TING..TING..TING
Suara notifikasi chat handphone milik sabrin, hari masih sangat pagi. Siapa yang sepagi ini sudah menghubunginya?, Sabrin membuka benda pipih itu.Matanya yang tadinya buram belum fokus karena masih ngantuk sekarang sudah melotot seperti ingin keluar dari kelopak matanya.
"Arizalpratama_ : Holaa salsa cantik, aku jemput ya. Kita berangkat bareng 😚."
"Arizalpratama_ : lama banget balesnya, belum bangun?"
"Arizalpratama_ : kebo bgt sih, bangun woy"
Apa?! Yang benar saja. Sekarang jelas-jelas jam masih menunjukkan pukul setengah 5 pagi, dan Rizal sudah ngespam sabrin jika Rizal ingin menjemputnya. Sabrin tentu tidak mau berangkat bersama cowok yang jelas-jelas selalu membuatnya naik darah. Tapi sabrin teringat jika ayahnya kemarin bilang kalau ia akan pergi keluar kota untuk mengurus pekerjaannya, dan mau tak mau iya menerima tawaran Rizal karena sabrin tak suka naik angkutan umum.
"Salsabilasabrin.A : oke, gue mau. Jemput sebelum jam 7. Gue nggak mau telat."
Tak membutuhkan waktu lama, chat sabrin langsung dibalas oleh Rizal. Hmm, Rizal memang benar-benar laki-laki fast respon pikir Sabrin.
"Arizalpratama_ : oke siap 💗"
Balasan chat Rizal membuat sabrin menganga, kenapa harus ada embel-embel emoticon love. Dasar laki-laki modus.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Rizal sudah siap untuk berangkat untuk menjemput sabrin. Saat rizal menuruni tangga, ia melihat ibunya sedang menyiapkan sarapan.
"Morning mam" ucap Rizal sambil mencium pipi ibunya yang sangat ia sayangi.
"Tumben kamu udah siap, biasa aja baru bangun tidur" cibir ibunya ditambah sedikit kekehan.
" Iya dong mam, mau jemput calon pacar haha, Rizal takut telat. Rizal sarapan di sekolah aja ya ma." Jawab Rizal.
" Calon pacar? Oh iya itu terus adek kamu gimana?" Tanya mamanya bingung.
"Iya calon pacar, masalah gevano biar dia bareng papa aja. Yaudah deh aku pamit, assalamualaikum" pamit Rizal setelah mencium telapak tangan ibunya. Dan Gevano, adik laki-laki Rizal yang sekarang duduk di bangku SMP.
"Waalaikumsalam" jawab Bu Nita sambil terheran-heran, siapakah calon pacar anaknya itu. Seingatnya putra pertamanya itu hanya mencintai gadis yang sekarang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
⏺️⏺️⏺️
Tak sampai 5 menit motor sport milik Rizal sudah sampai di depan rumah sabrin. Satu komplek dengan sabrin adalah satu keuntungan tersendiri bagi Rizal. Semakin dekat rumah mereka, semakin banyak pula kesempatan Rizal untuk mendekati sabrin.
Mendengar deruman suara motor yang tak asing lagi bagi sabrin, sabrin langsung keluar dari rumahnya. Di belakang sabrin ada seseorang yang sangat Rizal kenal, bi Lastri tentunya.
"Aduh den, masih setengah tujuh kurang sepuluh menit. Udah nyampe aja" kata asisten rumah tangga itu dengan senyuman.
"Udah deh bi, nggak usah banyak tanya. Apalagi sama cowok nggak jelas tukang modus kaya si kutu kampret ini" ucap sabrin sambil menjulurkan lidahnya menatap Rizal. Rizal yang kesal hanya mendengus.
"Yaudah sana neng berangkat, dan den Rizal hati-hati bawa motornya" ucap bi Lastri dan dijawab Rizal dengan acungan jempol.
Karena masih kesal dengan ucapan sabrin tadi, Rizal ingin sekali mengusili sabrin. Rizal langsung mengegas motor sportnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sabrin yang belum siap pun serasa ingin terjungkal kebelakang jika ia tidak langsung memeluk tubuh gagah Rizal. Rizal yang merasa pinggangnya dipeluk hanya bisa tersenyum puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA
Teen Fictionjajaran kalimat yang kau ucapkan, janji yang kau buat,dan perhatian yang kau berikan. Semua itu ternyata hanyalah sebuah cara untuk menghadirkan luka di hati. Namun, tak bisa dipungkiri hati ini masih tetap mencintaimu, menyayangimu, bahkan sulit un...