Satya dan ketiga temannya sedang berada di pojok kiri kelas mereka, yaitu kelas XI IPS 2.
Bel pertanda masuknya jam pertama sudah bunyi sejak dua puluh menit yang lalu, tetapi guru yang akan mengajar belum muncul juga batang hidungnya. Membuat seisi kelas sedikit gembira dan berharap guru itu tidak dapat mengajar hari ini agar beberapa siswa yang belum mengerjakan pr bisa sedikit bernafas lega.
Veno selaku ketua kelas memasuki kelas, "Hari ini ibu Rena tidak bisa mengajar karena ada urusan mendadak, kalian diberi tugas mempelajari materi selanjutnya," Info dari Veno membuat seisi kelas menjadi ricuh dengan sorak soray para murid.
"Lah kalo tau gini mah gua kaga bakal kerjain tuh pr, nyesel dah gua," Gumam Sela namun masih dapat didengar ketiga temannya.
"Ngerjain pr kok nyesel sih Sel, gaada ruginya toh pr itu bakal dikumpulin sekarang," Ganta menyaut tanpa menoleh ke belakang—tempat dimana Sela duduk.
Sela terkekeh,"Btw thanks contekannya bro," Ucap Sela, tangannya terulur menepuk bahu Ganta dari belakang, membuat cowok itu menoleh dan berdeham kemudian berbalik lagi.
"Untung gua lom ngerjain," Timpal Agam dari belakang.
"Yee itu sih namanya lu males bego," Sela menimpuk kepala Agam dengan gumpalan kertas yang ada di mejanya.
"Lu juga males nyet, ngaca ngapa," Sewot Raka, sok-sokan belain Agam.
"Gua gak males, cuman ngga rajin doang,"
"Sama aja bambang!"
"Cantik-cantik kok bego euy,"
"Lah lo bedua kok jadi bully gue sih!" Protes Sela, "Gan, itu Gan, masa mereka bedua sekongkol nistain gue," Adu Sela sambil goyang-goyangin kursi Ganta dari belakang karena Ganta masih sibuk baca bukunya.
Ganta menghela napas berat, kemudian berbalik menatap Sela,"Diem Sel, gue lagi belajar,"
"Ya tapi belain gue duluu Gan, masa gue dibully mulu dari tadi sama duo curut ini!" Rengek Sela, maklum Sela kalau lagi manja emang ngerepotin.
"Diemin aja,"
"Gabisa Gan, mereka bacot mulu,"
"NGADU TEROOS," Sungut Riko.
"Diem lu kutil," Kata Sela tak mau kalah.
"Aduuh dedek atut nih mas, neng Sela-nya udah ngadu ke babang Ganta, nanti dede kena mayah," Ujar Agam dengan nada yang dibuat-buat.
"Gaan itu Gannn," Rengek Sela lagi.
"Ck, lo bedua bisa diem kaga sih, gue lagi belajar ini," Ganta turun tangan juga.
"Kita bisa diem gak Rik?" Bukannya menjawab Agam malah nanya balik ke Riko.
"Ngga bisa deh, soalnya kita bahagia kalo liat Sela kesel," Riko terbahak-bahak ketika melihat wajah Sela yang sedang kesal.
Sela bangkit dari duduknya, lalu berjalan berniat keluar dari kelasnya
"Eh sel, mau kemana lu? jan pundung elah canda doang," Ujar Agam ketika melihat Sela bangkit dan berjalan keluar kelas.
"Sel gua ikut! jangan pundung lu!" Riko bangkit dari duduknya dan berniat mengekori Sela.
"Gue mau ke toilet elah! Pengen pipis, lo pada mau ikut?!" Sungut Sela, ia sudah tak tahan lagi karena sejak tadi menahan buang air kecil, ia berlari terbirit-birit dan tidak menghiraukan tatapan teman sekelasnya akibat suara lantangnya yang mengatakan 'ia ingin pipis' kepada ketiga temannya.
Setelah membuang apa yang harus ia buang, Sela mencuci tangannya di wastafel toilet. Matanya menatap cermin dihadapannya.
Seberantakan inikah penampilan gue? Sebuta itukah gue dalam berpenampilan? Bahkan gue ga pernah make up kaya cewe-cewe yang lain. Masih adakah cowok yang mau sama gue sedangkan gue gak menarik sama sekali. Sela membatin, matanya masih lurus menghadap cermin. Sejak dulu ia memang seperti ini, namun tidak setiap ia bertemu cermin, ia seperti ini hanya sesekali setiap ia merasa kesepian.

KAMU SEDANG MEMBACA
SATYA
Teen FictionSatya Nugraha, kapten basket kebanggan SMA Semesta, sulit ditebak, cuek, dan tidak suka disentuh,-terutama oleh cewek- tidak suka diatur dan benci orang-orang yang sering mengganggu ketenangannya. Bagaimana jadinya jika Satya dipertemukan oleh cewek...