Bagian 7 ( Persiapan Maulid Nabi )

57 4 0
                                    

Matahari terlihat bersemangat menebarkan cahaya kuning nya, jika ingin menghitam kan kulit cukup berdiri satu jam saja di tengah lapangan.

Pesantren YG Darussalam mempunyai hari belajar Senin sampai Jumat, di hari Sabtu mereka di bebaskan untuk keluar masuk Pesantren, dan di hari Minggu mereka mendapat jadwal bersih-bersih seluruh area Pesantren.

Jam dinding menunjukkan pukul 14.00 siang, Santriwan dan Santriwati sudah selesai gotong royong. Pesantren terlihat cukup hening karena penghuninya enggan keluar.

Hanbin terlihat uring-uringan di pelataran Masjid YG Darussalam. Sambil membaca kitab Ihya' Ulumuddin di tangan, sesekali terlihat menggaruk-garuk kepalanya seperti sedang menghafal sesuatu.

"Mbin, woy mbin" June datang berlari .

"Ape sih, berisik , gue lagi ngafalin nih" sungut Hanbin seraya bangun dari posisi nya.

"Lu di cariin Dongi tuh" kata June ngos-ngos an setelah berlari.

"Hah, Dongi siapa?" tanya Hanbin dengan wajah bloon nya.

"Ketua Siswa kita bang, masa lu ga tau, itu tuh kesayangan nya Pak Kiai," terang June.

"Kurniwan ya, hehe...oh gue tau nya nama dia Kurniawan" jawab Hanbin terkekeh.

" Ngapain dia nyariin gue?" tanya nya lagi.

"Mana gue tau, samperin gih di aula, paling mau ngajakin lu jadi panitia Maulid" June mengambil kitab di tangan Hanbin.

"Lu gak ikut?" tanya Hanbin sambil beranjak ingin pergi.

"Gak, yang di cari kan elu bang" sahut June rebahan dan menutup wajah nya memakai kitab.

...

Hanbin melepas sendal Nippon buluk nya di depan aula. Dari luar terlihat di dalam sudah berkumpul beberapa santriwan .

"Hanbin sini" Dongi melambaikan tangan melihat Hanbin di pintu masuk.

"Ada apa nyariin gue?" tanya Hanbin duduk di samping Dongi.

"Gini Hanbin, dan semua yang ada di sini, kita kan udah masuk bulan Rabiul Awal nih, udah tgl 8, berarti tinggal empat hari lagi 12 Rabiul Awal Maulid Nabi Muhammad SAW kan," Dongi memulai pembicaraan.

"Gue selaku Ketua Siswa saat ini , meminta bantuan semua yang ada di sini untuk menjadi panitia dan semoga dengan ikhlas hati membantu segala keperluan kita buat acara.

Hanbin dan para Santriwan manggut-manggut.

" Tapi gue kan ga ada keterampilan apa-apa" kata Hanbin mengangkat tangan nya.

"Nah, untuk itu Mbin, gue udah bagi tugas semua yang ada di sini, dan kita kekurangan orang buat dekor panggung, setau gue, lue punya banyak temen kan?" tanya Dongi.

" Hmm" Hanbin mengagguk.

"Lue bisa kan ngerayu temen-temen lue buat bantuin, nanti gue ikut deh bicara sama mereka." rayu Dongi.

"Ya deh, nanti kita coba ngomong" sahut Hanbin santuy.

"Urusan panggung juga nanti gue bantu-bantu Mbin," tambah Dongi.

Rapat pun terus berlanjut sampai menemukan kesepakatan. Satu jam kemudian mereka bubar.

Hanbin keluar aula sambil menguap.

"Mbin, tunggu" teriak Dongi mengejar langkah nya.

"Yok gue ikut" ajak nya lagi.

"Kemana?" tanya Hanbin yang mengantuk dan mulai tak fokus.

"Kan mau ngomong sama temen-temen lue" Dongi bicara sambil ngerangkul.

"Oh iya" Hanbin menepuk jidadnya sendiri.

...

Ceritanya udah pada ngumpul nih geng nya Mbin dikamar nya June. Gak tau dah anak-anak kenapa suka nya ngumpul di kamar Junedi padahal berantakan gitu.

Setelah menjelas kan panjang lebar dan tentunya dengan sedikit memohon, Dongi berhasil membuat Bobby, June, Yoyo, Jay, dan Chan yang setelah kejadian di aula beberapa saat yang lalu malah masuk geng nya Hanbin, mengangguk tanda setuju membantu.

"Oke temen-temen mulai besok kita udah mulai nyari bahan - bahan ya." Dongi memberi arahan.

"Sip lah, serahin aja sama kita-kita" jawab Yoyo semangat 45.

"Biar aku sama Yoyo yang kepasar ntar" Chan menawarkan diri.

"Gue , June sama Jay" yang bersih-bersihin sekitar panggung sebelum kita dekor" Bobby juga menawarkan diri.

"Oke, sip, Hanbin besok ikut gue ke rumah Kiai" pinta Dongi.

"Lah, ngapain?" mendengar kata pak Kiai Hanbin takut, secara dia kan salah satu yang sering jadi pembuat onar di pesantren.

"Lue kan ketua dekor Mbin, bantuin gue ngomongin masalah dana Dekor sama Pak Kiai." terang Dongi.

"Ya udah deh... oke". Sahut Hanbin menganggkat jempolnya.

" Yo wes, besok kita mulai kerja, gue balik dulu ya, masih banyak yang mesti gue urus" Kata Dongi sambil berlalu.

"Wah mayan mbin lue kerumah Pak Kiai" bisik June merangkul Hanbin.

"Emang kenapa" tanya Hanbin bingung.

"Ya kali aja bang, bisa ketemu dan ngobrol sama bidadari lue, Humaira" June memberi pencerahan.

"Nih bocah ngajarin Hanbin yang gak-gak aja, Bobby menjewer pelan telinga June.

June berhasil menyesatkan isi kepala Hanbin. Dengan senyum sejuta arti nya, Hanbin mulai merancang sebuah ide.

....

Assalamualaikum Calon MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang