HAPPY READING😘😘😘
⚫⚫⚫
Amanda menyusuri jalanan yang hanya muat untuk satu kendaraan mobil untuk menuju rumahnya, dengan pakaian yang sedikit basah karena sampai saat ini pun rintik hujan masih turun walaupun hanya gerimis kecil.
Waktu sudah menunjukan pukul 19.00 WIB, bukannya tak mau pulang lebih awal, namun gadis itu terlebih dulu menunggu Angga sampai mendapat jemputan dari mamanya dan setelah Angga dijemput, ia harus menunggu hujan reda.
Angga sebenarnya sudah menawarkan untuk pulang bersama dan berjanji akan mengantarnya sampai rumah, namun Manda menolak, ia sudah tidak tega melihat Angga lebih lama lagi dalam kedinginan. Secepat mungkin pria itu harus sampai ke rumahnya lebih tepatnya ke kamarnya supaya bisa istirahat dengan benar.
Pada akhirnya Manda pun pulang dengan menaiki angkutan umum dan berhenti di jalan raya lantas berjalan kaki seperti biasa untuk sampai ke rumahnya.
Tepat di sebuah perempatan, Manda menoleh ke arah kiri, tepatnya di sana terletak rumah tingkat milik Esa. Gadis itu terdiam untuk beberapa saat, hanya menatap rumah itu tanpa berharap apa-apa. Manda sudah cukup sakit mendapat perlakuan kasar dari ibu Esa ditambah lagi dengan perlakuan Esa yang sungguh tidak pernah ia sangka.
"Aku gak nyangka kamu sejahat ini sama aku, Sa...," batin Manda.
Baru saja Manda hendak melangkah demi meneruskan perjalanannya, sebuah suara tiba-tiba membuatkan terhenti dengan hati yang berdebar kencang.
"Ngapain kamu di sini!?" Bagaikan pengganti petir yang tak hadir dalam gerimis, suara itu terdengar begitu kasar, bahkan lebih terdengar seperti bentakan daripada pertanyaan.
"Emm...Manda cuma kebetulan lewat, Tante...," jawab Manda sehati-hati mungkin saat melihat ke belakang, Ibunya Esa sudah standbye dengan tangan terlipat di dada. Nampaknya sedari tadi wanita paruh baya itu sudah berada di gazebo depan namun Manda tidak menyadarinya.
"Yakin kamu cuma numpang lewat?" tanyanya sarkas.
"Iya, Tante, kalo gitu saya permisi." Sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan seperti itu, Manda pun memilih untuk langsung berlalu dari hadapan wanita paruh baya itu.
"Sombong sekali ya kamu, cuma orang gak mampu aja udah berani kayak gitu."
Mendengar perkataan terakhir dari Ibu Esa, Manda sontak membalikan badan dan dengan berani langsung menatap kedua mata wanita paruh baya itu, "Maaf, Tante, saya emang orang gak punya, tapi saya punya harga diri," ucapnya tegas, "Dan Tante gausah khawatir lagi sama keberadaan saya, karena saya udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama Esa, sesuai permintaan anda, saya dan Esa udah selesai, bisa tanya anak Tante untuk lebih jelasnya." Manda berbicara panjang lebar untuk menjelaskan.
Namun wanita paruh baya itu hanya tersenyum meremehkan, "Baguslah, kalo kamu sadar diri, tapi jangan harap saya akan berterima kasih karena Esa memang tidak se-level sama kamu," ujarnya penuh dengan keangkuhan.
"Mamah!"
Tanpa disangka, Esa muncul dari belakang ibunya, rupanya sedari tadi mereka sekeluarga tengah berkumpul di gazebo dan ketika melihat ibunya menuju gerbang, Esa pun mengekorinya dan menguping pembicaraannya.
"Esa, kamu ngapain di sini, Nak...sudah kamu temenin aja papa kamu," sahut Ibu Esa tanpa bisa menyembunyikan raut kagetnya.
"Esa gak nyangka, Mah," balas Esa sambil menatap ibunya kemudian bergantian menoleh pada Manda, gadis itu langsung membuang muka tanpa berniat membalas tatapan Esa.
"Maafin aku, Mand...." Esa lantas berbicara pada Manda, namun Manda masih bergeming, tak berniat untuk menoleh pada Esa.
"Ngapain kamu minta maaf ke dia, mamah lebih tau apa yang terbaik buat kamu!" bentak Tante Anita saat melihat anaknya memohon pada Manda.
Amanda yang merasa tidak harus menyaksikan drama antara ibu dan anak itu pun memutuskan untuk kembali melangkah dan meneruskan perjalanannya, namus suara Esa menahannya.
"Tunggu, Mand...."
Manda berhenti namun tidak menoleh, di sisi lain, Esa hendak keluar dan membuka kunci gerbang rumahnya, terdengar pula suara Tante Anita yang bersikeras melarang anaknya untuk keluar.
"Lepasin Esa, Mah!" Suara Esa terdengar seperti bentakan pada ibunya, dan dalam waktu tiga detik, Esa pun sudah ada tepat di belakang Manda.
"Aku emang jahat, Mand...." Betapa rindunya Manda akan suara lembut Esa, namun kali ini gadis itu sudah memantapkan hatinya yang tak mungkin goyah lagi, ia tak akan membiarkan harga dirinya serta keluarganya di injak-injak oleh Ibunya Esa.
"Aku lega kamu udah tau," balas Manda tanpa menoleh sedikitpun.
"Please...kasih aku kesempatan kedua, Mand...," ujar Esa dengan intonasi memohon.
Manda akhirnya menoleh ke belakang, didapatinya Esa yang berdiri dengan wajah melas, dan dari dalam gerbang, Tante Anita masih stay mengamati gerak-geriknya bersama Esa.
"Aku gak bisa, Sa," jawab Manda cepat, bukan karena ada Tante Anita, namun ini sudah menjadi keputusan hatinya.
"Aku mohon, Mand...aku sadar aku udah bener-bener jahat karena gak percaya sama kamu, dan aku bener-bener bodoh karena udah nyianyiain kamu," ujar Esa panjang lebar.
Manda hanya terdiam dan menggelengkan kepalanya, dalam hati memang gadis itu masih menyimpan rasa pada Esa, namun ia sudah tak sanggup lagi jika harus menghadapi dan menjalani sebuah hubungan yang hanya menyakitkan hatinya.
"Aku janji...aku bakal terus percaya sama kamu, aku gak bakal sia-siain kamu lagi, Mand...please, kasih aku kesempatan sekalii lagi aja." Esa masih bersikukuh memohon penerimaan dari Manda.
"Aku gak bisa, Sa, semoga kamu bisa nemuin wanita yang jauh lebih baik dari aku, aku pamit." Setelah berkata demikian, Manda pun langsung berbalik meninggalkan Esa yang masih mematung dengan tatapan nanar penuh kekecewaan, sesekali pemuda itu terlihat menjambak rambutnya dengan frustasi.
Manda terus berjalan semakin menjauh dari rumah Esa, meninggalkan Esa bersama Ibunya yang sangat menyeramkan bagi Manda. Hati gadis itu sebenarnya remuk, mendapati kenyataan pahit yang mana akhirnya terpaksa berpisah dengan orang yang dicintainya, namun semua demi kebaikannya dan keluarganya.
"Selamat tinggal Esa, selamat tinggal kenangan...."
.
.
.
TO BE CONTINUE....⚫⚫⚫
Finally😂😂😂
Sampai di sini dulu...
Jangan lupa klik bintang yang di pojok bawah yaaa...😉😘😘See you😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Taruhan
Fanfic"Ikhlasin mercy lo, atau taklukin si kakak galak tadi!" Kata-kata Arnold menjadi awal bagi jejak seorang Angga dalam mengenal sosok Amanda. Mampukah Angga berhasil menjalankan misinya dalam merebut hati Amanda? Dan bagaimana jadinya jika Amanda tahu...