Part 08

29 5 0
                                    

"Baiklah kalau begitu, aku harap dia bisa menerimaku dimansionnya ini. Aku akui ucapannya cukup menyeramkan." balas Axel disertai kekehan kecil. Kemudian tersungging senyuman menyeringai yang tidak sempat dilihat oleh Cleo.

'Aku menemukanmu, Jasmine.' batin Axel.

***

Clarry mendengus kesal ketika masih melihat Axel ada disekitar mansionnya. Clarry benci orang asing ada di mansionnya.

"Keluar!!" geram Clarry pada Axel yang sedang melihat foto-foto keluarganya.

"Apa? Aku hanya disuruh menjagamu." ucap Axel santai.

"Aku tidak perlu dijaga. Keluar dari mansionku atau kau akan tahu akibatnya." ancam Clarry pada Axel yang masih saja diam ditempatnya berdiri.

"Oh ayolah Jasmine, kukira kau ingin sedikit bermain-main denganku." goda Axel pada Clarry yang terlihat menahan amarahnya.

"Aku Clarry bukan Jasmine. Kau salah orang tuan" ucapan sinis Clarry membuat Axel bungkam. Axel mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya.

Clarry meninggalkan Axel yang masih diam ditempat. Dia tidak peduli, yang dia inginkan hanya orang itu pergi dari mansionnya.

***

Axel menatap ruangan didepannya dengan pandangan yang sukit diartikan. Pasalnya ruangan itu adalah ruang kerja Clarry. Dirinya ragu untuk mengetuk karna pasti dia akan mendapatkan sesuatu dari Clarry.

Tapi, karena janjinya pada Cleo untuk menjaga Clarry. Axel harus memberanikan dirinya. Resiko yang akan dia dapatkan karena tidak mengikuti kata-kata Clarry akan dipikir setelah ini.

'Tok..tok..tok'

Ketukan pintu terdengar keras diruangan hening milik Clarry. Clarry melihat layar laptopnya yang menampilkan gambar dari CCTV yang dipasang diluar ruangannya.

"Sebenarnya apa yang dia inginkan?" desis Clarry kesal. Clarry tidak akan membuka pintu untuk Axel. Membiarkan Axel diluar sana sama dengan memberinya sebuah ketenangan. Laki-laki itu cukup mengganggu dirinya.

Terdengar lagi suara ketukan pintu, terdengar lebih keras. Mungkin Axel mengira jika Clarry tidak mendengar ketukan pintu.

Clarry mendengus kesal dan berjalan dengan kaki yang berdebum menuju pintu yang sudah diketuk oleh Axel dengan kencang. Clarry begitu kesal dengan manusia itu.

Clarry membuka pintu didepannya dengan kekuatan penuh, sehingga Axel yang berada dihadapannya berjengit kaget.

"Sebenarnya apa maumu?" geram Clarry dengan tatapan tajam yang menusuk Axel.
"Pergi dari rumahku, aku tidak suka melihatmu." ucap Clarry masih dengan tatapan membunuhnya.

Axel yang tidak tahu mau berkata apa hanya diam. Lalu, membalikkan badannya dan pergi dari hadapan Clarry.

"Dasar pengganggu" desis Clarry kesal dengan mengepalkan tangannya.
"Sungguh aku sangat ingin membunuhnya" geram Clarry

Clarry menutup pintunya dengan kencang dan kembali menuju meja kerjanya. Sudah terlihat berkas-berkas menumpuk yang setiap harinya semakin bertambah.

Clarry memijit pelipisnya pelan, berusaha menghilangkan pusing yang tiba-tiba datang setelah melihat berkas-berkas itu.

Terdengar dengusan kasar dari Clarry.
"Mari kita selesaikan ini." gumam Clarry

***

Setelah berkutat 3 jam dengan berkas perusahaannya, Clarry mengambil ponselnya yang tergeletak menyedihkan di sofa. Menghidupkan layarnya dan terlihat beberapa notifikasi dari seseorang.

'Datang ke Jl. St. Paloma 5 pukul 10 malam. Kau datang, maka kau bukan pecundang.' Begitulah isi pesan yang cukup menarik perhatian Clarry.

Dia belum tahu atau pura-pura tidak tahu. Clarry sebenarnya sudah lama meninggalkan dunia malamnya semenjak bertunangan dengan Brian. Tapi pria itu sudah mati, jadi Clarry bisa kembali ke dunia malamnya.

Tiba-tiba pandangan Clarry mengabur, bertanda bahwa Jasmine sedang berusaha mengambil alih tubuh Clarry. Dan berhasil.

'Ini tugasku Clarry.' gumaman itu terdengar jelas dikepala Clarry. Suara Jasmine.

Jasmine melangkah kan kakinya menuju kamar yang ada di lantai 3, kamar miliknya. Sesampainya disana, Jasmine melihat note kecil ada diatas kasur kingsize miliknya.

Terlihat tulisan tangan yang rapi di note itu. Tulisan seseorang yang Jasmine dan Clarry kenal. Tentu saja kakaknya Cleo. Mungkin sebelum pergi, dia menulis ini dan menaruhnya disini. Karena Clarry tidak keluar dari ruangan kerjanya sejak kemarin.

"Jaga dirimu baik-baik Clarry, jangan sampai Jasmine kembali." Jasmine memicingkan matanya, apa-apaan ini.

Jasmine sudah kembali, dan Cleo tidak suka. Apakah Jasmine peduli? Tentu tidak. Karna Jasmine merasa bahwa Clarry membutuhkannya lagi setelah dikhianati oleh Brian beberapa waktu lalu.

Saat ini masih pukul 9 malam, dan Jasmine masih ada diruangan kerjanya atau ruangan Clarry sebenarnya. Jasmine melihat jam dinding yang ada diatas pintu ruang kerja itu. Pukul 9 lebih 15 menit. Waktu berjalan sangat lama.

Jasmine sangat ingin memukul pria tersebut. Sungguh mengesalkan. Jasmine benar-benar ingin membunuh pria itu. Menyentuhkan katananya diatas perutnya dan menusukkan katananya dikepalanya.

Raut wajah Jasmine terlihat sangat menyeramkan. Kesal, marah, dan jengkel menjadi sangat menyeramkan jika disandingkan dengan Jasmine si muka dingin.

Sampai pukul 10 malam pun, Jasmine masih terlihat menyeramkan. Jasmine sudah sampai ditempat yang sudah ditentukan. Jasmine masih berada didalam mobilnya, mengamati sekitarnya dan menunggu si brengsek itu yang belum juga menampakkan dirinya.

Sungguh, Jasmine lebih memilih menuju tempat lain jika harus menunggu selama ini. Menuju tempat dimana dirinya berada. Tempat yang sangat mengerti dirinya.

Waktu sudah menunjukan pukul 10:29 di dasboard mobilnya. Jasmine menggeram kesal pada orang itu. Jika saja dia tidak penting, Jasmine sudah memenggal kepalanya jika terlambat lagi.

Sungguh mengesalkan.

5 menit kemudian, terdengar ketukan kasar dari luar mobilnya. Mengetuk jendela mobilnya begitu kencang.

Seseorang terlihat dari jendela. Dada nya terlihat naik turun tanda bahwa dia sangat kelelahan. Jasmine tentu saja tidak peduli.

Jasmine keluar dari mobilnya dan menghadiahi orang itu sebuah pukulan di rahang tegasnya. Orang itu langsung saja merasakan dinginnya aspal.

"Apa maumu? Aku sudah bilang jangan pernah ganggu aku lagi. Jika kau masih saja menggangguku, aku tidak segan-segan membunuh semua keluargamu." ancam Jasmine pada orang yang masih tersungkur. Tatapan matanya menajam dan berkaca-kaca. Jasmine tidak pernah merasa serapuh ini. Jasmine adalah rapuh yang dipoles sangat baik oleh kekuatan.

Jasmine meninggalkan orang itu dan melajukan mobilnya dengan kencang. Tidak peduli jika orang yang barusan dipukulnya adalah salah satu masa lalunya yang masih ia kenang hingga saat ini.

TBC.

Jadi siapa ya orang itu? Siapa masa lalu Jasmine?

Kalo Jasmine, berarti Clarry juga? Iya bener banget.

Seperti salah satu faktor dari munculnya seorang Jasmine.

Jangan lupa vote and coment.

Kasih saran juga boleh. Keep reading.

ENJOY🌸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang