Hari- hari berlalu, Rizal dan sabrin semakin lama semakin dekat. Perasaan sabrin merasa ada gejolak yang berbeda terhadap Rizal. Mereka menjalani aktivitas hampir setiap hari selalu bersama. Mereka yang awalnya bertengkar layaknya tom and Jerry sekarang berubah seperti pasangan kekasih yang sangat romantis.
Sabrin mulai baper dengan gombalan receh dari Rizal, dan Retta pun sudah yakin jika Rizal memang ingin memulihkan hatinya. Namun Retta masih sedikit ragu jika hati Rizal bersih dari nama perempuan itu, perempuan yang membuat kehidupan Rizal sempat hancur kesepian. Retta takut jika nanti sepupunya akan mengkhianati sahabatnya, tapi pikiran itu sebisa mungkin Retta singkirkan. Ia yakin jika Rizal adalah laki-laki sejati yang tidak akan mengingkari janjinya pada Retta beberapa waktu lalu.
⏺️⏺️⏺️
Hari Minggu seperti biasa, Retta berkunjung kerumah sepupu laki-lakinya hanya sekedar untuk bermain dan berbincang-bincang dengan orang tua Rizal.
Retta memasuki pekarangan rumah Rizal. Retta mengetuk pintu kayu yang terkesan mewah. Tak butuh waktu lama, pintu perlahan terbuka dan menampilkan wajah seorang laki-laki paruh baya.
"Assalamualaikum pakdhe" salam retta dengan senyuman dan menunjukkan kantong kresek yang berisi buah di tangannya dan memberikannya kepada pak Ridwan.
"Waalaikumsallam, Retta ayo masuk." Jawab pak Ridwan.
Mereka menuju ruang keluarga yang didominasi oleh warna abu-abu itu. Di kursi depan tv ada Gevano yang sedang bermain PS, sedangkan pak Ridwan sedang ke dapur untuk menaruh buah pemberian Retta.
"Ge, abang lo lagi dimana?" Tanya retta pada Gevano yang masih asik dengan gamenya.
"Kakak masih tidur kayaknya, tadi juga nggak ikut sarapan. Kalo papa lagi dibelakang, lagi libur kerja. Kalo mamah udah berangkat ke kantor." Ucap Gevano yang menjelaskan seluruh anggota keluarganya.
"Bodo amat, gue cuma nanya Abang lo doangg!" kesal Retta dan langsung menuju kamar Rizal yang berada di lantai dua.
Perlahan Retta membuka pintu kamar rizal. Saat pintu sudah terbuka, menampakkan sosok laki-laki yang masih tertidur pulas di kasur king size miliknya.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Menurut Retta ini sudah siang, dengan tersenyum miring Retta mempunyai ide untuk membangunkan sepupunya dengan cara yang berbeda.
Retta ancang-ancang untuk berlari dan melompat menuju kasur Rizal untuk menindihi badan sepupunya.BUGH..
"Ahh sakit woy!" teriak Rizal kesakitan yang sekarang Retta sudah berdiri diatas punggungnya.
"Makanya jangan kebo jadi orang" cibir Retta yang sudah turun dari badan Rizal dan tiduran di samping Rizal.
"Bodoo amat" jawab kesal Rizal yang masih merasa sangat mengantuk.
Tiba-tiba pintu kamar Rizal terbuka, di depan pintu ada Gevano yang menatap mereka dengan cengiran khasnya.
"Kak zal sama kak Ret kalian di suruh sarapan sama papah. Terus gue sama papa mau nyari Vidio game di mall hehe. Gue sama papa langsung berangkat ya kakak-kakak byee!" Ucap Gevano yang sudah berlalu pergi.
Retta dan Rizal hanya diam, tak merespon ucapan Gevano. Tak lama kemudian, terdengar suara deruman mobil yang ada di halaman rumah. Rizal yakin, itu suara mobil papanya yang ingin pergi dengan Gevano.
"Yaudah, Sono mandi. Gue tunggu di ruang makan" ucap Retta dan beranjak pergi.
Rizal menghembuskan nafasnya. Dengan malas ia menuju kamar mandi untuk menjalani ritual bersih-bersih. 15 menit kemudian Rizal sudah siap, ia pun langsung turun menuju ruang makan di lantai dasar.
Saat sudah sampai, Rizal menaikkan satu alisnya yang melihat Retta sudah makan nasi goreng buatan asisten rumah tangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA
Teen Fictionjajaran kalimat yang kau ucapkan, janji yang kau buat,dan perhatian yang kau berikan. Semua itu ternyata hanyalah sebuah cara untuk menghadirkan luka di hati. Namun, tak bisa dipungkiri hati ini masih tetap mencintaimu, menyayangimu, bahkan sulit un...