PUTUS

58 9 4
                                    

Jam menunjukan pukul 09.15, pertanda bahwa bel istirahat pertama akan segera tiba. Pagi ini terasa berat karna harus ku awali dengan pelajaran Matematika. Entah mengapa setiap belajar matematika otak ku seperti berbisik "tolong jangan siksa aku, tolooong!!".

"Pio yuk ke kantin, aku ajak yang lain gak apa-apa ya?" Ucap Lidya sambil mengemas buku-bukunya kedalam tas.

"Ha siapa aja? boleh deh sekalian aku kenalan juga hehe"

"Yaudah yuk kita ke kantin, udah laper banget nih" Ajak Lidya.

"Eh sabar dong, tugas MTK aku belum siap nih. Liat punya kamu dong Lid hehe" Ucap ku sambil mengeluarkan wajah paling melas yang ku miliki.

"G" jawab Lidya singkat dan menyakitkan.

"Hehe gak deng becanda doang kok. Nih" disusul tawa Lidya yang melihat perubahan wajah ku dari memelas ke tak terdeskripsikan.

"Aku duluan ya Pio, kamu cepetan nyusul !!" Ucap Lidya seraya beranjak meninggalkan kelas.

"eh, tunggu dong Lid..."

•••

"Tega Lidya ninggalin aku sendiri" kesal ku karna langsung di tinggal Lidya ke kantin.

"Wah wah wah, tumben lo jalan sendiri bos? ikut gue bentar yuk"
Suara yang dapat kukenal pasti,Edo. Tiba-tiba merangkulku dan memaksa aku ikut dengannya.

"Eh apa-apaan ni?! santai dong, Lepasin aku. pengap nih!!! badan kamu apek !!"

"Berisik lo!! ikut aja. Lo harus nurut !!"

entah kemana aku di bawa Edo. namun tempat tersebut sangat gelap dan berdebu, banyak juga bangku-bangku dan meja belajar yang tak terpakai. "keknya ini di gudang ya?" diriku membatin.

"Mau kamu apa?" tanya ku langsung setelah edo melepas rangkulannya.

"jadi gini, gue cuman mau nanya sama lo. Ada hubungan apa lo sama Lidya, PACAR GUE?!" tanya Edo dengan nada tinggi.

"Aku cuman temannya Lid..."

Bruuuk !!

Satu bogam mentah melayang ke wajah ku.

"Ah banyak bacot Lo !!! sini langsung maju aja lawan gue, yang menang dapetin Lidya !!" tantang Edo.

"Ogah, kamu pikir Lidya piala?"

"Ih banyak gaya nih bocah..." kesal Edo mendengar ucapan ku tadi.

perkelahian pun tak terelakkan. Suara riuh dan berisik tiba-tiba saja terdengar dari luar gudang karna mendengar ada suara perkelahian di dalamnya.

"Eh itu Vio anak 11 ipa 4 kan?"
"pukul terus Vio jangan mau kalah!!"

Di satu sisi,
"Hajar aja Do!! sok kegantengan emang dia!!"
"Edo semangat, ganteng banget sih kalian kalo kelahi"

"Edo,edoo,edoo..."
"Vio,vio, viooo...."

"Stoooooop !!!" suara teriakan anak perempuan yang ku kenal, Lidya."kenapa tiba-tiba dia ada disini?"diriku membatin.

PIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang