"Persahabatan yang baik adalah yang saling melengkapi, memahami, bahkan saling curiga ketika salah seorang sahabat yang terdiam tanpa memberi alasan."Zelbin Veronica, wanita yang mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Dan mempunyai piagam serta sertifikat yang terpajang rapih di lemari kamarnya. Dia adalah wanita yang sangat disegani oleh teman-teman di sekolahnya. Serta wanita yang sangat mandiri dalam hidupnya, tanpa membebani siapapun, ataupun merepotkan siapapun.
Selain itu, Zelbin memiliki tiga teman yang mempunyai kemampuan tersendiri. Dimulai dari akademik dan non akademik. Yang pertama, Serita Claudia, wanita yang memiliki kecerdasan yang nomor satu di sekolahnya. Wanita dengan memakai kaca mata yang terpasang rapih, dan rambut lurus sebahu. Terlihat imut dan tampil dengan sederhana. Kemampuan Serita adalah sering mengikuti lomba cerdas cermat hingga Internasional, dan selalu juara satu, sampai-sampai tidak ada yang bisa menandinginya.
Temannya yang kedua, bernama Qwen Amelya, wanita yang memiliki paras melebihi dari kata cantik, dengan gaya rambut ikal panjang, serta hidung mancung dan kulit yang sangat putih. Qwen dapat dilihat dengan gaya yang sangat terlihat elegan, tanpa disangka, Qwen juga menduduki peringkat kedua di sekolahnya setelah Serita.
Temannya yang ketiga, Serin Audi Nata. Wanita dengan rambut panjang yang sangat lurus, wanita yang selalu memegang kipas kemanapun dia pergi, bisa disebut pansos. Dan tentunya, Serin adalah wanita yang sangat kaya di kalangan teman-temannya, karena dia adalah anak dari konglomerat Natabasma, yang memiliki kafe yang berbackground senja yang tidak pernah sepi dari pengunjung.
"Zel, lo udah tau siapa yang bunuh Bo-Nyok, lo?" tanya Amelya. Zelbin hanya menggeleng dan menjawab, "Gue enggak tau siapa yang udah bunuh Bo-Nyok. Yang pasti, siapa pun orangnya, gue enggak bakal biarin orang itu hidup dengan tenang sampe ajalnya dateng!"
"Apa lo udah coba cari tahu tentang kejadian awalnya?" tanya Serin.
"Gue enggak mau cari tahu tentang kejadian awal, gue mau langsung ketemu orangnya, lagipula, gue ga punya waktu setelah gue buka latihan taekwondo secara gratis," jawab Zelbin.
Amelya dan Serin sedang berpikir bagaimana caranya, tetapi Serita hanya berpaku terhadap buku yang dia pegang kemanapun dia pergi. "Serita, lo enggak usah dateng kalo kerjaan lo cuman baca buku doang!" tukas Serin.
"Yaudah gue balik," jawab Serita dengan mengambil tas ranselnya, dan berniat untuk pergi tetapi ditahan oleh Amelya. "Serita, jangan balik dulu, baru sebentar, enggak asik lo! Dan lo, Serin! Jangan ganggu Serita kalo lagi baca buku, nanti mood dia enggak baik, ujungnya kita enggak bisa kumpul lagi," ucap Amelya.
"Biarin aja, lagian hidupnya dipenuhi dengan buku," sindir Serin. "Gue baca buku biar pinter, emang lo! Enggal pernah baca buku, megang kipas mulu, ya makin bodoh lama-lama," tukas Serita sengit.
Serin tertawa hambar. "Gue kaya, bodoh mah enggak apa, harta gue enggak bakal habis. Jadi, gue enggak usah takut kalo karena bodoh gue enggak bakal makan!" jawab Serin.
"Harta lo emang banyak, tapi itu harta kedua orang tua lo, bukan punya lo. Dan inget, harta bikin lo gila, dan enggak pernah mikir jalan kedepannya itu bakal kaya gimana!" lagi dan lagi, suara Serita dan ucapan Serita semakin menyakiti jika siapapun yang mendengarnya.
"Udah, lo berdua apaan si! Setiap ketemu pasti berantem, enggak pernah namanya akur." Serita yang mendengar ucapan Amelya diam dan mengambil bukunya kembali. "Dan lo Serin! Yang dibilang sama Serita itu bener, aturan lo coba mandiri tanpa harus menikmati uang dari kedua orang tua lo terus, karena enggak semuanya harus dijalani dengan uang, melainkan pemikiran!" kata Amelya.
"Setuju." Zelbin angkat bicara setelah dari tadi hanya terdiam dan merenung.
"Dan lo, Zel. Tenang, gue, Serita, Serin bakal bantu lo untuk nyari siapa yang udah bunuh Bo-Nyok lo!" kata Amelya.
Serita dan Serin bertatap mata, lalu menjawab bersamaan, "Gue?"
"Ya iya, emang disini nama Serita Claudia dan Serin Audi Nata disini siapa lagi?" tanya Amelya. "Ya gue doang lah, alias gue kan yang paling cantik dan paling kaya," jawab Serin.
Serin mendapat tatapan tajam dari ketiga temannya dan Serin hanya memanyunkan bibirnya. "Yaudah," pasrah Serita.
"Oke sip! Baghoos!" teriak Amelya.
Semuanya hening, Zelbin memainkan ponselnya. Serita membaca bukunya, Serin memakan cemilan yang ada di meja. Amelya memainkan laptopnya dan menyeruput jus mangga yang dia pesan.
Setelah beberapa menit hening dengan kesibukan masing-masing. Serin aakhirnya berucap, "Eh, tau cowo-cowo ganteng yang lagi tenar di Bandung High School, enggak?"
Amelya mengangguk dengan semangat. "Yapps, ganteng-ganteng, apalagi Jeno Geraldy, aduh bikin hati gue dag-dig-dug," ucap Amelya.
"Gue juga suka sama Devano Pramana, aduh gila, bibirnya merah pink pucet gimana gitu, terus alisnya tebel, apalagi bulu matanya lentik banget aduhh!" jelas Serin dengan terengah-engah, "nah kalo lo Zel, Rita, Mel, suka sama siapa diantara mereka berempat?"
"Kalau gue kan tadi udah bilang, gue suka sama si Jeno Geraldy," jawab Amelya dengan suara penuh penekanan.
Deg!
Hati Zelbin seperti ada sayatan yang menyayat hatinya, sakit setelah mendengar jawaban dari Amelya, bahwa Amelya menyukai Jeno, lelaki pertama yang membuat cinta di hati Zelbin.
"Owh oke, kalo lo berdua?" tanya Serin.
"Gue suka sama buku," jawab Serita polos yang diiringi tawaan oleh Serin dan Amelya. Dan Zelbin hanya diam tidak berucap apa pun, bibirnya bagai terkunci rapat, dan kuncinya sudah hilang.
"Nah tinggal jawaban si ratu es. Lo suka sama siapa, Zel?" tanya Amelya.
"Gue enggak suka sama siapa-siapa!" tegas Zelbin, dengan suara yang terdengar sakit yang diikuti oleh perasaan di hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reydevjenal [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Gue berjanji sama diri gue sendiri bahwa gue akan mencari tahu siapa yang udah bunuh papa dan mama. Walaupun mereka udah mau meminta maaf dan bertekuk lutut di hadapan gue sambil nangis-nangis, gue enggak akan maafkan," ucap Zelbin, sembari terisak...