13. All of Story

2.8K 275 10
                                    

















Jung Heejin, gadis itu kini menatap bingkai foto usang yang cukup lama tergantung di dinding kamarnya. Ia memandangi Fotonya bersama dengan seseorang. Foto yang sudah sangat lama diambil. Sekitar 2 tahun yang lalu.

Heejin tersenyum getir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heejin tersenyum getir. Ia ingat, dulu ia dan Hyunjin adalah sahabat tak terpisahkan. Hyunjin bahkan tidak peduli dengan gelar Heejin yang disebut 'a daughter of a bitch'. Ia tulus berteman dengan Heejin. Hingga akhirnya rumornya pacaran dengan Jinyoung mulai tersebar. Heejin dituduh merebut Jinyoung dari Eunbin. Disaat itu, Hyunjin kecewa dan meninggalkan Heejin saat itu juga. Heejin sendiri lagi. Ia tidak punya teman lagi.

"Kamu tuh kenapa sih ngga mau denger penjelasan aku! Aku ngga ngerebut Jinyoung dari Eunbin! Aku ngga ngerebut siapapun!" Kata Heejin disela tangisnya.

Heejin memejamkan mata. Ia sangat lelah. Kenapa dunia sangat membenci nya? Ia bahkan tidak tau salahnya ada dimana. Heejin memang merasa sangat bahagia saat berada didekat Jaehyun dan Chaeyeon. Namun saat diluar, Heejin merasa ia adalah orang yang sangat kesepian di dunia yang ramai.

Heejin menghapus air matanya dan memutuskan untuk pergi menemui Hyunjin. Ia sudah tidak tahan lagi. Sudah hampir 1 tahun ia tidak berkomunikasi lagi dengan Hyunjin, walaupun mereka satu kelas.

"Heejin mau kemana?" Tanya Chaeyeon saat Heejin melewati ruang tamu. Chaeyeon tidak sendiri, ada Jaehyun juga disamping nya.

"Mau ke mini market.. Mau beli coklat.." Kata Heejin sembari tersenyum.

"Yaudah hati-hati.." Kata Chaeyeon.

Heejin pun ke luar rumah dan bergegas menuju tempat kerja Hyunjin. Ia selalu ingat jadwal kerja Hyunjin.

Ia pun sampai di tempat kerja Hwang. Ia masuk dan mendapati Hyunjin yang tengah duduk di meja kasir.

"Hwang.." Lirih Heejin yang mendapat tatapan dingin dari Hyunjin.

"Bisa kita ngomong sebentar?" Lanjut Heejin.

"Kamu ngga liat aku lagi kerja?" Kata Hyunjin dengan nada sarkas.

"Aku mohon, Hwang.. Udah cukup kamu marah sama aku.. Ini udah hampir setahun.." Kata Heejin.

"Aku tuh masih kecewa sama kamu.. Udah lah lebih baik kamu pergi.." Kata Hyunjin menyuruh Heejin untuk pergi

"Hwang, jangan egois.. Ayoo dengerin aku dulu.." Kata Heejin masih memohon pada Hyunjin. Hyunjin pun berdiri dan mengatakan,

"Kamu bilang aku egois? Kamu yang egois, Heejin! Mending sekarang kamu keluar.." Kata Hyunjin sekali lagi mengusir Heejin.

Heejin dengan berat hati keluar dari minimarket tempat Hyunjin kerja. Heejin menangis. Ia lelah. Sedangkan Hyunjin, ia menghela nafas dan kembali duduk. Apa ia terlalu kasar pada Heejin? Tapi rasanya itu semua setimpal dengan apa yang dilakukan Heejin dulu. Memberi harapan setinggi langit untuknya, lalu menjatuhkannya sampai ke inti bumi.

Dan faktor lain dari sikap dingin Hyunjin adalah Heejin. Ia belum bisa melupakan cinta pertamanya itu. Maka nya, dia sangat tidak ingin dekat dan mendekati perempuan manapun. Karena melupakan Heejin begitu sulit bagi Hyunjin

><><

Kim yang sedang asik memakan coklat di kamarnya kaget saat mamanya datang dan berbaring di kasurnya.

"Mama capek banget kim hari ini.." Kata Jiho sembari memejamkan mata. Bahkan, blazer dan kemeja belum dibuka oleh Jiho.

"Mama mandi dulu.. Pake air anget.. Biar capeknya ilang.. " Kata Kim.

"Ntar aja.. Mama mau tidur bentar.." Kata Jiho yang dianggukki Kim. Ngga lama, Jiho buka mata dan mendekat kearah putrinya.

"Oh iya, gimana sekolah kamu tadi?" Tanya Jiho.

"Baik kok maa.. Temennya ramah ramah.." Kata Kim

"Udah dapet temen?" Tanya Jiho.

"Udah.. Namanya Heejin.." Kata Kim.

"Ohh.. Nanti ajak kerumah yaa.. Mama juga pengen kenalan sama temen baru kamu.. Siapa namanya tadi? Heejin ya?" kata Jiho.

"Iya maa.. Namanya Heejin.." Kata Kim

"Mama tadi ketemu sama nenek kamu.." Kata Jiho.

"Ohhh Eyang suho sama Eyang Irene?" Kata Kim memastikan.

"Bukan.. Ibu dari papa kamu.." Kata Jiho

"Ohh.." Kata Kim Singkat.

"Kamu emang ngga pengen ketemu papa, Kim?" Tanya Jiho.

"Dulu pengeeeen banget.. Sekarang nggak.. Ngapain nyari-nyari yang ngga pernah ada buat aku.." Kata Kim.

"Kim.." Tegur Jiho.

"Iyaa maa.. Maaf.." Kata Kim.

"Ada saat nya kamu bakal ketemu sama papa kamu.." Kata Jiho.

"Iyaa maa iyaa.. Ngga ketemu juga nggak papa kok.." Kata Kim

"Kim.. " Tegur Jiho lagi.

"Iyaa maa.. Ya ampun.. Ngga usah bahas papa lah.. Pusing Kim tuh!" Kata Kim yang akhirnya dianggukki oleh Jiho. Jiho baru ingat anak perempuannya ini sedang PMS.

"Mba Jiho, ada tamu didepan.." Kata Seungmin sembari membuka pintu kamar Kim.

"Siapa, min?" Tanya Jiho.

"Ngga tau, mba.. Umin ngga kenal.." Kata Seungmin.

Jiho pun keluar disusul oleh Seungmin dan juga Kim. Ada seorang laki-laki yang menunggu mereka. Ia berdiri didepan pintu sembari membelakangi mereka.

"Siapa yaa?" Tanya Jiho.

Laki-laki itu menoleh dan Kim dan Jiho terkejut.

"Surprise!" Kata Laki-laki itu.

"Yeayyyyy!" Sorak seungmin.

"Eunwoo? Kamu ngapain disini? Astaga kenapa ngga bilang kalo mau kesini.." Kata Jiho berjalan dan memeluk Eunwoo. Setelah cukup lama memeluk, Jiho pun melepaskan pelukannya.

"Ada sesuatu yang musti aku selesaikan disini.." Kata Eunwoo.

"Om Eunwoo dimutasi yaa?" Tanya Kim.

"Iyaaa Kim.." Kata Eunwoo.

"Kok bisa samaan gitu yaa?" Tanya seungmin.

"Ini pada ngga mau nyuruh om masuk apa?" Tanya Eunwoo mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya lupa! Silahkan masuk!" Kata Jiho mempersilahkan Eunwoo masuk.

The War is begin......

[1] Lie in Harmony [Jaehyun Jiho]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang