パート1ページ 10

387 59 8
                                    

9 Desember, 2018.

Entah sudah beberapa lama aku tertidur. Aku bahkan tak ingat. Aku baru tersadar, mataku dengan perlahan terbuka. Cahaya yang dengan tajam menusuk mataku. Panggilan yang terus terdengar olehku.

" Jun? Udah sadar? Woi gue kangen Jun! "

Taehyun memeluk ku dengan dramatis, aku hanya tersenyum lemah. Aku menatap setiap orang yang ada didalam ruangan itu.

Taehyung, Ibu, Taehyun, Beomgyu, Hueningkai dan Bundamu juga ada disana. Hanya kamu yang tak nampak olehku.

" Bu? Soobin mana? " Lirihku yang masih lemah akibat baru sadar sejak sekian lama tertidur.

Seketika aura dan raut wajah mereka tampak sendu, aku benar - benar penasaran saat itu.

" Kamu pasti tau nanti nya nak, yang sabar ya? "

Aku menatap bundamu dengan bingung, entah apa yang beliau maksudkan saat itu.

Hingga keesokan harinya, aku yakin pasti kamu akan datang. Tak mungkin bukan kamu melewatkan hari penting kita?

Ini sudah setahun semenjak kita bertemu, aku sangat senang. Aku mengharapkan kedatanganmu.

Hingga malam pun tiba, tak ada tanda - tanda kamu datang menjenguk ku. Apa kamu sudah lupa denganku Bin? Apa kamu sudah bahagia dengan laki - laki itu? Malam itu aku menelan ke kecewaan yang berat kepadamu permataku.

Hingga akhirnya aku dinyatakan boleh pulang, aku langsung bertamu kerumahmu. Hanya untuk melihat keberadaanmu.

Tapi nihil, hanya bunda yang aku temui. Ia memeluk ku dengan erat.

" Jun kamu harus tabah! Harus bisa relain Soobin ya nak? "

Aku terkejut dengan ucapan bundamu, apa maksudnya dengan merelakanmu?

" Bun? Relain gimana? Maksud bunda apa? "

Bunda memberiku sekitak kardus berpita dan secarik surat bernoda merah. Aku menatap surat itu nanar.

Diagnosa atas nama Choi Soobin,

Terdiagnosis menderita hemispheric tumors.

Sungguh, duniaku rasanya hancur seketika saat itu Bin. Aku sungguh sangat terlambat menyadari semua nya.

𝘼 𝙡𝙚𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙩𝙤 𝙖𝙣𝙜𝙚𝙡.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang