Axel yang melihat itu hanya berdecak kesal. Dirinya marah dan harus kehilangan mobilnya, ah salah satu mobilnya. Dia tidak menyangka bahwa balapan kali ini dia harus kalah dari seorang perempuan. Itu memalukan.
Axel menelepon salah satu bodyguardnya untuk menjemputnya di arena balapan. Karena dirinya tidak membawa mobil lain saat kesini.
***
Jasmine menatap bawahannya yang membawa seseorang dalam gendongannya. Jasmine menyeringai tipis, dan bawahannya merasa takut.
"Jangan gugup, atau aku akan membawamu kesana juga."
Jasmine menyeret seseorang yang tergeletak tak berdaya dibawahnya, membawa sosok itu menuju tempat gelap, dingin, dan sepi. Tempat eksekusi.
Jasmine mendudukan sosok itu dikursi besi, kemudian mengikatnya dengan tali besar yang ada disana. Jasmine menepuk tangannya dua kali, lalu datang seorang yang membawa sebuah ember penuh air es.
Tanpa aba-aba, Jasmine menumpahkan air es itu pada sosok yang terikat dikursi. Sosok itu langsung terbangun karena merasakan dingin yang amat sangat. Sosok itu berusaha melepaskan diri dengan menggerakkan seluruh tubuhnya. Namun, hal itu mengakibatkan luka disekujur tubuhnya.
"Jangan terlalu banyak bergerak, Nona. Kau tidak ingin mati secepat itu, bukan?" desis Jasmine ditelinga gadis itu. Gadis yang mendengar desisan itu berusaha tidak bergetar.
"Le...lepaskan aku." ucap gadis itu memohon.
"Melepaskanmu setelah perbuatanmu? Apakah kau bergurau, Nona Lea?" Jasmine terus saja membuat gadis dihadapannya takut.
"Lepaskan aku jalang!!" teriakan gadis itu tentu saja membuat Jasmine marah, bahkan Jasmine sudah mengeluarkan belatinya untuk merobek mulut gadis itu.Jasmine menangkup pipi Lea kencang, mengarahkan belatinya pada pipi Lea dan menggoreskan luka yang lumayan dalam. Darah Lea mengalir deras, membuat Lea berteriak kesakitan. Karena muak, Jasmine kembali membuat luka baru dipipi satunya lagi.
"Jangan harap aku akan selembut Clarry dalam memperlakukanmu, Nona. Aku dan Clarry sangat berbeda meskipun kami berada dalam tubuh yang sama." gumaman itu terdengar sangat jelas meskipun Jasmine mengucapkannya dengan lirih. Gadis yang masih berada dalam cengkraman Jasmine bergetar ketakutan. Matanya sudah berkaca-kaca dan siap untuk menangis.
"Clarry adalah bos ku dikantor, tentu saja dia tidak akan melukaiku." bentak Nona Lea dihadapan Jasmine. Memicu amarah Jasmine. Kalian tidak lupa bukan, jika Jasmine tidak suka seseorang yang berteriak didepan wajahnya.
"Hahahaha", tawa Jasmine berderai.
"Tentu saja dia tidak melukaimu, karna melukai orang adalah tugasku." ucapan Jasmine membuat gadis yang tersungkur itu terkejut.Gadis itu merangkak mundur, menjauhi Jasmine. Wajah terkejut dan ketakutannya terlihat lucu dimata Jasmine. Jasmine melangkah mendekat, lalu menarik salah satu tangan gadis itu dan memintanya berdiri.
Tanpa penolakan yang berarti, gadis itu sudah berdiri dengan memegang tembok dibelakangnya. Menatap takut-takut kearah Jasmine.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Lea bergetar.
"Aku ingin jiwamu, berikan padaku." jawab Jasmine tegas tapi terkesan dingin.
"Se...selain jiwaku. Aku belum ingin mati, Nona. Lepaskan aku." pinta Lea memohon, dan memegang tangan Jasmine erat. Tentu saja langsung ditepis oleh Jasmine.
"Aku hanya ingin jiwamu Lea." Jasmine yang tidak main-main mengambil katananya yang berada dibalik punggungnya.
"Tapi.. Aku bel-" tanpa menyelesaikan ucapannya, kepala Lea sudah terlepas dari tubuhnya. Jasmine menebasnya tanpa aba-aba.Seringai Jasmine tercipta, setelah itu Jasmine meraung kesakitan sembari memegangi kepalanya, itu tanda bahwa Clarry sedang berusaha mengambil alih tubuhnya. Dan berhasil.
"Sial!!!" desis Clarry setelah melihat genangan darah didepannya.
'Sebenarnya apa yang ingin kau lakukan Jasmine. Kau membuatku pusing.' batin Clarry dengan tatapan nanar melihat genangan darah dari salah satu bawahannya.Clarry segera meninggalkan ruangan itu dan berniat membersihkan diri dikamar pribadi miliknya.
~Disisi Lain~
Axel menatap layar laptopnya yang menampilkan profil seseorang. Dimana profil tersebut hanya berisikan nama dan usianya saja. Bagaimana bisa profil seseorang hanya berisi nama dan usia saja.
"George, kemari dan jelaskan padaku tentang hal ini." ucapan Axel di interkom membuat seseorang diseberang gugup dan bergegas menuju ruangan Axel.
Setelah beberapa menit berlalu, orang yang dimaksud Axel telah datang.
"Apa yang kau cari dari profil seorang Jasmine, George. Bukankah aku menyuruhmu untuk mencarinya dengan detail?" tanya Axel dengan nada dingin dan tatapan tajamnya.
"Aku sudah mencarinya berulang kali bos, tapi semuanya menampilkan profil dan biodata yang sama, hanya nama dan usianya saja." jawab George takut-takut.
"Siapa sebenarnya gadis itu. Hingga profilnya hanya menampilkan nama dan usianya saja." gumam Axel yang hampir tidak didengar oleh George.
"Tapi menurutku, hanya orang-orang penting yang bisa melakukan hal seperti ini bos. Seseorang yang memiliki koneksi tinggi hingga bisa menyembunyikan profil seseorang. Bisa dikatakan dia seorang yang kaya. Sangat kaya raya." jelas George disela lamunan Axel.
"Gadis itu mungkin memiliki sesuatu yang dia jaga hingga menyembunyikan identitasnya." sambung George lagi."Mungkin kau benar, George. Terlihat dari balapan kemarin, mobil yang dia gunakan juga tidak main-main harganya. Sepertinya kita akan sulit menemukan gadis itu." ucap Axel masih dengan nada dinginnya.
Sementara di mansion Clarry. Clarry terlihat mondar-mandir diruang tengah mansionnya. Menatap kakaknya yang dengan tenang memakan camilan yang ada ditangannya.
"Clarry berhentilah berjalan, kau terlihat seperti setrika." ucap Cleo dengan tatapan malas dan masih memakan camilannya.
"Hentikan acara makanmu kak. Dasar bodoh." umpat Clarry dengan nada tajam dan menatap kakaknya jengah.
"Heiiii!!!! Kenapa kau tidak sopan dengan kakakmu."
"Masih saja bodoh" umpat Clarry sembari meninggalkan kakaknya menuju kamar.
Clarry sempat mendengar umpatan kakaknya yang ditujukan untuknya. Dan dia bersyukur memiliki kakak seperti Cleo.
TBC
Heyy hooo!!!
Maaf ya baru bisa update lagi, karena baru ada ide.Kalo suka boleh klik bintang dan jangan lupa komen.
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl
ActionKami hadir karena luka. Kami datang karena dia terluka. Kami muncul karena dia membutuhkan kami. *** Pengkhianatan yang diterima membuat seseorang hadir dalam hidupnya. Sesosok jiwa yang tidak diharapkan hadir dalam tubuhnya. Membuat dirinya menjadi...