"pokoknya aku mau kita putus !"
"Loh kenapa sayang? Kita kan baru sebulan lebih pacaran, kamu minta putus karena apa?" Terdengar suara ribut di depan pagar rumah lidya. Aku dan Lidya hanya menonton mereka bertengkar dari balkon lantai 2 seraya mengunyah popcorn yang di buat Lidya untuk kami menonton Film di Laptop tadinya, namun niat tersebut tertunda karena tak sengaja kami melihat ada dua sejoli yang sedang bertengkar malam ini. Ah sungguh kejam malam ini tuhan.
"Lid..." Ucapku sambil mengunyah popcorn.
"Hmm...kenapa ?"
"Ada yang mau aku tanyain..."
Seketika suasana hening, suara pertengkaran 2 sejoli tadi pun entah kenapa juga tidak terdengar lagi.
"Mau ngomongin apaan? Kok kayak serius banget haha" Ucapnya sambil mengguncang-guncang tempat popcorn tersebut agar bumbunya merata.
"Yang tadi kamu bilang ke mama mu itu beneran?" Ucapku sambil menatap wajah Lidya tajam, walaupun ia masih tampak asik menonton 2 sejoli yang sedang bertengkar tersebut.
"Hmm yang mana sih?"
"Yang kamu bilang aku pac..."
"Ihh ceweknya nangis loh...kasiaan" Potong Lidya sambil menepuk lututku.
"Aku tuh gak bisa LDR, kamu harus ngertiin aku juga dong..." Ucap cewek tersebut sambil menangis.
"LDR gimana sih sayang? Kita masih satu kota loh"
"Ya pokoknya aku udah gak mau lagi sama kamu ! "
"Tapi kenapa?..."
"Karena aku udah ada deket sama cowok lain, temen satu sekolah aku, Kiki namanya !" Ucap sang cewek keceplosan sambil membentak lelaki tersebut.
"Kiki??"
"Sialan tuh Kiki...Cari aja mas yang namanya Kiki !!" Teriak Lidya ikut campur dari atas balkon.
Sontak dua sejoli itu pun langsung mencari sumber suara tersebut.
"LIDYA !!" Dengan cepat aku langsung menutup mulutnya.
"Mas saya minta maaf ya, ini cewek emang suka ikut campur mas...monggo di lanjutin lagi perbincangannya, kami gak nguping kok, kami cuman dengerin dari awal aja tadi..."
"Lid gila kamu ya !!" Bisik ku sambil melepaskan mulut mungilnya.
"Ya emang brengsekan si Kiki itu, apalagi si cewe itu...."
"Eh mbak jangan sok cantik ya, muka kayak baut knalpot racing aja lagaknya selingkuh-selingkuh segala ! " Teriak Lidya melanjutkan ucapannya tadi, namun dengan cepat aku menutup mulutnya dan menarik dirinya masuk kedalam, walaupun dia memberontak ingin mengeluarkan sumpah serapah kepada cewek tersebut.
"Lepasin Pio, Ini penting..." Berontak Lidya kembali keluar balkon untuk mengeluarkan kata-kata mutiaranya.
"Eh mas...mending tinggalin aja tuh cewek biar si Kiki aja yang jemput dia...jangan mau di bodoh-bodohin boneka jenglot itu mas !" Dengan sigap aku memeluk Lidya dari belakang dan menggendong tubuh mungil Lidya masuk ke dalam dan cepat-cepat menutup pintu balkon.
"Mas, Mbak...Maafin temen saya yaa !!" Teriak ku sambil buru-buru menutup pintu balkon agar Lidya tidak keluar lagi.
Drama malam tersebut pun berakhir dengan dramatis, sang cowok pergi meninggalkan cewek tersebut mengikuti apa yang di sarankan Lidya tadi. Dan sang cewek itu pun hanya bisa menangis, antara menyesali dia selingkuh atau menangis karena si Kiki di telpon gak di angkat, tak dapat terlihat dari ekspresinya, Yang pasti dia sedang menangis.