Mey dan Dirga sampai di Bandara Soekarno Hatta. Mereka berdiri di pintu keluar menunggu sepupu Dirga yang sebentar lagi mandarat. Setelah 30 menit menunggu, seseorang itu pun muncul. "Itu dia!" tunjuk Dirga. Mey pun mengikuti Dirga menghampiri sepupunya.
"Hey, Lang!" panggil Dirga. Gilang segera menoleh ke asal suara. Dirga segera memeluk erat Gilang. "Tambah gendut aja loe" ejek Gilang. "Hahaha, enak aja. Gue rajin olahraga kali" protes Dirga. Namun seseorang yang sejak tadi bersama Dirga membeku di tempatnya. Mey tak mampu mengatakan apa pun. Pikirannya tiba - tiba kacau ketika melihat seseorang yang ia tunggu sejak tadi adalah seseorang yang dulu meninggalkannya tanpa kepastian.
Gilang menoleh ke arah Mey yang sejak tadi berdiri di belakang Dirga. Ia sangat terkejut. Dirga menatap Gilang heran. Lantas mengikuti arah padang Gilang. "Oh,, dia Mey. Cewek gue" ucap Dirga dengan bangga. Namun Gilang tak menggubrisnya. Begitu juga Mey yang terdiam menampakan ekspresi terkejutnya. Dirga semakin heran. Dia melihat Gilang dan Mey secara bergantian.
"Mey!" Dirga mendekati Mey. Namun Mey malah memundurkan langkahnya. Lantas ia pun berlari menjauhi Dirga. "Mey!!" panggil Dirga sembari mengejar Mey. Namun Mey tak menghiraukannya. Mey segera memesan taksi yang terpakir di Bandara tersebut. Air mata yang sejak tadi berkumpul akhirnya tumpah juga. Dadanya tiba - tiba sesak. Ia tak bisa lagi menahan tangisnya.
Sementara Dirga kembali ke tempat Gilang menunggu. "Lang, sorry ya. Gue gak tau kenapa tiba - tiba aja Mey pergi" ucap Dirga pada Gilang. Gilang tersenyum tipis. "Gak apa - apa. Gue ngerti kok" sahut Gilang. Dirga kembali menatap Gilang heran. Semudah itu ia memakluminya?
Mey berlari masuk ke dalam rumahnya. Irma yang melihat Mey masuk sambil menangis segera menghadang Mey. "Kenapa sayang? Kamu kenapa nangis?" tanya Irma pada putrinya itu. Mey masih menangis sesegukan. "Ayo sini, cerita sama mama" Irma merangkul Mey lantas duduk di sofa. "Ada apa nak?" tanya Irma semakin khawatir.
"Ma, dia.. dia ma" ucap Mey meracu tak jelas. "Dia siapa? Dirga yang bikin kamu nangis?" tanya Irma semakin Khawatir. Mey menggeleng kuat namun masih terisak. "Lalu siapa nak?" tanya Irma lagi.
"Dia .. Gilang balik lagi ma. Aku gak mau ketemu dia ma. Aku gak mau" Mey menangis sembari memeluk mamanya erat. Irma terkejut mendengar jawaban Mey. Ia mengelus puncak kepala Mey lembut. Berusaha menenangkan putrinya. "Ya udah, kamu istirahat aja di kamar sekarang ya" Irma lantas menuntun Mey kembali ke dalam kamarnya.
Mey meringkuk seraya memeluk lututnya. Ia tak menangis lagi. Ia hanya menatap kosong langit yang mulai menggelap. Sungguh Mey tak menyangka bahwa hari ini akan tiba. Hari dimana ia bertemu lagi dengan Gilang. Bahkan yang lebih mengejutkan bagi Mey adalah Gilang dan Dirga bersepupu. Hal yang tak mampu Mey percaya.
Entah apa yang Dirga fikirkan tentang dirinya ketika Mey meninggalkannya begitu saja di Bandara tadi. Mey tak menjawab semua panggilan juga membalas pesan dari Dirga. Ia tak tau harus mengatakan apa pada Dirga. Saat ini ia benar - benar ingin sendiri.
Sementara di tempat lain, Dirga tengah berusaha menelpon Mey. "Mey, angkat dong telponnya!" gerutu Dirga. Namun tetap saja nada tunggu di jawab oleh suara operator lagi. Ia mengacak - acak rambutnya frrustasi. Tanpa fikir panjang, ia segera meraih kunci mobilnya lantas melaju menuju rumah Mey. Ia sangat khawatir pada Mey. Dirga tak akan bisa tenang jika belum melihat sendiri keadaan Mey.
Tak perlu waktu lama baginya untuk sampai di rumah Mey. Ia segera turun dari mobilnya dan berlari menuju rumah Mey. Berulang kali Dirga mengetuk pintu hingga akhirnya pintu rumah Mey terbuka. Irma berdiri disana menatap Dirga heran. Ini sudah cukup malam namun Dirga malah datang ke rumahnya. "Malam tante" sapa Dirga. Irma hanya mengangguk. "Mey ada tante?" tanya Dirga tanpa basa basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MEMORY ( Lengkap )
RomanceSemua orang pasti memiliki kenangan dan juga masa lalu. Entah itu sedih atau pun senang. Itu adalah hal yang sangat sulit untuk di lupakan. Seperti itulah yang Ameyra Larasati rasakan. Ia begitu sulit melupakan setiap kenangan di masa lalunya. Akank...