Singgah Sebentar-1

2.4K 96 2
                                    

Crack pair!!
Jangan lupa vote.
Hope you like this.
____________________________

"Jom, Kevin kemana?" Fajar duduk di kasur Kevin yang berdempet dengan kasur Rian.

Pemuda itu baru kelar berlatih sore itu, kemudian mampir ke kamar Rian untuk meminta hansaplas.

Rian sendiri tengah mencari kotak obatnya yang entah di mana.

"Ah ini. Nih Jar, satu kan?"

"Eh iya satu aja."

"Haduh, capek banget gue. Si Kevin malah pergi."

"Kemana emang? Jarang banget dia pergi abis latihan gini."

Rian duduk sambil melepas sepatu dan kaos kakinya.

"Belakangan ini dia lagi pengen bikin bisnis gitu. Jadi lagi banyak nanya ke temen-temennya. Langsung buru-buru pergi kalo abis latihan gini."

"Lah, gue kira duit dia udah kebanyakan, masih pengen nyoba bisnis juga ternyata." Canda Fajar.

"Heh, masa depan kita itu panjang. Duit segitu banyaknya juga bakalan abis kalo ga ada pemasukan lain."

"Masa depan kita. Ciye Jombang, udah ngomongin masa depan kita aja." Fajar terkikik.

"Suek Jar, udah sana pergi aja lah." Rian menarik tangan Fajar, kemudian diseretnya sampai pintu.

"Astaga Jom, bercanda elah."

"Iseng banget sih." Kesal Rian.

Fajar hanya tersenyum, lalu mengacak rambut Rian.

"Kalo Kevin pulang nya maleman dan lo kesepian kabarin aja, ntar gue dateng." Kata Fajar sebelum pergi.

Rian hanya diam di ambang pintu menatap punggung itu yang kian menjauh. Setelah tak terlihat, ia menutup pintu itu pelan. Rasa lelah dan sepi kini memang menyerangnya. Biasanya ada Kevin yang bawel nyuruh dia mandi, atau Kevin yang minta mabar. Tapi sekarang Kevin malah sibuk.

"Halo Vin, dimana?"

"Eh Jom, gue pulang maleman ini, udah ijin sama petugas. Tidur dulu aja ya."

"Ngapain sih?"

"Masih ruwet ini, harus belajar ini itu, susah ternyata. Kamu tidur du...."

Rian mematikan sambungan teleponya sepihak. Tiga hari ini Kevin selalu seperti itu, pulang latihan buru-buru, belum sempat Rian menyusul ke kamar, cowo itu sudah rapih berpapasan denganya di lorong asrama. Perasaan dulu pas dia mau buka cafe sama Fajar nggak seruwet ini, apa karna dulu banyakan Fajar yang ngurusin? Entahlah.

Setelah membersihkan dirinya Rian segera merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu. Ia mencoba memejamkan matanya.

Jarum panjang telah menunjukan pukul 10:34 malam. Kevin belum juga pulang, kirim pesan pun tidak.

Baru saja Rian terlelap, derit pintu kamarnya itu membangunkanya lagi. Kevin pulang dengan keadaan lesu. Tapi seulas senyum ia paksakan setelah melihat Rian terbangun dari tidurnya. Kevin pun memeluk pria yang lebih tinggi darinya itu erat,  mengusap-usap punggu lebar itu lembut.

"Maaf ya bangunin kamu." Gumam Kevin, ia menopangkan dagunya di pundak Rian.

Rian menggeleng, "Engga, gue baru aja mau tidur." Kata Rian.

Kevin melepas pelukan mereka. Ia menatap Rian lekat-lekat.

"Kenapa? Kan gue udah bilang kamu tidur aja dulu."

"Ga bisa tidur. Udah buruan ganti baju, cuci muka, sikat gigi, trus tidur." Rian kembali memosisikan dirinya di tempat tidur itu.

Kevin mengela nafasnya, sebelum ia menyusul Rian, berbaring memeluk punggung lebar itu. Ah rasanya Kevin sangat lelah hingga mudah sekali baginya terlelap.

Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang