SoL 10

2K 218 22
                                    

Lena menatap bangunan megah di depan mata nya dengan rasa kalut yang luar biasa. Ia meremas tangannya bimbang. Ia tahu kalau keputusannya untuk datang ke rumah Alan adalah keputusan paling gegabah yang pernah terlintas di pikirannya. Padahal ia tahu betul kalau Alan sangat jarang pulang ke rumah, kecuali jika ada hal mendesak atau acara penting keluarga.

Namun setidak nya, dengan melihat mobil Alan yang terparkir rapi di garasi rumah nya melunturkan pikiran akan tindakan gegabah yang Lena ambil saat ini.

"Mbak Lena, masuk aja. Den Alan sudah dateng dari tadi lho."

Suara pak Ujang melunturkan gumaman Lena dalam hati. Gadis itu menoleh lalu mengangguk sopan. "Iya Pak. Ini mau masuk kok."

Lalu setelah langkah pertama yang ia ambil, rasa yakin perlahan semakin tumbuh dalam diri Lena. Ia harus memperbaiki hubungannya dengan Alan akibat kesalah pahaman tempo lalu.

Lena menarik dan menghembuskan napas nya berulang kali untuk menenangkan pikiran. Lalu saat ia yakin, tangannya lantas terangkat, hendak menekan bel yang ada tepat di samping pintu jati tersebut.

Belum sempat Lena menekan, pintu tiba-tiba terbuka, tentu saja mengagetkan Lena dan ketiga orang di depannya yang mematung di ambang pintu.

"Astaga Lena." pekikan girang dari sosok cantik yang merupakan mama Alan memecah hening ke empat nya.

Tubuh Lena masih membeku bahkan ketika ia dihela masuk ke dalam pelukan erat Soraya, Ibu Alan.

"Tante kangen sekali sama kamu, sayang. Kenapa nggak pernah main?" suara Soraya yang merajuk mengembalikan diri Lena akan di mana keberadaannya kini.

Gadis itu tersenyum tipis lantas balas memeluk Soraya yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

"Apa kabar tante? Maaf Lena sibuk, jadi nggak sempet mampir ke sini." balas nya pelan.

"Ck, anak nakal! Ada aja alasannya." cibir Soraya sambil mencubit pipi chubby Lena setelah menngurai pelukan mereka.

Lena tersenyum. Perhatiannya kembali pada kedua sosok sahabatnya, Alan dan Lala yang menurut Lena tampak aneh.

"La, lo di sini?" tanya Lena yang justru di acuhkan Lala. Gadis itu membuang muka nya yang memerah, seolah menahan amarah yang Lena sendiri tidak tahu apa penyebabnya.

"Iya nih. Lala main ke sini. Tante udah kangen juga sama dia. Kalian berdua itu ya, nakal semua. Lupa sama tante di sini." cerocos Soraya sambil mencebik kesal.

Lena meringis ketika mendengar kembali omelan dari Soraya. Namun hal itu tampaknya tidak mempengaruhi Lala maupun Alan. Sejoli itu terlihat begitu tegang. Mereka terlihat seperti orang yang tengah menanggung beban berat.

"H-Hai Lan." sapa Lena gugup. Ia terus menatap wajah Alan yang terlihat sangat lelah saat ini.

Hati Lena bak di remas ketika melihat respon dari Alan yang hanya memberinya sebuah senyum lemah.

"Oh ya, kebetulan Lena di sini. Tante minta tolong bisa nggak?"

Lena beralih menatap Soraya yang tampak menatap nya penuh harap. "Bisa tante. Tante mau minta tolong apa ya?"

Lena menatap lekat mata Soraya yang tampak berseri-seri. "Itu, Mama kamu ada list katering nggak ya?"

"Katering?" tanya Lena bingung. "Maaf, emang mau ada acara apa ya tan?"

Soraya tidak langsung menjawab. Ia sejenak menatap Lala dan juga Alan bergantian dengan senyum menggoda nya. Tidak memperhatikan bagaimana ekspresi sejoli itu yang tampak muram. "Alan sama Lala mau menikah bulan depan."

Slice of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang