Part 03

61 4 0
                                    

Aku adalah malaikat mautmu. Tiap detik aku selalu mengintaimu, menunggu waktu yang tepat untuk menikammu. ~ Jasmine Deremian Andreas

***

Cleo membuka pintu kamar Clarry menggunakan kakinya, Cleo membaringkan tubuh adiknya diranjang dengan perlahan. Takut jika Clarry bangun dan kembali mengamuk seperti tadi. Cleo menatap wajah adiknya yang terlihat polos saat tertidur. Cleo mengusap rambut Clarry, melihat Clarry dengan tatapan nanar.

Cleo memutuskan untuk keluar dari kamar Clarry, ingin merenungi semuanya. Mulai dari Clarry yang mengamuk sehingga membunuh tunangannya sendiri. Cleo mengacak rambutnya, bingung dengan Clarry yang kembali membunuh setelah 2 tahun berhenti dari hobinya.

'Bagaimana jika alter ego Clarry kembali?' batin Cleo bertanya. Jika benar alter ego Clarry kembali, maka sia-sia sudah Cleo membawa Clarry ke psikiater selama 5 tahun belakangan ini.

Tanpa diketahui oleh Cleo bahwa memang alter ego Clarry sudah kembali setelah sekian lama tertidur.

***

Clarry mengerjapkan kedua matanya untuk membiasakan matanya pada cahaya yang terlalu silau. Ia bangun dari tidurnya dan menatap sekelilingnya.

'Kamarku rupanya,' batin Clarry selesai melihat sekelilingnya. Tiba-tiba Clarry meraung kesakitan, kepalanya begitu sakit saat mendengar suara seorang gadis yang menggema dikepalanya.

"ARRGGGGHHHHHHH"

Perlahan rasa sakit itu berhenti, Jasmine berhasil mengambil alih tubuh Clarry dengan paksa. Jasmine menyeringai, menatap sekelilingnya dengan tatapan tajam. Jasmine bangun dari tempat tidurnya dan keluar menuju ruang tamu. Dia melihat seorang laki-laki yang tertidur dengan pulas, dengkuran yang keras menandakan bahwa dia sangat nyenyak. Tapi bukan Jasmine namanya jika tidak memaksa dia untuk bangun.

"Bangun, bangunlah, hey bangun cepat. CLEOOOO BANGUN SIALAN!!!" bentak Jasmine diakhir kalimatnya.

Cleo yang merasa terganggu pun terbangun, mengusap matanya sebentar dan menatap tajam yang membangunkannya tadi.

"Oh, kau sudah bangun rupanya. Bagaimana harimu Clarry?" tanya Cleo tanpa menatap wajah Jasmine. Jasmine mengangkat satu alisnya.

"Clarry? Kau lupa denganku rupanya."

-DEG-

Jantung Cleo berdetak cepat. Cleo memalingkan wajahnya kearah adiknya. Menatap mata adiknya yang sudah tidak berwarna hitam keunguan, tapi berwarna abu-abu gelap.

"Jaass..mine."

"Ahh, rupanya kau ingat padaku, kakak" ucap Jasmine rendah dengan seringaian yang mematikan.

Cleo kelabakan dengan gadis dihadapannya, Jasmine sudah kembali. Dan dia tidak melakukan apapun selain diam. Dipikirannya saat ini hanyalah bagaimana caranya untuk menyembuhkan Clarry, sedangkan usahanya selama setahun ini sia-sia karena kembalinya seorang Jasmine didalam tubuh Clarry.

"Jasmine." panggil Cleo hati-hati. Dan Jasmine hanya menatap datar sang kakak dan tangan yang bersidekap didada.
"Aku rasa, kau terlalu cepat datang. Apa yang datang hanya kau sendiri atau bersama yang lain.?" tanya Cleo lagi dengan suara lirih yang hampir tidak terdengar. Tapi Jasmine yang ditanya hanya tertawa terbahak-bahak. Cleo yang melihat itu pun hanya melongo.

"Kau tidak usah takut kakakku. Mereka semua kembali kedalam tubuh Clarry. Dan, apa yang kau takutkan?. Kita semua hadir karena sesuatu. Maka dari itu kami hadir kembali untuk membalaskan dendam yang sudah padam dimasa lalu. Kami tidak akan lupa begitu saja, kakak." jawaban dari Jasmine tentu saja membuat Cleo menegang. Masa lalu Clarry yang begitu dia ingat, semuanya, tanpa tersisa. Kesakitan Clarry, masokis Clarry, bahkan kejiwaan Clarry yang bisa menghadirkan seseorang dalam tubuhnya. Semua itu membuat Cleo ketakutan. Takut jika Clarry akan kembali seperti dulu lagi. Menjadikan membunuh sebagai hobi. Dan itu tidak bisa dibiarkan.

Cleo harus melakukan sesuatu agar hal itu tidak terjadi. Clarry tidak boleh kembali menjadi pembunuh berdarah dingin lagi. Sudah cukup masa lalu adiknya yang begitu kesakitan.

Clarry tidak boleh seperti dulu lagi. Clarry tidak boleh membunuh lagi, tapi Cleo sadar bahwa dirinya sudah terlambat. Clarry sudah memulai hobinya lagi. Dengan membunuh tunangannya sebagai pembuka.

"Jasmine, tidakkah kau merasa kasihan pada tubuh Clarry?" Tanya Cleo lirih dan dengan pandangan mata yang redup.

"Kasihan padanya? Tentu aku merasa kasihan, dia terluka akupun ikut terluka. Bukan hanya aku, kami, kami semua terluka Cleo. Semua yang ada dalam tubuh Clarry terluka. Jangan lupakan bahwa kami semua adalah satu. Tidak dapat dipisahkan." Jelas Jasmine pada Cleo dengan nada dingin.

Tanpa mendengar apapun dari Cleo, Jasmine melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Meninggalkan Cleo yang mengepalkan tangannya karena merasa tidak becus menyembuhkan Clarry.

"SIALAN!!!!!!" Teriak Cleo frustasi.

The GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang