🎈 ribut yuk?🎈

519 74 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🎈🎈🎈

"Ini tuh gini rin. Tangannya ke kanan dulu baru ke kiri bawah."

Keringat Mark dan Arin sudah terlihat mengalir di pelipis mereka. Ruang latihan dance milik sekolah mereka kuasai hingga saat ini. Padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Alasan mereka berdua masih menetap untuk berlatih adalah besok kelompok mereka ada penilaian menari. Sebenarnya ada Yuri, Mina dan Minseok tapi mereka bertiga sudah pulang duluan.

Yuri ada acara, Mina ada jadwal shooting produce 101 dan Minseok ada kelas vocal di agensinya.

Menyisakan Mark dan Arin yang sedang tidak ada jadwal. Ah tidak, lebih tepatnya mereka berhasil mendapat izin dari manager masing masing.

Kalian tau sendiri Arin agak sulit untuk menghafal koreografi, itulah mengapa ia mati matian berlatih hari ini.

Sedangkan Mark? Ia tak akan membiarkan sahabat perempuannya itu berjuang sendirian tanpa bantuan.

"One and two and three and!" Mark tersenyum lebar. Begitu pula dengan Arin yang sudah memahami gerakan yang dari tadi tidak ia fahami.

"Dua kali lagi trus pulang yuk." Ajak Mark. Arin menggeleng.

"Tiga kali aja. Gue belum yakin kalo dua kali." Mark menghela nafasnya.

"Oke, tiga kali lagi trus ayo cari makan. Lo belum makan kan dari tadi pulang sekolah?" Arin hanya meringis menanggapi Mark. Mark menggeleng pelan melihat respon Arin.

Markpun menghidupkann musik yang mereka gunakan. Badan mereka mulai bergerak sesuai ritme. Cermin dihadapan mereka terlihat sedikit mengembun. Padahal hanya mereka berdua di ruangan itu. Decitan sepatu mereka terdengar beriringan dengan alunan musik.

Satu putaran selesai, Arin terlihat senang. Gerakannya sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Mark ikut tersenyum senang. Dan mereka mulai bergerak lagi. 

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Satu jam setengah lagi, mereka sudah harus berada di dorm mereka masing masing. 

Hingga putaran ketiga selesai Arin menghambur kedalam pelukan hangat seorang Mark Lee. Tak memperdulikan badan mereka berdua yang sudah penuh dengan keringat. 

"Good Job!"  Kata Mark sambil sedikit mengacak rambut Arin yang sudah lepek tak karuan.

"Dah pulang yuk. Udah jam sembilan kurang." Mark menggeleng pelan.

"Cari makan dulu."

"Ntar kemaleman." 

"No. Kalo sekarang nggak makan, sampe besok pagi juga lo gak makan." Arin menghela nafasnya. Ia mulai memasukkan beberapa barangnya ke dalam ransel pinknya.

"Tapi Mark ntar sampe dorm bisa lebih dari jam sepuluh." 

"Sekali kali lah ngelanggar." 

"Dih. Ribut yuk?"  Arin langsung menarik leher Mark dan sedikit memitingnya. Mark hanya tertawa karena Arin tak sekuat itu untuk menyakiti lehernya.

"Ayok. Di kamar gue?" 

"Ngawur!" Arin memukul pelan kepala Mark.

"Candaaaa. Ayok cepetan keburu malem beneran." Mark langsung menarik Arin keluar dari ruang dance itu. Tak lupa mematikan lampu dan menutup pintu ruangan itu.

"Eh Mark." Mark menoleh menatap Arin dengan wajah bertanya.

"Kenapa?"

"Kalo Mina sama Kangmin beneran jadi gimana?" Tanya Arin. Mark mengendikkan bahunya.

"Gatau juga sih. Tapi itu kan hak hak mereka kan?" Arin mengangguk pelan.

"Lo emang gapapa kalo mereka jadian?" Mark menghentikan langkahnya. Arin ikut berhenti.

"Lah emang gue kenapa?"

"Kan lo naksir dia?" 

"Kata siapa?"

"Kata guelah."

"Gak tuh, gue gak naksir Mina." 

"Dih siapa yang bilang lo naksir Mina?"

"Lah kan lo itu tadi."

"Nggak. Bukan Mina yang gue maksud." Mark mengernyitkan dahinya tak faham. Sementara Arin menahan tawanya.

"Trus siapa?"

"Ya Kangmin lah. Lo kan homoannya Kangmin HAHAHAHA..." Arin langsung berlari dan disusul dengan Mark yang mengejar Arin setelah faham perkataan Arin.

"BANGKE! BERENTI LO RIN! HEH!"

🎈🎈🎈

✔ Something Went Wrong ; Mark Arin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang