🎈 cemburu 🎈

524 66 5
                                    

🎈🎈🎈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🎈🎈🎈

Hubungan Mark dan Arin membaik. Amat sangat membaik. Bahkan jika Mark ada waktu luang dan Arin tak ada jadwal latihan maka mereka akan keluar bersama dengan atribut masker, hoodie dan topi. Dan titik temu mereka selalu di sekolah.

Tapi malam ini Mark sedikit menyebalkan bagi Arin.

Dari pagi chat dari Arin dibalas singkat oleh Mark. Padahal Arin sedang bercerita betapa senangnya dia mendapat teman baru karena collaboration stage malam ini.

Dimana pada collaboration stage ini kan juga ada Mark. Tapi Mark malah menangapinya sangat singkat, tak seperti biasanya. Sungguh menyebalkannn.

Pada saat rehearsal Arin hanya memasang wajah tertekuknya. Masih kesal dengan Mark yang malah berlagak tak ada yang terjadi.

Untung saja Mark ada di space yang berbeda dengannya.

"Kenapa sih rin? Tumben wajah lo gak enak banget gitu." Tanya Rocky partner collabnya saat ini.

"Hmm? Oh. Gapapa."

"Eyy, keliatan kali kalo lo kenapa napa."

Arin menghela nafasnya berat.

"Iya iya. Gue lagi bete."

"Bete kenapa?"

"Tuh si mie kriting kurang ajar ngajak berantem mulu dari kemarin malem." Keluh Arin dan merubah posisinya dari berdiri menjadi berjongkok dibawah karena mereka juga masih menunggu arahan dari coach mereka untuk blocking panggung.

Rocky tertawa pelan dan ikut berjongkok dihadapan Arin.

"Nanti ngobrol dong sama dia biar ga ada salah faham."

Arin mengangguk pelan.

"Emangnya lo sedeket itu ya sama Mark?" Tanya Rocky. Arin mendongak entah mengapa degup jantung Arin mendadak tak karuan.

"Ya.. Eum ya kan, temen sekelas. Hehe." Dan Rockypun tertawa kembali.

"Gausah bohong. Lo suka kan sama dia?"

"Hah?!"

"Wkwkwkwk..."

🎈🎈🎈

"Apa?"

"Dih jutek amat buk."

"Bodo amat. Pergi lo." Usir Arin dengan penuh kesal kepada Mark yang tiba tiba datang mengganggunya yang sedang membeli minuman kaleng.

Mark tertawa pelan melihat wajah kesal Arin.

"Dih kesel ya, dari kemaren malem gue cuekin?"

"Gak."

"Gausah boong. Ga pantes."

"Siapa juga yang boong?" Arin duduk di kursi panjang terdekat yang ada disana, diikuti Mark yang juga duduk disamping Arin.

"Mau tau alesan gue gak?"

Arin hanya diam dan meminum cola nya.

"Kalo gue bilang karena gue cemburu. Lo percaya gak?" Mark tersenyum tipis dan menyandarkan punggungnya ke tembok.

Arin? Bola matanya sudah hampir keluar dari kelopak matanya. Tapi ia tak berani menolehkan wajahnya untuk menatap wajah Mark.

"Gue cemburu. Gatau kenapa gue cemburu lo jadi deket sama Rocky. Lo se excited itu cerita tentang Rocky ke gue. Gue takut lo ninggalin gue karena lo nemu sahabat baru rin."

Arin tersenyum tipis. Ternyata Mark cemburu karena sebatas sahabat. Iya, Arin harus sadar mereka hanya sekedar sahabat. Tak lebih dari itu.

Rocky, ia harus bertanggung jawab karena membuat Arin sadar akan perasaannya dan sekaligus membuat harapan Arin pupus begitu saja hari ini.

Arin menatap wajah sendu Mark dan tersenyum manis.

"Tenang, lo bakal tetep jadi sahabat terbaik gue kok Mark. Gausah khawatir. Dah ayo balik, abis ini udah mau opening." Ajak Arin lembut. Senyum Mark merekah, tetapi kemudian memudar perlahan setelah Arin berjalan terlebih dahulu didepannya, berjalan lebih lesu dari pada biasanya.

Mark sadar ia berbohong, membohongi Arin. Berbohong untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya. Ia tak ingin ada orang yang tahu kepada siapa hatinya berlabuh. Siapapun.

🎈🎈🎈

Huhah yey yuhu dah bye

✔ Something Went Wrong ; Mark Arin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang