9.

168 8 2
                                    

Tak terasa dua bulan sudah Aya menjadi sekretaris Yohan. Setiap hari pun mereka berangkat dan pulang bersama dengan alasan satu arah.

Ion yang sebelumnya setiap pulang sekolah datang ke kantor sang ayah akan merasa bosan, kini justru semangat sekali mendatangi gedung tinggi itu.

Pun dengan Gwen yang juga selalu di jemput dari daycare saat Yohan menjemput Ion.

Seperti saat ini terlihat Ion yang sedang menelungkupkan tubuhnya di karpet lembut di ujung ruang kerja Yohan. Dia sedang mengerjakan tugas menggambar ditemani Gwen yang membantunya- mengacak-acak crayon.

"Dad, look!"

Yohan yang sedang membaca dokumen melirik ke arah Ion dan Gwen.

"Abang gambar ini, dad" menghampiri ayahnya dengan buku gambar yang di tangannya.

"Gambar apa bang?" Tanya nya dengan mata yang masih melihat dokumen.

"Iniii", sambil mengulurkan buku gambar yang dipegangnya.

Yohan terdiam melihat gambar yang sang anak buat.

"Abang disuruh buat gambar keluarga sama Mrs. Nini, tadinya abang mau gambar abang sama daddy aja tapi sepi banget, jadi abang tambahin ate Aya sama adek Gwen deh",

"Tapi kan ate Aya bukan keluarga kita bang, keluarga kita itu oma, opa, uncle Hans, aunty Missel",

"Dad aku mau ate Aya jadi mommy aku!",

Lagi-lagi Yohan terdiam mendengar ucapan sang anak.

J

am pulang kantor telah tiba. Yohan mengajak Ion untuk membereskan mainannya dan bersiap untuk pulang.

Tak lama terdengar ketokan pintu di ruangan Yohan.

"Masuk",

"Sore, mas", sapa Aya.

"Sore, Al. Mau langsung pulang kan? Ayo bareng aja",

"Iya, mas. Makasih sebelumnya",

"Alah kamu mah makasih makasih muluu, kan dah dibilang gapapa lagian satu apartemen juga",

"Tetep aja mas, saya ga enak",

"Kenapa ga enak si? Dah ayo kita pulang. Abang bawa tas nya sendiri ya tolong, daddy bawa ini soalnya", tunjuk Yohan ke tumpukan laporan di mejanya.

"Iyaa", jawab Ion.

"Mau lembur di rumah, mas?", tanya Aya.

"Iya nih, mau nyelesein ini di rumah aja. Kasian kalo Ion diajak lembur di kantor",

"Yaudah nanti Ion di apartemen ku aja mas, biar ga bosan ditinggal mas lembur",

"Gapapa nih?",

"Ya gapapa dong mas, gantian lah sekali-kali mas yang ngerepotin saya, jangan saya yang ngerepotin mas terus",

"Tapi mas ga pernah ngerasa direpotin kamu loh, Al", ucap Yohan dengan cengiran khasnya yang dibalas Aya dengan memutarkan matanya jengah.

"Ayo ayo kita pulanggg", ajak Yohan.

Mereka pun berjalan keluar ruangan Yohan menuju parkiran kantor.

Suasana di mobil terasa hening, padahal biasanya selalu terdengar ocehan Ion dengan Aya. Namun kini tampak Ion yang hanya duduk di kursi belakang dan melamun melihat
pemandangan jalan sore itu.

"Abang capek ya hari ini?", ucap Aya memecah keheningan.

"Engga kok", jawab Ion lemas.

"Kok lemes banget, bang?", sahut Yohan yang tak dihiraukan oleh Ion.

"Ion kenapa, mas?", tanya Aya ke Yohan.

"Gatau deh, tadi ga kenapa-kenapa perasaan. Capek mungkin",

"Iya mungkin capek",

Sesampainya di basement apartemen, Yohan keluar dan membantu Ion keluar serta membukakan pintu sebelah Aya karena Aya yang kerepotan menggendong Gwen yang tertidur.

"Abang, malem ini daddy harus nyelesein berkas-berkas ini. Abang mau di apartemen ate Aya dulu apa mau sama daddy di apartemen kita?",

"Sama ate Aya aja", jawab Ion













Tbc.



Halo guys
Ini cerita pertama aku jadi mohon maaf apabila masih banyak kekurangan.
Jangan lupa vote and comment


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Single Parents - YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang