Setelah pindah rumah ke Jakarta, pagi hari sabrin dan bi Lastri masih sibuk menata barang-barang yang dibawa dari rumah lama. Ayahnya sudah di sibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan di kantor.
"Ahhh capekk" keluh sabrin dengan ciri khas suaranya yang cempreng.
"Aduh neng, ngagetin aja." Ungkap bi Lastri dan meneruskan ucapannya "oh iya, kamu mau sekolah dimana? Nggak mungkin kan mau dirumah aja neng" tanya bi Lastri yang dibalas dengan gelengan kepala sabrin.
"Belum tau ah bi, nanti aku omongin sama ayah". Jawab sabrin singkat, dan bi Lastri hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Malam sudah tiba tapi entah mengapa, sabrin masih memikirkan tentang dimana ia akan bersekolah nanti? apakah ia akan mendapatkan teman yang baik? apakah gurunya galak galak? dan masih banyak lagi.
malam sudah semakin larut tetapi sabrin masih memikirkan banyak hal, Indra pendengarannya mendengar suara mobil yang sepertinya memasuki wilayah rumahnya. Dan Yap, benar saja itu mobil ayahnya. Ayahnya sudah pulang dan sabrin bergegas turun untuk membahas sekolah baru tentunya.
"Ayahh!!!" Teriak sabrin dan langsung memeluk ayah kesayangannya itu.
"Aduh, princess ayah. Kenapa ini? Kok kayak semangat banget hehe" kekeh ayahnya sembari merangkul putrinya itu menuju ruang keluarga.
"Em yah, aku sekolah lagi kan ya? Kan nggak mungkin sabrin dirumah terus. Bisa bisa mati kebosanan nih sabrin" ucap sabrin.
"Oh iya, ayah lupa soal itu. Tapi ayah udah ndaftarin kamu kok brin. Kamu bisa cek dulu aja sekolahnya, kalo nggak srek biar ayah cabut aja." Terang ayahnya.
"Emm, nggak usah deh yah. Sabrin langsung masuk sekolah aja, bisa kan? Udah nggak sabar tauu" kekeh sabrin yang masih bersandar di pundak ayahnya.
"Iya, pas besuk juga hari Senin,Ayah antar ke sekolah. Sudah sana tidur udah malem"
"Siyap boss!" Ucap sabrin sambil mengangkat tangan hormat ke arah pak jaka.
Kringg...kringg...kringg...
Jam weker menunjukkan pukul 5 pagi. Sabrin terbangun dan mematikan jam yang membuat tidur nyenyaknya terganggu.
"Ngapain gue ngalarm jam segini sih?" Gerutu sabrin sambil mengucek matanya.
Sabrin hanya melamun dan ingin berniat tidur lagi. Tapi ia teringat sesuatu yang membuat dirinya tersadar seratus persen.
Yap, ia mau pergi ke sekolah barunya. Sabrin langsung saja ngibrit ke kamar mandi dan memakai Seragam sekolah.
Setelah dirasa cukup berdandan untuk hari pertama ia ke sekolah, sabrin langsung turun dan menyambut ayahnya yang sudah standby di ruang makan.
"Pagi ayah" sapa sabrin sembari duduk di kursi ruang makan.
"Pagi, semangat banget sih anak ayah" kata pak jaka sambil tertawa kecil.
"Iya dong yah. oh iya Bi Lastri, siapin aku bekal makan yah" pinta sabrin yang dibalas anggukan oleh asisten rumah tangganya.
Setelah selesai sarapan, dan mempersiapkan bekal yang ia pesan tadi. Sabrin dan ayahnya segera menuju sekolah baru sabrin. Tak sampai 30 menit, mereka pun sampai.
"Semangat sekolah sayang" ucap pak jaka dengan senyuman dan dibalas oleh acungan jempol anaknya itu.
Hmm, Sekolah baru sabrin dirasa lumayan elit juga. Lingkungannya bersih dan sabrin rasa orangnya tidak ada yang seperti Tante-tante alias alis tebel bibir menor.
Di setiap langkah sabrin, banyak tatapan mata yang menatap dirinya. Itu membuat sabrin sedikit risih. Sabrin segera berjalan cepat mencari ruang kepala sekolah yang entah letaknya dimana.
"Lagi nyari ruang kepsek? Anak baru yah? Kenalin gue aretta ayu, panggil aja gue retta." Ucap gadis cantik manis yang super cerewet itu. Tapi sabrin rasa ia bisa klop kalo berteman dengan gadis bernama Retta itu.
" Iyah, nama gue Salsabila sabrin Anandita. Panggil aja gue sabrin. Hmm anterin gue ke ruang kepsek yuk!" Jawab sabrin dan diangguki oleh Retta, teman barunya.
Setelah menemui kepala sekolah, sabrin diantar kepsek menuju kelas barunya yang ternyata juga kelas Retta. Ruang kelas bernama kelas XII IPA 4 itu sabrin masuki bersama kepsek dan Retta sudah duduk di bangkunya.
"Selamat pagi anak-anak, kita kedatangan teman baru. Silahkan nak kenalkan dirimu." Suruh ibu kepala sekolah itu.
"Hai semua, nama gue Salsabila sabrin Anandita. Kalian bisa panggil gue sabrin. Semoga gue bisa berteman sama kalian semua dan kalian bisa jadi teman yang baik buat gue. Thanks" kenal sabrin yang mendapat balasan celotehan dari teman laki-laki sekelasnya
"Aduh neng geulis pisan euy"
"Sabrin, pacar gue yah?"
"Cantik"
"Aku raffa, kenalin"
Ya begitulah beberapa celotehan ngawur dari teman barunya. Sabrin tak mempedulikan itu, malah menurut sabrin mereka semua kocak.
"Sabrin duduk sini samping gue!" Teriak Retta yang menggema di seluruh ruang kelas. Sabrin hanya mengangguk dan tersenyum sembari menuju bangkunya.
⏺️⏺️⏺️
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA
Teen Fictionjajaran kalimat yang kau ucapkan, janji yang kau buat,dan perhatian yang kau berikan. Semua itu ternyata hanyalah sebuah cara untuk menghadirkan luka di hati. Namun, tak bisa dipungkiri hati ini masih tetap mencintaimu, menyayangimu, bahkan sulit un...
