Alpha Dua Puluh Tiga

22.2K 3.7K 250
                                    


Atilla melewati hari yang mengerikan sejak bertengkar dengan Bianca. Dia sungguh tersinggung dengan kata-kata perempuan itu. Bianca adalah teman terdekatnya saat ini tapi bisa mengucapkan sederet tudingan yang membuat Atilla sakit hati. Andai orang lain yang mengucapkan kalimat-kalimat itu, dia pasti tak peduli. Namun, Bianca?

Reaksinya mungkin terlalu kekanakan karena mati-matian berusaha menahan hasrat untuk bicara dan menemui perempuan itu. Atilla bahkan ogah mengikuti meeting hari ini demi menghindari Bianca. Sayang, bukannya merasa lebih baik, dia justru kian tersiksa. Apalagi saat dari kejauhan melihat perempuan itu datang ke Hotel Candramawa. Betapa dia ingin menghampiri Bianca, mengobrol, dan mencandai perempuan itu seperti dulu.

Sayang, gengsinya terlalu tinggi. Inginnya Atilla, Bianca yang lebih dulu mengalah. Satu telepon atau WhatsApp dari perempuan itu, pasti akan membuatnya merasa lebih baik. Nyatanya, Bianca memilih peran sebagai si keras kepala juga.

Namun, setelah Bianca meninggalkan Hotel Candramawa, Atilla justru kian terganggu. Alhasil dia memutuskan untuk melupakan harga dirinya dan mendatangi kantor Just Married. Ini bisa dibilang langkah untung-untungan karena belum tentu Bianca masih berada di tempatnya bekerja.

Akan tetapi, andai pun dirinya gagal bertemu Bianca, dia akan datang ke rumah perempuan itu. Dia tak peduli meski Meiske akan menunjukkan ketidaksukaan padanya seperti pertemuan terakhir mereka. Atilla cuma ingin berbaikan dengan temannya. Itu tidak salah, kan? Atilla sengaja tidak menelepon karena ingin melihat sendiri ekspresi perempuan itu andai dirinya tiba-tiba berdiri di depan Bianca.

Namun, ternyata dia yang lebih kaget. Karena saat berjalan menuju kantor Just Married dan melewati gerai kopi, Atilla malah mendapati Bianca sedang duduk berhadapan dengan Thomas. Penasaran, dia berniat mendatangi keduanya. Namun, Bianca tampaknya berniat buru-buru keluar. Atilla berhenti di dekat pintu masuk dan belum sempat menyapa saat mendengar ucapan Thomas yang mengejutkan. Kini, Atilla berdiri di depan perempuan itu dengan rasa marah yang lebih parah dibanding sebelumnya.

"Aku nggak berniat menikah sama dia," balas Bianca. Jika Atilla mengira perempuan itu akan bicara dengan nada ketus, dia salah. Suara Bianca begitu ... lembut. Sekedip kemudian, perempuan itu mengucapkan kata-kata yang ditujukan pada Thomas. "Seperti yang tadi kubilang, aku nggak tertarik dengan tawaranmu!" Perempuan itu mengibaskan tangan sehingga terbebas dari cekalan Thomas.

Atilla merasakan bahunya menjadi ringan, seolah beban mahaberat sudah dimusnahkan dari sana. Tanpa bicara, dia maju dua langkah untuk menarik Bianca ke arahnya. Lalu berdiri di depan Thomas.

"Jangan ganggu Bianca lagi! Kamu sudah dengar apa katanya barusan, kan?" Suara Atilla terdengar dingin. "Aku nggak punya masalah sama kamu. Tapi, setelah kamu menjelek-jelekkanku di depan Bianca, lain ceritanya. Sebelum kamu bilang kalau persoalan kalian bukan urusanku, aku cuma mau tegaskan kalau itu nggak benar. Semua yang berhubungan sama Bianca adalah urusanku!"

Thomas tersenyum sinis. "Bianca baru saja bilang kalau kalian nggak pacaran. Kamu bukan siapa-siapanya."

"Kami memang nggak pacaran tapi tak berarti aku bukan siapa-siapanya. Aku temannya, yang akan membela dan menjauhkannya dari laki-laki brengsek kayak kamu." Atilla menyipitkan mata dengan gaya meremehkan. "Kalau nggak brengsek, mana mungkin kamu mengajak Bianca nikah padahal sudah punya Seruni?"

Wajah Thomas memerah dengan pelipis bergerak-gerak. "Kamu nggak berhak berkomentar apa pun!" Lelaki itu bergerak selangkah ke kiri, tatapannya ditujukan ke belakang Atilla. "Bi, kasih aku waktu untuk menjelaskan semuanya. Supaya kamu paham ...."

Atilla mendengar Bianca menukas galak. "Aku tahu alasanmu, Thom! Calon istri yang membatalkan pernikahan memang bikin panik. Apalagi orang-orang yang kamu kenal sudah tahu bakalan ada resepsi, bahkan sudah ada wedding organizer yang siap mengurus segalanya. Aku bersimpati padamu. Tapi, bukan berarti aku nggak keberatan dijadikan pengantin cadangan. Kamu kira aku masih punya perasaan sama kamu? Itu mimpi, tahu!"

Alpha Romeo [The Wattys 2020 Winner - Romance]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang