Huhuhu.. Makasih banget buat yang udah vote cerita aku. Ya, aku juga makasih banget buat yang udah mau baca cerita gajelas ini. Makasih banget, moodboster banget malem-malem gini. Thank You All😚
***********
"Masih saja bodoh" umpat Clarry sembari meninggalkan kakaknya menuju kamar.
Dia sempat mendengar umpatan kakaknya yang ditujukan untuknya. Dan Clarry bersyukur memiliki kakak seperti Cleo.
***
Clarry membuka mata indahnya perlahan, menyesuaikan netranya dengan cahaya matahari yang mengganggu tidur indahnya.
Clarry meregangkan tubuhnya, dan mulai beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk cuci muka.
Clarry keluar dari kamarnya setelah selesai cuci muka. Clarry berjalan menuju kamar kakaknya yang ada didekat tangga. Ketika membuka pintu itu, Clarry terkejut dengan kedatangan kakaknya yang tiba-tiba. Membuat Clarry refleks memukul perut Cleo dengan kuat.
"Arghhhhh, kenapa kau memukulku Clarry?" tanya Cleo dengan ringisan dan memegangi perutnya yang terasa nyeri akibat dari pukulan Clarry.
"Jangan pernah mengagetkanku lagi atau kau mendapatkan hal yang menyakitkan, melebihi ini." ancaman Clarry membuat Cleo bungkam, adiknya sedang tidak main-main.
"Baiklah. Maafkan aku." ungkapan maaf itu membuat Clarry sedikit tenang. Entah karena apa. Clarry hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Oh ya Clarry, hari ini aku akan ada tugas keluar kota. Kau tak apa kan aku tinggal sendirian di mansion?""Bukannya sedari dulu aku selalu sendirian? Harusnya kau tau aku seperti apa. Aku sudah terbiasa sendiri. Jadi pergilah." gumaman Clarry masih terdengar walaupun diucapkan dengan lirih. Cleo jadi merasa tidak enak harus meninggalkan adiknya lagi. Terakhir kali meninggalkannya malah membuat sosok lain hadir dalam hidup adiknya.
"Tapi, Clarry. Aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian lagi, kemarin aku sudah kecolongan dengan kembalinya Jasmine." ratap Cleo dengan menatap sayu kearah Clarry yang memalingkan muka.
"Lalu, aku akan ikut denganmu, begitu? Jangan harap, aku tidak suka." geraman diakhir kalimat sudah memutuskan. Bahwa Clarry akan tetap disana dan sendirian.
"Clarry, aku mohon ikut denganku ya. Aku akan merasa sangat lega jika selalu melihatmu dalam jangkauanku." pinta Cleo dengan suara lembut dan mata yang berkaca-kaca.
"Oh ayolah kak, aku tidak bisa ikut denganmu. Apa kau lupa jika aku memiliki perusahaan sendiri?" tanya Clarry dengan raut wajah penuh amarah.
"Jika aku ikut denganmu, bagaimana nasib perusahaanku, nasib sekretarisku, nasib pegawaiku. Aku tidak suka menyusahkan orang lain. Pergi jika kau memang ingin pergi. Aku tidak melarangmu."Clarry pergi dari hadapan kakaknya tanpa mengucapkan apapun. Amarah Clarry terlihat jelas saat menutup pintu dengan keras. Cleo saja berjengit kaget.
"Ah aku lupa jika dia punya perusahaan." gumam Cleo sembari menepuk dahinya.
"Tapi, aku tidak bisa meninggalkan Clarry sendiri disini," gumam Cleo lagi.
"Ah, aku akan meminta bantuan Axel untuk menjaga Clarry." putusnya senang.Axel dan Clarry akan bertemu sebentar lagi. Cleo tersenyum-senyum sendiri dengan pemikiran bodohnya. Cleo memutuskan untuk menelepon Axel dan menyuruhnya agar ke Mansion Clarry, tentu saja dengan memberikan alamatnya.
Sedangkan ditempat lain. Clarry berada disebuah taman yang ada di daerah Mansionnya. Sembari memakan es krim rasa vanilla yang tadi sempat dibeli.
Clarry menatap kosong kedepan, merasa tidak enak dengan kakaknya. Tapi, seharusnya Cleo tahu jika dirinya tidak suka jika dikasihani. Clarry benci ketika semua orang menatap dirinya dengan tatapan iba.
Setelah es krimnya habis, Clarry memutuskan untuk pulang ke Mansion, mengistirahatkan dirinya. Tanpa tahu kejadian kedepannya.
Sesampainya dimansion, Clarry melihat sebuah mobil asing ada dihalaman mansionnya. Jika dilihat-lihat, ini bukan mobil temannya atau kliennya, karna Clarry tidak pernah mengajak kliennya untuk bertemu di mansionnya. Jadi mobil milik siapa itu?
Tanpa menghiraukan mobil tersebut, Clarry melajukan mobilnya menuju garasi khusus miliknya, berada disamping mansionnya.
Clarry memasuki rumahnya lewat pintu samping dan langsung dihadapkan dengan ruang tamu. Yang saat itu ada dua orang laki-laki, salah satunya adalah Cleo. Cleo melihat kedatangan Clarry dengan tatapan yang sulit diartikan dengan senyuman yang terasa aneh.
"Clarry, sini." perintah Cleo dengan nada riang. Tamu sang kakak menengok kebelakang dan ekspresi wajahnya kaget, lalu menormalkan lagi ekspresi wajahnya.
'Dia Jasmine kan? Kenapa Cleo memanggilnya Clarry. Di biodatanya pun bernama Jasmine.' batin tamu Cleo.
"Hmm?" alis Clarry terangkat satu, untuk membalas ucapan kakaknya.
"Karena aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di mansion. Maka aku meminta bantuan temanku untuk menjagamu selama aku pergi. Dan aku tidak menerima penolakan Clarry. Jadi baik-baik lah dengan tamu kita. Kenalkan dia.." ucap Cleo panjang lebar tapi Clarry memotong ucapannya.
"Pergi saja, aku tidak butuh orang untuk menjagaku. Aku bukan anak kecil. Dan kau, pergi dari mansionku." desis Clarry sembari menunjuk Axel dengan tatapan tajamnya.
"CLARRY!!!" bentak Cleo marah.
"Apa? Aku sudah bilang padamu jika aku bisa menjaga diriku sendiri. Seret dia keluar dari mansionku. Jangan pernah ajak dia lagi kesini jika kau ingin kembali kesini lagi." geraman Clarry membuat dua laki-laki itu mematung. Mereka hanya bisa melihat punggung Clarry yang semakin mengecil dan hilang ditangga akhir menuju kamarnya.
"Ah, Axel, maafkan dia. Dia memang seperti itu." ucapan tulus dari Cleo membuat Axel bisa meredam amarahnya. Ucapan Clarry cukup menyinggung dirinya.
"Tak apa, mungkin dia memang bisa menjaga dirinya sendiri, kalau begitu aku akan pulang. Terimakasih untuk jamuannya Cleo." Setelah berpamitan pada Cleo, Axel meninggalkan Cleo diruang tamu, Cleo memanggilnya.
"Axel, kau tetap bisa menjaganya, aku tidak bisa meninggalkan dirinya sendiri walaupun dia bisa jaga diri. Aku sebagai kakaknya merasa khawatir. Kau bisa tinggal disini, nanti aku yang akan bilang pada Clarry. Dia akan mengerti." ucap Cleo dengan nada memohon dan Axel tidak bisa menolaknya.
"Baiklah kalau begitu, aku harap dia bisa menerimaku dimansionnya ini. Aku akui ucapannya cukup menyeramkan." balas Axel disertai kekehan kecil. Kemudian tersungging senyuman menyeringai yang tidak sempat dilihat oleh Cleo.
'Aku menemukanmu, Jasmine.' batin Axel.
TBC
Yeayyy, update lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl
ActionKami hadir karena luka. Kami datang karena dia terluka. Kami muncul karena dia membutuhkan kami. *** Pengkhianatan yang diterima membuat seseorang hadir dalam hidupnya. Sesosok jiwa yang tidak diharapkan hadir dalam tubuhnya. Membuat dirinya menjadi...