3.

345 19 0
                                    

Begitu Aya masuk ke mobil, Ion langsung memekik gemas melihat Gwen.

"Haloo Gwenii, panggil aku abang Ion yaa" ucap Ion senang

"Haloo abang Ion, aku Gwenii" jawab Aya mewakili Gwen

"Loh Ion kan biasa dipanggil adek" sahut Yohan meledek

"Ihh sekarang jangan panggil aku adek, panggil aku abang aja ya dadd" jawab Ion memohon

"Oke-oke" jawab Yohan sambil mulai melajukan mobilnya kembali menuju kantor

Sesampainya mereka di kantor, mereka kembali menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, mereka seperti keluarga sempurna dengan dua anak lelaki. Ion segera berlari menuju ruangan sang ayah menghindari cubitan-cubitan gemas dari pegawai sang ayah.

"Ion, jalan aja nggausah lari-lari" pinta Yohan

Namun Ion tidak mendengarkan sang ayah. Ia tetap berlari menuju lift.

Bughh

"Huaaa"

Yohan yang melihat sang anak jatuh dan menangis segera menghampirinya.

"Kan tadi daddy udah bilang nggausah lari. Adek ngga dengerin daddy" ucap Yohan sembari menghapus air mata dari pipi sang anak

Aya pun menghampiri mereka.

"Jangan disalahin anaknya mas-eh Pak" ucap Aya

"Mas aja gapapa" jawab Yohan

"Yaudah yuk masuk. Aya, Gwen dibawa ke ruanganku aja, biar main sama Ion" ajak Yohan

"Engga perlu, Pak. Gwen sama saya aja, nanti merepotkan" tolak Aya halus

"Mas!!" paksa Yohan lagi

"Engga ngerepotin, lagian kan saya free" ucap Yohan meyakinkan

"Atee Gwen main sama Ion aja" ucap Ion setelah berhenti menangis

"Yasudah kalau begitu" pasrah Aya

"Yuk naik" ajak Yohan

Mereka pun naik menuju ruangan Yohan. Dan tanpa mereka sadari, banyak pegawai yang bergerombol memperhatikan interaksi mereka. Tak sedikit pula yang membicarakan bos dan sekretarisnya itu.


Begitu mereka sampai di ruangan Yohan, Ion langsung menuju pojok ruangan yang menjadi tempat bermainnya di ruangan sang ayah.

"Taroh di sini aja Gwen nya" ucap Yohan menunjuk sofa

"Iya, Pak" jawab Aya

Setelahnya Aya meletakkan Gwen yang tertidur di sofa yang tadi ditunjuk Yohan.

"Aya mulai sekarang kamu panggil saya mas aja gapapa di kantor juga" suruh Yohan

"Enggak ah, Pak. Ngga enak sama yang lainnya" tolak Aya

"Kan saya sudah bilang, kamu itu Jogja" sahut Yohan sambil tersenyum

Aya hanya terdiam dengan pipi yang bersemu merah. Entah mengapa dirinya menjadi seperti itu.

"Yaudah sana kamu kerjain kerjaan kamu, biar Gwen aku sama Ion yang jaga"  ucap Yohan

"Makasih ya mas, maaf jadi merepotkan" jawab Aya merasa bersalah

"Santai sajaa" balas Yohan

Setelah Aya keluar dari ruangannya, Yohan menatap sang anak yang tengah asik bermain lego dan robot nya. Ia pun menatap bayi yang sedang tertidur di sofa ruangannya.

"Mumpung anak-anak lagi pada anteng, cek laporon dulu deh" batin Yohan

" Adek, daddy mau cek laporan sebentar yaa, nanti kalo mau apa-apa bilang sama daddy yaa" ucap Yohan kepada Ion

"Oke capt" jawab Ion dengan pose hormat

Yohan pun mulai membaca laporan-laporan yang berserakan di mejanya.

Namun tak berselang lama, terdengar rengekan Gwen. Segera Yohan hampiri Gwen di sofa. Ternyata Gwen hanya merengek karena tidurnya terusik. Yohan menengok ke arah Ion yang sedang bermain dan berbicara sendiri dengan robot-robot nya dengan keras.

"Ion bisa berbicara dengan pelan? adek Gwen terganggu bobonya" tanya Yohan

Ion pun menghampiri sang ayah yang sedang menepuk paha Gwen.

"Maafin abang Ion ya Gwen" ucap Ion

Namun tak lama Gwen terbangun dan menangis. Yohan segera menggendong Gwen dan menimangnya. Hanya butuh satu menit tangis Gwen sudah berhenti setelah ia bermain dengan kancing baju Yohan.






Tbc.









Halo guys
Ini cerita pertama aku jadi mohon maaf apabila masih banyak kekurangan.
Jangan lupa vote and colmment


Single Parents - YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang