Assalamu'alaikum....
Hai ... apa kabar semuanya? :*
Sebelum mulai membaca, dimohon kerendahan hatinya untuk menekan tombol bintang/vote, yang ada di bawah ya ;)
Syukron buat yang udah vote, Barakillah ... semoga berkah, berkah buat yang nulis, berkah buat yang baca :)Happy reading :*
▪
Angga membuang nafas berat setelah puas mendengar umpatan-umpatan dari Bryan serta Panji yang ditujukan padanya. Pemuda berbadan tegap itu memajukan badan satu langkah ke hadapan Bryan, "Lo gak usah sombong dan kepedean! Karna bagi gue lo ga akan ada bedanya sama antek lo itu," ujar Angga seraya menunjuk hidung Panji. "Gue bakal jalanin balapan ini," pungkasnya.
Kedua sahabat Angga pun hanya bisa pasrah, karna jika Angga sudah membuat keputusan, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya. Dengan berat hati akhirnya mereka pun turut merestui Angga untuk melakukan balapan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa dalam hati, mereka menaruh kecurigaan yang amat besar terhadap Bryan dan teman-temannya yang bisa saja sejak awal telah merencanakan strategi untuk mengalahkan Angga.
Kedua siswa SMA itu pun langsung masuk ke dalam mobil masing-masing dengan penuh harapan besar, keduanya benar-benar terlihat seperti layaknya pembalap internasional. Tentu saja totalitas harus mereka gunakan, sebab yang mereka taruhkan saat ini adalah barang yang bernilai sangat tinggi. Angga sebisa mungkin akan mempertahankan mercy kesayangannya, sedangkan Panji sebisa mungkin akan berusaha menjadi pemenang karna ini merupakan kesempatan emas baginya untuk mendapatkan apa yang selama ini ia impikan, yakni mobil milik sendiri, yang mana selama ini Panji balapan hanya mengandalkan nebeng mobil milik teman-temannya.
Satu....
Dua....
Tiga....
"Anggaaaaaa...."
"Panjiiiiiiii...."
Terdengar sorak sorai teriakan dari dua pendukung yang meneriakan jagoan mereka masing-masing.
Balapan telah dimulai, terlihat mobil honda jazz hitam dan mercy merah itu saling beradu, saling mendahului, melaju kencang dengan kecepatan maksimum, saling menyusul tanpa memedulikan apapun selain tekad dalam bertanding yaitu berusaha lebih dulu sampai pada garis finish.
"Anggaaa ... hati-hati, Ga! Gue yakin lo bisa ngalahin makhluk so keren itu," teriak Arnold.
Bryan yang mendengar teriakan Arnold terlihat mendelik sinis, "Awas aja lo, Panji. Kalo sampai lo kalah dan bikin harga diri gue jatuh, gue janji gak bakal terima lo jadi anggota gue lagi," gumamnya.
Teriakan supporter dari kedua kubu terdengar semakin antusias, ditambah beberapa orang-orang yang turut menonton pun tak kalah semangat mengeluarkan kata-kata serta teriakan yang membuat suasana balapan menjadi makin seru sekaligus menegangkan.
"Hey! Lo sengaja ngerencanain ini semua, kan? Brengsek lo, bukk....!" Bastian yang sedari tadi menahan kepalan tangannya, tanpa kompromi langsung melontarkan satu tonjokan pada pipi kiri Bryan, cowok bule itu tersenyum miring sambil menyeka pipi kirinya yang terlihat sedikit lebam.
"Bast, sabar bro! Inget kata Angga, kita harus saling percaya. Kita lihat aja dulu, gue yakin temen kita pasti menang." Arnold berusaha menenangkan dan menjauhkan Bastian dari Bryan.
"Dasar Cunguk," gumam Bryan.
"Bos, gakpapa kan, Bos?" tanya beberapa anak buah Bryan yang berusaha memberi perhatian pada bosnya, namun Bryan tak menggubrisnya, ia hanya diam dan teihat kesal sambil kesakitan.
"Panji ... Panjii...." Teriakan penonton semakin histeris. Terlihat honda jazz yang dikendarai Panji memimpin di depan, dan mercy merah yang dikendarai Angga tertinggal sekitar 10 meter.
"Hahahha ... rasain! Sebentar lagi gue bakal dapetin mercy kesayangan lo itu," ujar Panji pada dirinya sendiri sembari terus menambah kecepatan laju mobilnya untuk melesat lebih jauh dari jangkauan Angga.
"Wah ... gimana nih, temen kita tertinggal di belakang dan malah si brengsek itu yang mimpin di depan, oh ... tuhan, berilah sahabat kami kemenangan...." Arnold seperti berbicara pada Bastian namun temannya itu hanya diam tak menggubrisnya.
Bastian terlihat sangat kesal, namun ia berusaha meredam emosinya supaya tidak meledak dan membuat keributan disana, ia sangat mengkhawatirkan keselamatan sahabatnya yang kini sedang balapan itu.
"Loh, kenapa susah." Angga yang tengah menjalankan mobilnya, bergumam ketika tiba-tiba pedal remnya tidak berfungsi sama sekali. Berkali-kali pemuda itu menginjak pedal remnya namun nihil.
"Tenang, tenang ... lo harus tenang, Yunanda," ucap Angga yang berusaha memberi ketenangan pada dirinya sendiri.Suasana di arena balapan semakin terasa menegangkan, apalagi ditambah sorakan histeris dari para penonton yang semakin banyak berdatangan membuat suasana di tempat ini semakin sesak, terutama bagi Arnold dan Bastian yang sejak awal sudah memiliki perasaan tak enak, mereka sungguh sangat mengkhawatirkan keselamatan sahabatnya yang kini tertinggal hampir 25 meter itu.
"Bagus ... gak sia-sia kan, gue ngandelin si Panji?" ujar Bryan yang di angguki beberapa anggota genk-nya. Pemuda itu menaruh kepedean yang sangat tinggi untuk mengalahkan Angga.
"Gak, gue gak akan nyerah. Gue harus inget sama janji gue ke temen-temen, kalo gue masih punya hutang taruhan mobil ini sama mereka." Angga bergumam sendiri di dalam mobil sambil memikirkan kedua temannya, ia sudah bertekad bahwa hanya akan mengikhlaskan mobil kesayangannya itu pada dua sahabatnya, jika ia kalah dalam tantangan menaklukan Amanda.
Dengan tanpa kira-kira serta tak peduli dengan pedal remnya yang mengalami kerusakan, Angga langsung menancap gas mobilnya sekaligus, menambah kecepatan laju mobilnya dengan kecepatan tinggi di atas rata-rata demi menyusul ketertinggalannya dari Panji. Tanpa memedulikan keselamatannya, yang ada di fikiran Angga saat ini hanyalah berhasil menyusul honda jazz hitam yang tengah melaju kencang beberapa meter di hadapannya.
"Angga, bagus! Semangat Ga, lo pasti menang!" Teriak Arnold ketika melihat kedua mobil sudah hampir melewati garis finish secara berbarengan.
Dan....
Ckitttt....bukk'"ANGGA!"
Honda jazz serta mercy berhasil melewati garis finish secara bersamaan, tepat di waktu yang sama, tidak ada yang menang juga tidak ada yang kalah, namun naasnya, mobil yang dikendarai Angga berhasil lolos dari remnya yang memang bermasalah, dan baru berhenti setelah berbenturan dengan pembatas jalan.
"ANGGA!" Terdengar teriakan dari beberapa teman Angga yang ikut menyaksikan, tak tertinggal Arnold serta Bastian yang langsung berlari menghampiri mobil Angga.
"Bast ... Bast, pintunya kebuka! Angga....
To be continue....
Angga kenapa ya?
Ada yang bisa kasih saran gak, untuk pemeran Panji, kira-kira visualnya siapa ya...?
Next???
•••
Makasih buat yang udah mampir :*
Juga jangan lupa untuk follow akun ini (@petrichorholic), ya ... supaya ga ketinggalan notifikasi pas update part berikutnya, atau kalian bisa menambahkan story ini ke library untuk mendapatkan notif di setiap updatenya :)
Vote, coment serta kritik dan saran selalu ditunggu ya 'ders, sama masukannya juga saya tunggu. Bantu tekan bintangnya ya teman-teman ;) karena tekan bintang disini gratis ... tiss ... tisss.... :D
Love you ders :*
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Taruhan
Fanfic"Ikhlasin mercy lo, atau taklukin si kakak galak tadi!" Kata-kata Arnold menjadi awal bagi jejak seorang Angga dalam mengenal sosok Amanda. Mampukah Angga berhasil menjalankan misinya dalam merebut hati Amanda? Dan bagaimana jadinya jika Amanda tahu...