12 - Terima kasih, Angga

586 83 197
                                    

Assalamu'alaikum....

Hai ... apa kabar semuanya? :*
Sebelum mulai membaca, dimohon kerendahan hatinya untuk menekan tombol bintang/vote, yang ada di bawah ya ;)
Syukron buat yang udah vote, Barakillah ... semoga berkah, berkah buat yang nulis, berkah buat yang baca :)

Happy reading :*

Nb : part ini aku kasih panjang, karena lama nge-next-nya ... hihi...

Sekali lagi jangan lupa tekan bintangnya dulu ya ... kan udah dipanjangin ;) gak percaya? Cuss langsung baca aja, wkwk....

🕳🕳🕳

Amanda menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, fikirannya kalut, kata-kata yang dilontarkan Tante Anita terus terngiang di telinga serta fikirannya, gadis itu hanya terdiam sambil merenungi nasib hubungannya dengan Esa.

'DRDTT'

Sebuah pesan masuk membuat Manda kaget, ia langsung merogoh handphone yang ada di dalam tas-nya.

"Hai Manda, lo udah nyampe rumah kan?"

By : cowok ganteng

Manda menghela nafas berat, ia tahu betul siapa yang mengirimkan pesan itu walau nomernya asing dan belum tersimpan, rupanya si pengirim sengaja menyematkan gelar cowok ganteng di bawahnya karena tahu kalau Manda tidak mengetahui nomornya. Siapa lagi cowok narsis yang mengganggunya selain Angga.

Dengan Malas, Manda pun membalas pesan itu, hingga terjadi percakapan singkat antara mereka

"Dapet nomer gue darimana lo?"

"Dapet dari ngepet, XD"

Manda menghempaskan ponselnya asal-asalan, ia sangat malas meladeni Angga yang sama sekali tak penting baginya, namun tak berselang lama handphone-nya kembali bergetar.

"Amanda gue mau nanya"

Manda menghela nafas berat, tak berniat menjawab.

"Amanda gue mau nanya, serius!"

"Woi Amanda Manopo! Gue mau nanya serius, ini menyangkut kehidupan tau!!!"

Manda mendelik sebal, ia sangat tak tahan dengan Angga yang terus mengirimi pesan yang sama berulang-ulang, sepertinya pria itu tak akan berhenti kalau belum mendapat respon yang diinginkan.

"Kenapa bocah ini gak sopan banget sih!" Amanda merutuk sendiri, "Shh ... Amanda Manopo?" Manda tersenyum miring saat teringat akan nama panggilan Angga padanya, "Sesusah itukah ngomong Kak Amanda?"

"Amanda?"

"Nanya apa?

"Lo udah mau jadi pacar gue kan?

Manda membalas dengan secepat kilat,

"Gak."

"Kapan lo siap jadi pacar gue?"

Manda kembali tak menjawab.

"Gue tungguin tar malem"

"Gue bakal nunggu!"

Manda membenamkan ponselnya rapat-rapat ke bawah selimut, "Terserah, terserah, terseraah," ucapnya geram. Tak ada gunanya bagi Manda untuk membalas pesan dari Angga, urusan gadis itu masih banyak yang lebih penting daripada meladeni orang yang asing baginya.

Berawal Dari TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang