Hinata masuk ke apartemennya, ia lihat tetangga seberang nya belum pulang. Hari ini ada jadwal ekskul, mungkin Sasuke senpai itu sedang ekskul atau apa.
Hinata tidak mau memikirkan pria dingin itu dan akhirnya memilih masuk. Hinata belum melepaskan sepatunya dan langsung merebahkan tubuh mungilnya di kasur yang empuk.
"Aku lelah, padahal masih hari pertama", kata Hinata membuka tasnya dan membuka ponselnya.
Hinata memutar musik dan bersenandung ria. Sembari mengganti pakaiannya menjadi pakaian biasa, pakaian rumah.
.
.
.
Tok! Tok! Tok!Hinata menghela nafas dan segera bangun, ia merapikan pakaiannya dan berjalan menuju ke pintu.
'Siapa yang datang?', Batin Hinata mengira-ngira siapa yang datang, yang tau apartemennya hanya keluarganya, dan... Sasuke saja.
Ia membuka pintu dah Gotcha!!!
Sasuke berdiri disana dengan tangan kiri yang di masukkan ke saku celana.
"Kenapa?", tanya Hinata takut-takut, ia menatap mata dingin Sasuke yang menatapnya datar, lalu melihat tangan Sasuke yang menyodorkan sesuatu.
"Ikat rambutmu terjatuh, maaf mengganggu", kata Sasuke datar, Ia segera kembali ke apartemennya saat Hinata sudah menerima ikat rambut yang Sasuke sodorkan.
"Pantas saja ku cari-cari tidak ada", gumam Hinata menatap kesal ikat rambut di depannya, lalu ia kembali masuk dan segera mendudukan dirinya di kursi.
"Kenapa jantungku berdegup kencang begini?", gumam Hinata, ia berjalan ke dapur dan meminum segelas air, berharap degup jantungnya kembali normal, tapi tetap tidak bisa, pikirannya kembali ke kejadian tadi 10 menit yang lalu. Ia teringat terus dengan Sasuke yang tersenyum tipis di akhir, sangat tipis, Hinata bisa melihatnya, tentu saja dengan kemampuan matanya yang super tajam itu.
'Singkat... tapi membuatku tidak karuan', Batin Hinata tersenyum lalu merebahkan tubuhnya di sofa.
.
.
.
Sedangkan di apartemen SasukeSasuke sedang duduk di sofa sembari meminkan laptopnya. Ia sesekali tersenyum mengingat kejadian tadi pagi dan kemarin, Hyuuga Hinata. Benar-benar gadis yang sangat lucu baginya.
Flash back
Sasuke pov'
Aku baru saja pulang dari sekolah, Sekolah tempat paling membosankan yang pernah aku temui. Toh! padahal aku inginnya home schooling saja, tapi Ibu selalu menekankan ini padaku 'Sasuke kau sudah besar, kau harus mandiri' itulah yang di katakan wanita paling ku sayangi ini.
Dan Ibu lihatlah aku yang mandiri ini, aku bahkan bisa mengalahkan preman 10 lebih dalam sekali permainan. entah aku mendapatkan niatan dari mana, dulu aku sempat ikut Les karate privat.
Aku masuk ke gedung apartemen yang sudah ku tinggali kurang lebih 3tahun untuk tempat sementara aku tinggal karena Ibu dan Ayahku pergi ke Amerika untuk mengurus bisnis.
Saat aku lihat pintu lift baru saja akan tertutup aku dengan sigap menahannya agar membiarkan aku ikut masuk. Saat terbuka, tada! ada seorang perempuan bertubuh mungil sembari menatapku bingung.
'Aku juga ingin masuk manis', Batinku terkekeh, tapi aku tetap memasang wajah mode dinginku dan dengan stay cool masuk.
Waktu masuk, aku akan menekan tombol bernomor 20 tapi ternyata sudah menyala tanda sudah di tekan. Itu lantai kamarku, kamarku nomor 202, 'kelihatannya dia anak baru' batinku sembari menatap kopernya yang bergambar panda itu.
"Hufftt", menghela nafas, lucu sekali... sepertinya dia tidak nyaman dengan bau parfum milik Naruto, padahal aku hanya memintanya sedikit.
Dia keluar sewaktu lift terbuka, aku ikut keluar, dia berhenti tepat di sebrang apartemenku. 'Welcome to my world sugar baby', batinku tersenyum, tapi selanjutnya aku kembali memasang muka dingin dan kakuku lalu membuka pintu apartemen.
Saat akan ku tutup pintu, Dia terlihat menatapku sebelum dia juga menutup pintu.
.
.
.
Paginya kulihat dia lagi, kali ini kulihat dia berlari mengejar pintu lift.Hampir saja aku mengumpat melihatnya melakukan hal berbahaya tadi, bagaimana jika dia terhimpit?! Tubuhmu memang mungil, tapi tadi berbahaya sekali kan! Ia terlihat menatapku bingung dan tercengang.
Aku tersenyum dalam hati, dia sangat imut saat terlihat bingung begitu.
Seragammu sama denganku? hmmm, bagus sekali.
Aku hanya terdiam di lift, aku menatap arlojiku, bis sudah berangkat, apa dia memakai supir? motor sendiri? mobil?
Aku membuyarkan lamunanku saat dia sedikit berlari meninggalkan lift, aku terkekeh melihatnya yang seperti terburu-buru.
Aku mengendarai motor besarku dan berhenti di gerbang gedung apartemen. Dia menunggu bis?? Ceroboh sekali, lihat jadwal di belakangmu baby. 20 menit ku lakukan untuk menatapnya dari jauh, dan aku mendapatkan beberapa fotonya.
dia terlihat kesal dan segera berlari, Aku yang tak tega melihatnya tergopoh-gopoh, aku pun terkekeh pelan dan menyusul nya lalu mengajak berangkat bersama.
Flash back off
Tok! Tok! Tok!
Sasuke tercekat, lalu ia beranjak dari sofa dan segera membuka pintu...
"Ibu?!!", pekikku menatap ibuku yang berdiri sambil menatapku dengan senyum manisnya yang selalu membuatku ikut tersenyum.
Author pov'
"Mana pelukan untuk ibu!? Kau tidak rindu dengan Ibu hm?", tanya Mikoto Uchiha, ibu Sasuke itu adalah seorang disaigner terkenal di Konoha.
Sasuke tersenyum tulus, lalu memeluk ibunya erat, "Kapan pulang? Ibu kan bisa meneleponku dan bisa aku jemput", kata Sasuke.
"Tidak mau, dengan motor besar itu?", tanya Ibunya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sasuke menyuruh ibunya masuk dan duduk di sofa. "Masih sama tidak berubah apartemenmu ini Sasuke", kata Mikoto menatap sekeliling.
"Untuk apa aku ubah", gumam Sasuke menghampiri ibunya dengan dua gelas teh.
"Tau saja kesukaan ibu teh", kata Mikoto mencubit pipi Sasuke, ia menatap Sasuke dalam, lalu menggenggam tangan putranya lembut. Ia sangat rindu masa-masa kecil Sasuke yang selalu merengek, tertawa bahagia, dan selalu tersenyum.
"Sasuke, kau sudah SMA. Sebentar lagi lulus, ibu sudah mengatakannya berapa kali, mana pendampingmu? Kalau begini terus bagaimana bisa kau mendapatkan pengganti ibu?", tanya Mikoto mengelus punggung tangan Sasuke dan menatapnya dalam lalu menghela nafas.
"Ibu sudah tua Sasuke, Itachi sudah mewujudkan keinginan Ibu, Cucu sudah ada, Ibu ingin melihatmu bahagai dengan istrimu, jangan menempel terus dengan Ibu", kata Mikoto.
Sasuke mengambil nafas dalam-dalam untuk mengisi paru-parunya yang sedikit kosong. Ia menatap ibunya kembali, lalu teringat satu perempuan yang selalu ada di pikirannya.
"Ibu... Baiklah jika itu keinginan Ibu. Aku akan mendapatkan pacar dalam waktu 3minggu mendatang dan membawanya ke depan Ibu", kata Sasuke tersenyum.
"Nak jangan membohongi Ibu"
"Of course mom, I promise", kata Sasuke mencium pipi Mikoto sekilas dan tersenyum tulus ke ibunya yang menganggukkan kepalanya.
.
.
.TBC