Hinata dengan gerakan cepat memakai sepatunya, lalu keluar dari apartemennya. Ia ingin menghindar dari seorang Uchiha Sasuke, pria yang sudah membuatnya jengkel dan tidak bisa tidur secara bersamaan.
Hinata menghela nafas, dan menekan pintu lift, saat terbuka, ada Sasuke disana, dengan senyum miringnya, licik.
Hinata membalikkan tubuhnya, tapi terlebih dahulu oleh Sasuke di tarik, dan saat ia akan lari pintu lift tertutup. Sial! Kenapa hari Hinata harus di penuhi dengan yang namanya Sasuke, Sasuke dan Sasuke, tidak kah ada orang lain yang lebih baik lagi untuk singgah di kehidupannya.
Sasuke menarik dasi Hinata dan menatap Hinata dengan alis naik sebelah. "Mencoba kabur, nona?" tanyanya menatap setiap inci wajah Hinata yang menatapnya kesal.
"Bisakah kau biarkan aku hidup dengan indah sekali saja?" katanya memberanikan diri, tangannya bergerak mencoba melespaskan dasi yang ditarik oleh Sasuke.
Sasuke terkekeh lalu melepaskan dasi Hinata dari cengkraman tangannya. "Hidupmu tidak tenang kalau tidak ada aku," katanya tenang, Hinata mendengus dan merapikan dasinya kembali.
"Terserah apa katamu," kata Hinata ketus.
"Jangan Marah? Mukamu jelek kalau marah"
Hinata menghentakkan kakinya jengah, "Ishh!! Ya sudah jangan di perhatikan," kata Hinata setengah berteriak.
Sasuke tiba-tiba menarik tengkuk Hinata hingga tubuh Hinata sedikit bergerak mendekat dengan wajah keduanya yang sangat dekat, "a-apa yang...."
Hinata bisa merasakan harum mint menerpa wajahnya, semoga saja wajahnya tidak memerah sekarang!.
"Kau lucu," kata Sasuke pelan sembari mencubit pipi Hinata dengan sebelah tangannya.
"Hahaha! memerah lagi, kenapa darahmu suka mendidih?" tanya Sasuke tertawa dan melepaskan tangannya dari leher Hinata.
"Sasuke!!" Teriak Hinata menutupi mukanya dengan telapak tangannya.
"Sudah! Kau akan ku antar, bus sudah pergi," kata Sasuke, bertepatan dengan itu pintu lift terbuka dan Sasuke langsung menarik Hinata ke parkiran.
Inilah Sasuke dengan sikap randomnya.
"Aku tidak ada sarapan, kau mau menemaniku makan sebentar?" tanya Sasuke di balik helmnya, dan sengaja mengeraskan suaranya agar Hinata mendengarnya.
"Baiklah," kata Hinata, lagian masih pukul 6 pagi, Hinata rela bangun pagi-pagi agar terhindar dari Sasuke, dan yang terjadi tidak sesuai ekspetasi, kenapa pria ini tau kalau ia ingin di hindari.
Mereka berhenti di sebuah kedai makan, Hinata mungkin juga akan pesan, ia juga belum menelan apapun.
Saat makan, Sasuke terus memperhatikan Hinata. Hinata sangat tenang saat makan, Sasuke membuka botol minuman dan menegaknya. "Kemungkinan nanti aku akan ke kelasmu," kata Sasuke, Hinata hanya bergumam untuk apa pria itu mengatakan dia ingin ke kelasnya, terserah mau apa bukan urusannya.
"Jangan ketus begitu, Kau terlihat makin lucu," kata Sasuke yang di balas delikan dari Hinata, ia menatap makanan Sasuke yang belum habis. "Habiskan sarapanmu," kata nya menyuapkan Nasi terakhir ke mulutnya dan menegak teh es di depannya sampai habis.
"Aku tidak mau, Ini tidak seperti masakanmu," Hinata tersedak minumannya sendiri lalu menatap Sasuke dengan mata melotot. "Makan! Kau akan bertugas untuk mengurus pensi, setidaknya ini untuk menambah energimu," kata Hinata mendorong piring Sasuke.
"Kau tau darimana aku hari ini bertugas?" tanya Sasuke sembari kembali memakan makananya.
"Kata Sakura," jawab Hinata yang berhasil meloloskan satu dengusan dari Sasuke, Hinata mengedikkan bahunya dan menghela nafas. Akhirnya perutnya bisa terisi juga.
Selesai makan mereka segera ke sekolah untuk belajar.
"Kau kenapa mengikutiku?", tanya Hinata pelan sembari menatap Sasuke yang sedari tadi berjalan di sampingnya, padahal seharusnya pria itu menaiki tangga yang sudah terlewat.
"Mengantarmu, apa lagi?" jawabnya datar, kembali ke sifat awal yang ia tunjukan untuk orang-orang.
"Aku bukan anak tk," kata Hinata.
"Bagiku kau anak tk"
Hinata memilih diam tidak menjawab, malas sudah ia meladeni Sasuke.
"Terima kasih", kata Hinata setelah mereka sampai di depan kelas.
"Hm, belajar yang benar. jangan memikirkanku", kata Sasuke, Hinata menyikut lengan Sasuke.
"Sudah yah, Bye", kata Hinata tersenyum lalu meninggalkan Sasuke dan masuk ke kelasnya.
Sasuke pun berjalan menuju ke kelasnya, di tangga menuju ke lantai 3. Ia melihat teman-temannya menatapnya menggoda, "Sasuke!! Kau romantis sekali mengantarnya sampai ke kelas!!", kata Naruto heboh.
"Apakah aku harus membuat mading berisi tulisan, Hyuuga Hinata hanya milik Uchiha Sasuke seorang. Agar dia tidak didekati laki-laki lain", pikir Kiba, hanya bercanda, Tidak mungkin ia melakukan hal itu dan membuat guru-guru meminta penjelasan kepadanya.
"Hati-hati Sasuke, dia itu terlaku baik. Mudah menerima orang begitu saja", kata Shikamaru.
"Kalian urusi saja kehidupan kalian!", kata Sasuke datar.
"Terserah kau tuan muda", kata Naruto, mereka pun bersama menaiki tangga dan ke kelas mereka.
Sasuke memikirkan perkataan Shikamaru. Apakah sebelum ini Hinata ada dekat dengan orang lain selain dirinya, terutama laki-laki. Apalagi menyukai orang itu.
Tapi Sasuke kadang juga memikirkan batasannya, ia hanya tetangga Hinata yang suka menempelinya, dan sekarang masa ia harus mengetahui siapa saja yang di dekati oleh Hinata, itukan sama saja seperti penguntit.
.
.
.
TBC
.
.
.Akhirnya update juga, kemarin mau publish yang ini tapi gak jadi karena jaringan yang lelet, huhuu jadi telat