7 - Danau

583 90 172
                                    

Assalamu'alaikum....

Hai ... apa kabar semuanya? :*
Sebelum mulai membaca, dimohon kerendahan hatinya untuk menekan tombol bintang/vote, yang ada di bawah ya ;)
Syukron buat yang udah vote, Barakillah ... semoga berkah, berkah buat yang nulis, berkah buat yang baca :)

Happy reading :*

Amanda keluar dari kelasnya dengan wajah murung, di belakangnya terlihat Elina yang tengah berlari berusaha menyamakan langkah. Lorong pemisah antara perpustakaan dan kelas itu kini mulai lengang, siswa-siswi yang lain sudah sejak tadi pulang, sedangkan Amanda terpaksa pulang terlambat lantaran mendapat panggilan dari Pak Gilang__Kepala Sekolah SMA Pancasila__yang menginterogasinya perihal Panji yang sudah 3 hari tidak masuk sekolah.

"Mand, apa perlu gue bantu lo buat nyusulin Panji?" sahut Elina seakan tidak tega dengan keadaan sahabatnya, pulang sekolah kesorean pastinya akan berpengaruh pada pekerjaan Amanda.

"Ga usah, El, biar nanti gue telepon Esa aja, minta tolong dia buat ngebujuk." Amanda membalas perkataan Elina. Esa bukanlah orang asing bagi Amanda, pemuda yang satu kelas dengannya itu adalah mantan pertama Amanda.

Amanda mulai mengenal Esa Sejak duduk di bangku SMP, keduanya dipertemukan di sekolah yang sama dan kebetulan pun Esa, maupun Amanda memiliki prestasi yang sama-sama bersinar, peringkat saling susul menyusul tiap semesternya, hingga akhirnya tepat ketika menginjak bangku kelas VIII, keduanya mulai terlibat love line__mungkin pantas disebut cinta monyet___sampai akhirnya hubungan mereka berlangsung lama hingga bertahun-tahun, bahkan Esa pun sudah mengenal baik keluarga Manda, termasuk Panji.

Panji yang waktu itu masih polos pun sangat akrab dengan Esa, Panji sudah menganggap Esa sebagai Abang kandungnya sendiri, bahkan sampai sekarang pun, Panji masih sering menjadikan rumah Esa sebagai tempat pelariannya ketika ia kabur dari rumah dan malas berkumpul bersama para anak-anak motor.

"Lo udah balikan lagi sama Esa, Nda?" tanya Elina menyelidik.

Amanda sontak melotot. "Jangan sok tau...," balasnya sambil mencubit lengan Elina.

"Awhh ... gausah nyubit juga kali,"

"Ya lagian...,"

"Apa? Emang bisa aja kan lo balikan sama Esa, orang kalian aja gak bener-bener putus," ujar Elina sembari berkacak pinggang.

Hubungan Amanda dan Esa memang belum sepenuhnya berakhir, pasalnya, tepat ketika menginjak bangku kelas XII semester pertama, keduanya sepakat untuk break alias menunda hubungan mereka dengan alasan supaya sama-sama lebih fokus dalam belajar, sampai mereka lulus dengan nilai yang memuaskan dan kuliah di perguruan tinggi yang sama.

"Udah ah, jangan bahas dia terus. Lo pulang dijemput siapa?" Amanda mulai mengalihkan pembicaraan.

"Heleh ... ngalihin topik pembicaraan aja lo," cibir Elina.

"Suka suka gue dong."

"Iya deh ... asal lo bahagia." Elina menaruh kedua tangannya di bahu Manda, "Eh tapi, perasaan lo ke Esa masih sama kan, Mand?" lanjutnya.

"Kepo." Manda melepaskan tangan Elina, lantas berlari meninggalkan gadis setengah bule yang masih mematung dengan mulut yang kini setengah ternganga.

"WOI, MAU KEMANA?" teriak Elina yang langsung berlari mengejar.

Manda balas berteriak, "KEPO!"

"Yah ... gue ditinggal deh."

•••

Berawal Dari TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang