cheryn baik-baik saja tanpa ada masalah,bahkan mereka terbilang sangat dekat. Ia tidak tahu apa yang sudah direncakan Cheryn, Ia harus menerima apapun kedepannya karena Ia percaya Tuhan tidak akan memberi ujian kepada hambanya diluar batas kemampuannya.
"Bel Aku antar pulang ya?" Baru 2 hari semenjak kejadian itu tapi Arabell sudah merindukan wangi khas dari Bintang. Peerlahan Ia memeluk pinggang Bintang.
"Iya,nanti beli dulu Es Krim ya di Mang Nana." Balas Arabell. Es Krim Mang Nana,selalu menjadi favoritnya. Beroperasi hingga pukul 22.00 malam.
"Siap Nona,rasa Greentea bukan?" Tanya Bintang menoleh kebelakang.
"Iya Bubu rasa Greentea."
---
Mereka sekarang sudah berada di Kedai Mang Nana tersebut. "Rasa greentea kan neng?" begitu pernyataan Mang Nana karena seringnya Ia pergi ke sana. Banyak waktu yang Ia habiskan bersama Bintang membuat panjangnya kenangan diantara dua insan itu jika keduanya berpisah. Ini pertama kalinya bagi Arabell,mencintai sedalam ini untuk seorang laki-laki.
Bintang sedang menerima panggilan dari seseorang. Arabell hanya memperhatikan tanpa bertanya siapa itu. Hatinya enggan untuk tahu jika jawabannya adalah Cheryn, Ia kembali memfokuskan pikirannya dan lanjut memakan Es Krimnya.
Bintang sudah berada dikawasan komplek Arabell,mengantar Arabell pulang. Sebelum Bintang pergi,Bintang menahan tangan Arabell.
"Bel,aku mau kita putus." Ucap pelan Bintang.
Arabell hanya tersenyum mendengar pernyatan Bintang "Kenapa Kamu mau kita putus?" kata-kata itu melucur dari bibir kecil Arabell.
"Kamu tahu jawabannya nanti.Maaf Bel." Bintang hanya menunduk tidak berani melihat wajah Arabell. "Aku gamau kita putus." Jawab Arabell mantap. "Terserah apa kata Kamu, Kita udah gaada hubungan apapun lagi sekarang." Setelah mengatakan itu gengggaman tadi terlepas dan Bintang melajukan motornya lalu menghilang dari penglihatan Arabell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Or Leave
Teen FictionSaat keadaan hati tidak sinkron dengan pikiran,Saat semuanya hancur dan tidak ada satupun pertahanan, Namun rasa sayang yang terlanjur tidak tertampung itu berada diambang,bertahan atau tinggalkan?