Hwa Eun melangkah mundur secara perlahan kala pegangan Baekhyun pada tangan nya melonggar.
"Apa, Apa maksud anda melakukan ini? " Mata tajam yang semula menatap Ke arah sungai kembali menoleh memberi tatapan yang begitu tajam untuk Hwa Eun.
"Apa kau memiliki hak untuk bertanya padaku? " otoriter, tak dapat terbantah, dan satu hal, dia tak terbaca semua yang ia keluar kan melalui bibirnya maka mutlak.
"Saya mohon, jawab saya. " Mata itu kembali menoleh ke arah sungai yang kini di penuhi rintik hujan, rambut basahnya turun menutupi sedikit mata tajam itu, bibir nya membentuk pola datar di sana, tetesan hujan yang turun melalui hidung bangir nya menarik perhatian Hwa Eun.
"Dalam hidupmu," dia menoleh menatap Hwa Eun tajam di balik sela sela rambut nya, "berapa banyak kau memohon? "
Pertanyaan di balas pertanyaan, Byun Baekhyun sekali, " Apa anda memiliki hak untuk bertanya pada saya? " dan hanya cara serupa lah untuk menjatuhkan nya.
Kekehan datar itu keluar dari bilah bibirnya yang memucat karena dingin nya udara, "kau tidak sebodoh yang ku kira, lalu kenapa kau diam seperti orang bodoh? "
"Jika anda menjawab pertanyaan saya maka saya akan menjawab apa yang anda tanyakan, tidak ada yang bisa anda dapatkan dengan mudah di dunia ini Songsaengnim . " Baekhyun sedikit risih mendengar kata Saongsaengnim dari bibir gadis itu, entah mengapa Hwa Eun terdengar begitu sopan dan formal, tapi biarlah di sekolah pun dia di panggil begitu.
"kurasa itu cukup masuk akal dan menguntungkan. " Hwa Eun masih menatap Baekhyun yang tak sedikit pun melihatnya, mungkin sungai itu jauh lebih menarik.
"Jadi kau mau aku menjawab apa? " katanya dari jarak 2 meter dari Hwa Eun. Gadis itu mendekat hingga tepat di samping Baekhyun dengan jarak 1 meter, hujan terlalu deras untuk nya mendengar apa yang Baekhyun katakan dari jarak 2 meter di belakang tadi.
"Alasan anda, kenapa mengatakan hal semanis tadi dengan nada tajam anda. " Baekhyun terkekeh tajam, " kau pikir siapa yang tak muak? "
Hwa Eun menoleh hingga pandangan mereka bertemu, " ketika kau memberi kehidupan mu untuk orang lain dan orang itu menyia nyiakan nya? " Hwa Eun menunduk lalu tersenyum.
"Anda selalu berbicara dengan begitu baik, namun anda lupa saya terlalu dini untuk mengerti arti di balik kalimat anda. " Baekhyun mendekat,menarik pinggang Hwa Eun hingga keduanya hampir menempel.
Tangan nya dia taru di antara dada kedua nya, menciptakan jarak. Tangan Baekhyun menekan dada Hwa Eun dengan telunjuk, tepat pada bagian jantung, "Ketahuilah yang berdetak saat ini bukanlah milikmu, itu milik seseorang yang paling ku sayangi setelah ibuku. "
Hwa Eun tersentak kala matanya melihat sedikit, iya hanya sedikit bahkan sangat mungkin jika tak dari jarak sedekat ini dia tak dapat melihat nya, mata itu menyendu seolah ada pesan rindu. Dan entah kapan jantungnya berdetak dengan tak karuan.
"Jangan menyangkal, 3 tahun lalu kau kritis dan mendapat donor jantung dengan nama Alline Byun, adikku kekasih kakakmu dan itu alasan kau selamat untuk lebih menderita. " katanya sambil menjauh dari Hwa Eun kembali pada posisi semula.
Tangan Hwa Eun menyentuh dada kirinya merasakan detaknya, "Anda tidak sedang berbohong kan? " pertanyaan polos yang justru di sambut tatapan berkali kali lebih tajam nya dari Baekhyun membungkam Hwa Eun.
"K.. Kalau begitu biar saya menjawab dua pertanyaan anda, untuk berapa banyak saya memohon... " Hwa Eun meremat tiang kembatan hingga buku buku jari nya memutih, "....mungkin sepanjang hidup saya, lalu saya tak melawan...adalah...k... Karena... " nafasnya kian memburu semisalnya hujan tak turun sudah di pastikan airmata itu terlihat jelas. " saya tak mampu... "
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME DIE
Romansketika senja tak lagi di rindukan dan ketika bulan tak lagi indah di mata nya,senyum yang terpantri indah di wajah nya dengan tatapan penuh cahaya kehangatan nan menenangkan. Jung Hwa Eun.Satu nama yang mampu menggambarkan ke indahan dari sosok nya...