🎈 berisik 🎈

385 62 3
                                    

🎈🎈🎈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎈🎈🎈

"Ngapain sih rin." Arin menoleh ke arah Jihoon yang memandangnya bingung.

Sekarang mereka ada di kelas Jihoon, Arin sedang malas kembali ke kelasnya. Toh, hari pertama pasti mereka hanya temu kangen sampai acara penerimaan siswa baru selesai dilaksanakan.

"Apanya?"

"Ya lo sama Mark. Manalagi gue dijadiin kambing item." Arin mendengus kesal dan melemparkan sandwichnya yang masih ada setengah ke arah Jihoon.

Untung saja Jihoon dengan sigap menangkap sandwich itu. Sayang kalau sandwichnya terbuang.

"Lo gak ikhlas bantuin gue? Oke fine." Rajuk Arin membuat Jihoon reflek menjitak perempuan berponi itu.

"SAKIT!"

"Lagian berisik banget jadi cewek."

"Namanya juga cewek." Gumam Arin masih kesal dengan Jihoon.

"Ck.. Balik kelas sana. Lo tuh kayanya cuma salah faham deh." Usir Jihoon sambil memakan sandwich milik Arin.

"Salah faham apa sih hooon. Kan gue sama Mark juga bukan apa apa cuma sahabat." Jihoon tertawa meledek.

"Bullshit sekali broo."

"Jihoon ih!"

"Weiiitts apanih rame rame." Tiba tiba Sia datang. Tak tau darimana munculnya, yang pastinya membuat Arin dan Jihoon terkejut.

"Kepo."

"Wah, ini sih udah kebaca."

"Apaan?" Tanya Arin. Jihoon sekarang hanya diam menyimak.

"LO BERANTEM KAN SAMA MARK?!"

"SOTAU AH. DAH GUE BALIK BYE."

Jihoon dan Sia tertawa terbahak melihat temannya itu pergi begitu saja dengan wajah tertekuk.



🎈🎈🎈

"Rin!"

Arin mencari sumber suara yang memanggilnya dan menemukan Donghyun yang asik duduk di depan perpustakaan sambil melambaikan tangannya mengajak Arin untuk menghampirinya.

"Ngapain disini? Gak ke kelas?" Tanya Arin yang kemudian duduk disamping Arin.

"Males ah, pada ribut." Jawab Donghyun sambil menyodorkan sekaleng cola yang belum terbuka.

"Mau gak?" Tawar Donghyun. Arin menggeleng.

"Diet." Donghyun mengangguk faham.

"Siapa yang ribut?" Tanya Arin kemudian.

"Kangmin Mina. Mark juga uring uringan ngebela Mina." Jelas Donghyun singkat.

"Haaaah. Udah ketebak bakal ribut sih." Donghyun mengernyitkan dahinya.

"Ketebak? Maksud lo?"

"Jadi tadi pagi tuh gini." Akhirnya Arin menceritakan segalanya dari awal.

Donghyun menyimak sesekali meminum colanya. Belum bereaksi apapun. Yap, tipe pendengar yang baik tidak menyela perkataan Arin.

"Dan lo diem aja gitu rin?" Arin menghela nafasnya.

"Gue takut."

"Takut kenapa?"

"Takut karena gak berhak marah ke Mark. Kan gue bukan siapa siapanya." Ucap Arin membuat Donghyun menghela nafasnya dan menepuk pelan bahu Arin.

"Sabar ya. Apalagi lo idol, dia juga idol. Lebih susahnya lagi dia dari agency besar."

Arin mengangguk menyetujui perkataan Donghyun.

"Susah banget."

"Balik kelas aja yuk. Gue dapet chat dari Seheun katanya wali kelas kita masuk kelas." Ajak Donghyun.

"Yaudah ayo."


🎈🎈🎈

"Udah selesai?" Tanya Arin kepada Kangmin yang duduk disampingnya.

"Apanya?" Tanya Kangmin cuek. Arin tersenyum tipis.

"Berantemnya." Terdengar helaan nafas dari Kangmin membuat Arin sedikit mengerti bahwa temannya itu sedang sedih.

"Belom. Mark belain Mina. Gila apa ya mereka berdua. Ck." Kata Kangmin dengan gumaman diakhir kalimatnya.

"Sabar." Sahut Arin kemudian menepuk punggung Kangmin pelan.

"Iya rin."

Kemudian berganti Arin yang menghela nafasnya. Jujur saja ini bukan pertama kalinya Mark dan Mina seperti ini. Bukan pertama kalinya Arin menemui Mark bersama Mina. Dan sekarang Arin menyesal. Menyesal karena ia terlalu mudah termakan kata kata manis yang keluar dari bibir laki laki itu. Menyesal telah terlalu dalam terjatuh pada pesona seorang Mark Lee.

Amat sangat menyesal.

🎈🎈🎈




HAPPY HOLIDEI TEMAN TEMAN!!

✔ Something Went Wrong ; Mark Arin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang