Suasana sunyi menemani perjalanan mereka. Hanya ada suara ocehan bayi gembul yang berada di pangkuan Aya serta dengkuran halus Ion. Tak lama, mobil mereka sampai di basement apartemen.
"Makasih banyak ya, Mas. Maaf hari pertama saya malah bawa anak" ucap Aya sebelum membuka pintu
"Santai aja, Aya. Lagian Ion seneng jadi ada temen main dia di kantor"
"Oiya, unit kamu di lantai berapa?" lanjut Yohan
"Saya di lantai 7 unit 789, Mas"
"Saya di lantai 8 unit 890, Aya. Kalo kamu butuh sesuatu bisa datang langsung ke unit saya, gausah sungkan"
"Oh terimakasih, Mas. Kalau begitu saya duluan ke atas, Mas"
"Ohya silahkan"
Tak selang berapa lama setelah Aya menutup pintu, ponsel Yohan berdering. Ia pun bergegas mengangkat panggilan tersebut.
"Haloo Yohan"
"Haloo, Mii"
"Kamu udah pulang belum?"
"Udah, Mii. Ini baru sampe basement apart. Gimana, Mii?"
"Udah makan malam belum? Kalo belum sini ke rumah, Mami masak banyak nihh"
"Belum ni, Mii. Yaudah Yohan otw, Mii"
"Okey sayang, Mami tunggu yaa"
"Siap, Mii"
Yohan pun kembali menjalankan mobilnya ke rumah orang tuanya.
Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, mobil Yohan sampai di kediaman orang tuanya.
Mami Irene yang sudah menunggu kedatangan anak sulungnya segera menghampiri mobil Yohan begitu mobilnya masuk ke pekarangan rumahnya.
Yohan segera mematikan mesin mobil dan menghampiri Mami nya. Tak lupa menyalimi tangannya dan mencium pipinya.
"Ion mana, Yo?"
"Di belakang, Mii. Tidur anaknya"
"Kok tadi Ion ngga dibawa kesini, Yo?" tanya Mami Irene sambil membuka pintu belakang mobil Yohan.
"Iya tadi Yohan jemput sama seketaris baru Yohan selese meeting sama papi. Pas mau nganter Ion, seketaris Yohan ditelpon sama pengasuh anaknya di daycare katanya anaknya rewel. Yaudah Yohan suruh jemput anaknya aja. Trus Ion main deh sama anaknya Aya" jelas Yohan panjang sambil mangangkat Ion yang masih terlelap ke gendongannya kemudian berjalan beriringan dengan Mami Irene masuk ke dalam rumah.
"Loh seketaris barumu perempuan udah punya anak?"
"Iya, Mii. Dia single parents kaya Yohan"
Mami Irene pun menatap anak pertamanya dengan mama memicing. "Tumben kamu mau seketaris perempuan? Biasanya laki-laki"
"Bosen, Mii. Pengen suasana baru aja"
"Kamu nggaada niatan cari mommy baru buat Ion?"
"Pengen si, Mii. Tapi belum nemu yang pas aja"
"Buruan cari, masa kamu kalah sama si Hans. Dua bulan lagi dia nikah lo, Yo"
"Iya, Mii. Tapi Yohan cari yang pas sama Yohan sama Ion tuh susah"
Tak terasa mereka sudah sampai di ruang keluarga. Yohan segera membaringkan Ion ke sofa di ruangan itu dan ia juga membaringkan tubuhnya di karpet tepat di bawah sofa. Sedangkan Mami Irene kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan.
"Papi sama Hans belum pulang, Mii?"
"Udah, lagi mandi mereka. Panggilin gih"
Tak lama Papi Suho, Yohan dan Hans turun dan segera menghampiri Mami Irene di meja makan.
"Mii tadi Papi ketemu calon menantu kita loh, Mii" ucap Papi Suho dengan tatapan jailnya
"Missel?" tanya Mami Irene
"Emang tadi Papi ketemu Missel? Kok dia nggaada ngomong sama aku?" sahut Hans saat mendengar nama tunangannya disebut.
"Bukan Missel" jawab Papi Suho masih dengan tatapan jailnya
"Trus siapa?" tanya Mami Irene heran
"Calonnya Yohan" jawab Papi Suho
Yohan yang sedang makan sontak tersedak hingga wajahnya memerah. Mami Irene yang berada didekatnya pun langsung memberikan segelas air untuk Yohan.
"Apaan orang Aya seketaris baru Yohan" jawab Yohan
"Emang Papi bilang calonmu Aya?" ledek Papi Suho
Yohan pun malu hingga pipinya bersemu.
"Ohh Aya calon mommy nya Ion yaa? tadi sih Hans ketemu juga pas main ke kantor Bang Yoyo" sahut Hans santai
Mereka tak sadar bahwa sedari tadi ada anak kecil yang mendengarkan obrolan mereka setelah bangun dari tidurnya dan sedang mengumpulkan nyawanya.
Anak kecil itu berjalan ke meja makan dengan satu tangan mengucek matanya dan satu tangan lagi memegang benda apapun yang dilewatinya, "Daddyy" ujarnya dengan tangan terbuka meminta dipeluk.
Yohan segera membawa anak tersebut ke dalam dekapannya, "Ooh adek udah bangun?", Ion hanya menganggukkan kepalanya.
"Dad, kok kita ada di rumah Oma?" tanya Ion
"Emang kenapa kalo di rumah Oma, Sayang? Adek ngga kangen Oma?" tanya Mami Irene lembut
"I miss you, Oma" jawab Ion
Mami Irene segera menghujani wajah Ion dengan kecupan-kecupan lembut, "Miss you too, baby".
"Oma jangan panggil Ion baby" protes Ion
"Emang kenapa? Kan Ion cucu Oma satu-satunya" sahut Mami Iren heran
"Sekarang Ion punya adek, Oma" jawab Ion dengan polosnya
Papi Suho yang mendengar ucapan Ion menyinggungkan senyum jahilnya, "Ohyaa? Ion pengen punya adek?"
"Pengen, Opa" jawab Ion dengan semangat
"Kalo gitu minta daddy mu carikan mommy buat Ion" ujar Papi Suho enteng
Yohan yang mendengar lantas membuka matanya lebar. Huftt hampir saja iya tersedak makanannya lagii.
"Pii udahlahhh nggausah bahas itu duluu" rengek Yohan
"Lohh ya nggapapa dong, lagian Ion mau kan punya mommy?" sahut Mami Irene
Ion pun menganggukkan kepalanya semangat, "Mau, Oma. Ion pengen punya mommy sama adek, biar Ion ada temen main di rumah"
"Tuhh Ion juga pengen punya mommy, Bang. Lagian banyak juga yang deketin Bang Yoyo kan" sahut Hans setelah menghabiskan suapan terakhirnya.
"Iyaa, tapi gue harus pastiin dulu dia mau nerima gue apa adanya apa engga" jawab Yohan
"Nohh seketaris baru lo cakep juga, Bang. Keliatan baik, sopan. Bolehlah jadi calon kaka ipar"
"Emangnya gimana sii seketaris baru Yohan? Mami kepo belum liat mukanya"
"Cantik, Mii" sahut Papi Suho
"Engga lahhh, lagian Aya juga udah punya anak. Yohan juga belum tau banyak tentang dia. Kayaknya dia pengen bahagiain anaknya dulu deh "
"Ya emang kenapa kalo dia udah punya anak? Kamu kan juga udah punya anak. Kalian sama-sama single parents yang sibuk ngurusin kerjaan buat menuhin kebutuhan anak. Tapi tanpa kamu sadari pasti anakmu juga butuh perhatian lebih dari seorang daddy aja" jelas Mami Irene panjang
"Iya, Mii. Nanti Yohan pikirin lagi"
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parents - Yohan
Short StoryKetika single daddy dan single mommy dipertemukan. Yohan si single daddy yang kerepotan mengurus putranya yang semakin nakal. Dan Aya si single mommy yang sibuk mengurusi putranya.